webnovel

Masalah Baru

"Di depan ada banyak wartawan," ucap Raymond dengan muka paniknya.

"Hah," ucap Lionel terkejut dengan apa yang di ucapkam Raymond.

"Masa secepat itu?" tanya Lionel kini mulai beranjak dari duduknya.

"Aku tahu apa yang kau pikirkan," sahut Raymond.

"Lebih baik kau diam saja, jangan beri klarifikasi apapun. Karena biasanya orang malah mikir kalau sesungguhnya ini benar-benar aib mu," ucap Raymond.

"Terus aku harus apa?" tanya Lionel makin kebingungan.

"Kau terus sembunyi dari wartawan, biar aku yang hadapi mereka. Nanti aku juga seret nama Dion, kalau dia yang speak up pasti lebih banyak yang percaya kebenarannya," jawab Raymond.

"Ya sudahlah, atur saja gimana baiknya," ucap Lionel pasrah.

"Ini kenapa lama sekali ya," ucap Lionel.

"Langsung ambil tindakan mungkin," sahut Raymond.

"Mungkin saja Moza langsung mendatangi persetujuan sendiri, karena memang orang tuanya masih ada di luar negri," gumam Lionel dalam hatinya.

"Aku ke depan dulu, biat para wartawan pada bubar," ucap pamit Raymond.

"Iya," sahut Lionel singkat.

Raymond mulai melangkahkan kakinya menuju ke depan, baru saja Raymond pergi tiba-tiba Mama Farah datang dengan langkah tegap.

"Mama," ucap Lionel terkejut dengan kedatangan Mamanya dari arah yang berbeda.

Setibanya Mama Farah di hadapan Lionel, ia langsung menampar pipi putra sulungnya itu.

"Plak,".

Lionel langsung menegangi pipinya yang terasa sangat panas itu akibat di tampar Mamanya.

"Mama," ucap Lionel makin terkejut kala Mamanya menampar diriny.

"Mama kecewa sama kau ya Lio," ucap Mama Farah dengan kedau mata yang mulai berkaca-kaca.

"Mama mendidik mu susah payah, sekolah kemana pun Mama turuti, Mama sanggupi. Tapi pada akhirnya hanya menghargai seorang wanita saja kau tak bisa," ucap Mama Farah dengan geramnya.

Untung saja rumah sakit itu lagi sepi, jadi hanya satu dua orang yang melihat kejadian itu.

"Ma, Mama bicara apa?" tanya Lionel yang sebenarnya sudah tahu apa yang tengah di bicarakan Mamanya itu, namun ia ingin mendengar kata itu keluar dari mulut Mamanya sendiri.

"Kau sudah menghamili Moza, iya kan?" tanya Mama Farah, lirih.

"Pantas saja Moza cepat-cepat ingin menikah dengan mu, tapi kau malah bilang belum siap. Sebenarnya kau itu mau lari dari tanggung jawab apa gimana Lio?" tanya Mama Farah makin geram.

"Dan hari ini kau buat heboh gara-gara kau bawa keluar Moza dari kantor mu dalam keadaan pendarahan, apa yang kau lakukan Lio. Kau bunuh darah daging mu sendiri?" tanya Mama Farah kembali.

"Astaga," ucap Lionel sembari menghembuskan nafas beratnya.

"Mama duduk dulu, Lio jelaskan yang sejelas-jelasnya," sahut Lionel berusaha tenang agar Mamanya juga ikut tenang.

Mama Farah pun juga mulai menghembuskan nafas beratnya, setelah itu ia mulai duduk dengan perlahan.

"Lio jelaskan Ma," ucap Lionel kini ia mulai duduk di samping Mamanya.

"Lio tak pernah melakukan hal terlarang itu sama siapapun termasuk Moza," ucap Lionel dengan tenang dan jelas.

"Lio memang suka pergi ke club Ma, tapi seumur-umur Lio belum pernah berujung ke ranjang," sambung Lionel.

"Kau jangan coba-coba membohongi Mama ya," sahut Mama Farah dengan nada serius.

Melihat Mamanya belum percaya juga, terpaksa Lionel membuka foto-foto dan video aib Moza.

"Mama lihat sendiri, apa Mama yakin janin yang di kandung Moza saat ini anak Lio," ucap Lionel sembari menyodorkan ponselnya yang sudah terbuka itu.

Mama Farah mulai melihat foto-foto itu, baru melihat foto-foto saja Mama Farah langsung menutup mulutnya.

"Ini Moza?" tanya Mama Farah sangat terkejut sebab laki-laki yang bersama Moza itu bukan Lio.

"Iya lah," jawab Lionel dengan cepat.

"Ternyata dia sudah selingkuh di belakang ku, dan aku baru tahu tadi malam Ma," ucap Lionel sembari mengerutkan kening.

"Tempat ini Mama rasa tak asing lagi," ucap Mama Farah mulai melirik Lionel.

"Iya Mama pernah kesana sama Lio pas tempat itu belum buka," sahut Lionel.

"Itu tempat hiburan malam punya nya Dion Ma," ucap Lionel dengan jelas.

"Benar kau tak melakukan itu Lio?" tanya Mama Farah kembali, dengan menatap kedua mata Lionel dalam-dalam.

"Benar Ma, Lio tak melakukan itu," jawab Lionel dengan tenang dan jelas.

"Dari matanya, memang Lionel sedang tak berbohong. Aku tahu kapan dia bohong kapan dia jujur," ucap Mama Farah dalam hatinya.

Lionel mulai melirik ponselnya yang masih di bawa Mama Farah.

"Mama masih lihat foto, belum lihat video nya?" tanya Lionel sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Video?" tanya Mama Farah balik.

Lionel langsung membukakan video bukti aib Moza, saat video itu mulai di putar Mama Farah kembali terkejut.

"Benar, dia melakukan itu," ucap Mama Farah dalam hatinya.

"Tapi bukan dengan anak ku," sambung Mama Farah dalam hatinya.

"Terus kenapa Moza ke kantor mu, kenapa juga dia bisa pendarahan begitu?" tanya Mama Farah kembali menatap Lionel sembari mengerutkan keningnya.

Lionel lagi-lagi kembali menghembuskan nafas beratnya.

"Biasa lah Ma, dia kan gila. Kemarin bilang putus, tapi besoknya datang seolah tak ada masalah apa-apa," jawab Lionel.

"Yang membuat dia begini gara-gara dia berantem dengan ku Ma, gara-gara masalah ini," ucap Lionel kembali, ia mulai melirik ponselnya.

"Terus dia jatuh?" tanya Mama Farah mulai menebak apa yang terjadi.

"Iya," jawab Lionel lirih.

"Makanya aku tetap menunggu di sini Ma, karena aku jadi penyebab dia pendarahan. Aku tak mungkin lagi dari tanggung jawab Ma, ini salah ku aku takut dia kehilangan bayinya ya walaupun itu bukan bayi yang di harapkan," sambung Lionel.

Tiba-tiba Mama Farah mulai beranjak dari duduknya.

"Mama mau ketemu Dion," ucap pamit Mam Farah.

Lionel pun ikut beranjak dari duduknya.

"Mama mau Lio antar?" tanya Lionel dengan cepat.

"Tak perlu, kau tunggu saja di sini. Kalau kau keluar yang ada kau di serbu wartawan," ucap Mama Farah sembari mengelus lengan Lionel.

"Baik Ma," sahut Lionel.

"Mama pergi dulu," ucap pamit Mama Farah kembali, kini ia mulai melangkahkan kakinya menuju keluar dari rumah sakit itu.

"Seharusnya aku lebih tahu karakter anak ku, tapi aku masih saja ragu. Masalah ini begitu rumit, aku harus segera cari bukti lagi," ucap Mama Farah dalam hatinya.

Tak lama Mama Farah tiba di tempat parkir, ia langsung masuk ke dalam mobil.

"Kita ke rumahnya Dion Pak," ucap Mama Farah pada supir pribadinya itu.

"Baik Nya," sahut supir itu dengan cepat melajukan mobilnya keluar dari kawasan rumah sakit itu.

Terlihat masih banyak wartawan di depan lobi tengah di tangani Raymond, namun saat melitas tak ada satu pun yang tahu kalau di dalam mobil itu ada Mama Farah.

Next chapter