webnovel

Memulai Perjalanan

Kemudian Andi pun berniat untuk minta tambahan uang untuk belanja kepada Haji Djarot.

"Pak Aji, Aku berencana belanja barang ke Jember," kata Andi kepada juragannya yang terlihat sedang mengecek nota barang dagangannya.

"Ya udah sana jalan," sahut Haji Djarot.

"Gini Pak Aji, aku mau minta tambahan modal buat belanja, soalnya aku berencana bawa truk, biar tidak rugi di ongkos oprasional," terang Andi.

"Emang kamu udah ada truknya?" lanjut Pak Haji Djarot.

"Ya Udah dong Pak Aji," jawab Andi.

Andi memang berencana mau sewa truk Expedisi Nya Mekar Jaya.

Salah satu jasa pengiriman barang terbesar di kota Surabaya.

"Kamu butuh tambahan uang berapa?" tanya Haji Djarot.

"Dua puluh juta Pak Aji," jawab Andi.

Haji Djarot pun segera memberi nota bon kepada Andi.

"Sana minta uang didalam," ucap Haji Djarot sambil memberikan nota bon pada Andi.

Dan setelah mengambil uang Andi pun segera bilang ke Fajar.

"Gimana Jar ikut gak ke Jember?" tanya Andi.

"Iya lah ikut," balas Fajar.

Tidak lama kemudian Andi dan Fajar pun bergegas ke kantor ekspedisi Mekar Jaya untuk sewa truk.

Dan setelah selesai menyelesaikan administrasi dan pembayaran sewa mereka berdua pun segera bertolak ke Jember.

Tepat pukul dua siang mereka berangkat, sedangkan perjalanan dari Surabaya ke Jember kalau bawa truk bisa memerlukan waktu enam sampai tujuh jam tergantung padat enggak nya jalan.

Ditengah perjalanan Fajar pun mencoba menanyakan soal Novi ke Andi.

"Gimana hubunganmu dengan Novi," tanya Fajar.

"Gak tau lah Jar, gak jelas," jawab Andi dengan raut muka agak terlihat sedih.

Andi pun bisa memahami dengan perasaan sahabatnya tersebut, yang memang sangat cinta banget dengan Novi.

"Kenapa gak kamu telpon?" Saran Fajar.

"Nomor ku kan udah diblokir oleh Novi,"

"Oiya ya," sahut Fajar yang terlihat lupa.

"Aku sebenarnya juga merasa bersalah telah membuatnya hamil, habis aku berpikir dengan begitu dia mau menerima aku untuk jadi suaminya," terang Andi.

"Gak taunya eh ... malah jadi kaya gini, Novi emang gak suka dengan aku, ternyata dia cuma menganggap aku tidak lebih dari tamu-tamunya yang lain yang apabila telah selesai dilayani ya udah selesai," lanjut Andi.

"Memang Akunya yang terlalu berharap lebih," ucap Andi mengakhiri curhatannya.

Sementara Fajar yang sejak tadi hanya diam setia mendengarkan curhatan sobatnya itu terlihat menghela nafas panjang, seakan ikut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh Andi.

Beberapa saat mereka berdua terdiam hanyut dalam pikiran dan perasaan masing-masing.

Namun meski hati sedang dalam suasana pilu kesigapan Fajar dalam mengemudi tetap terjaga, terbukti ketika tiba-tiba dari arah depan ada pengendara motor yang terlihat oleng karena membawa boncengan yang berlebihan.

Toot .... Suara klakson Andi memberi kode kepada pengendara motor tersebut, sambil membanting kemudi ke kiri hingga sampai truk nya turun dari aspal.

"Hoe sialan loh!" Teriak Andi yang terlihat sangat kaget.

"Bawa barang gak kira-kira," gerutu Andi.

"Kira-kira kita nyampe jam berapa di Jember nanti?" Tanya Fajar.

"Jam delapan nyampe, Wong cuma di Semboro sini kok," jawab Andi.

Sudah tiga jam dalam perjalanan, dan mereka pun baru memasuki kabupaten Probolinggo, masih kurang dua kabupaten lagi, yakni Probolinggo dan Lumajang, baru setelah itu sampai di Jember.

Disaat masih sedang ngobrol tiba-tiba HP Fajar berbunyi tanda ada chat masuk, segera Fajar membuka nya,dan tidak disangka-sangka ternyata Novi yang telah mengirim pesan lewat chat WhatsApp.

"Sore Jar," sapa Novi.

"Sore juga, gimana Nov, kamu sekarang dimana?" Balas Fajar balik tanya.

Tau di tanya Fajar tentang posisinya Novi pun langsung menghubunginya lewat video call.

Tau kalo di video call oleh Novi Fajar pun tidak berani angkat, dia tau pasti baik Novi maupun Andi tidak menyukainya.

Untuk Novi pasti akan jadi males kalau tau Fajar lagi bareng sama Andi, sedangkan Andi pasti akan merasa cemburu kalau tau kalau yang menelpon Fajar adalah wanita yang sangat dicintainya.

Tidak mau Ponselnya terus berbunyi terpaksa Fajar pun langsung me reject panggilan Novi.

Tau kalau panggilannya di reject Novi pun jadi bertanya-tanya.

'Kenapa Fajar kok me reject panggilanku?' Tanya Novi dalam hati.

Karena masih penasaran, Novi pun mencoba untuk menghubungi ulang, tapi untuk kedua kalinya panggilannya di reject oleh Fajar.

Merasa kalau Fajar gak mau ditelpon akhirnya Novi pun berhenti menghubungi dan langsung me non aktifkan ponselnya.

Dan Fajar sendiri langsung merasa gak enak dengan Novi, lalu Fajar pun men silent ponselnya, dan setelah itu mencoba mengirim pesan chat kepada Novi.

Namun setelah dikirim pesannya terlihat belum diterima oleh Novi, Fajar pun mengirim ulang chat nya, dan tetap belum diterima oleh Novi.

'Apa Novi telah mematikan HPnya? Apakah dia marah?' Tanya Fajar dalam hati.

Fajar pun merasa gak enak dengan Novi dia pun mencoba memberanikan diri untuk menelpon sahabat perempuan nya itu, ya, Fajar masih ingat dan bahkan masih merasakan kejadian beberapa hari yang lalu itu.

Dan benar saja begitu Fajar menelpon Novi nomornya memang telah tidak aktif.

'Dasar Cewek mudah sekali baper' Gumam Fajar dalam hati.

Karena masih merasa gak enak dengan Novi takut dikira kenapa-kenapa akhirnya Fajar pun memberanikan diri untuk mengirim Foto selfie yang juga memperlihatkan Andi, dengan maksud supaya Novi tau kenapa dia kok me reject panggilannya.

Sementara Andi yang sejak tadi masih sibuk dengan kemudi terlihat tidak begitu memperdulikan dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan Fajar tersebut.

Dan setelah perjalanan hampir enam jam berlalu akhirnya mereka berdua pun memasuki kabupaten.

Sambil melihat chat nya yang sudah di contreng biru yang berarti foto selfie-nya telah dilihat oleh Novi, Fajar pun sudah merasa lega, karena dengan begitu setidaknya Novi sudah tau kenapa dirinya tadi me reject panggilannya.

Dan andai setelah tahu si Novi kok masih keki dengannya Fajar pun merasa tidak mau ambil pusing, terserah Novi.

Tidak berselang lama tibalah Mereka berdua ditempat pengepul buah di Jember, setelah memarkirkan truk nya Andi pun segera turun dan langsung menanyakan ada enggak nya barang dagangan.

"Malam Bos, gimana ada barang gak?" Tanya Andi pada pengepul.

"Ada cuma gak banyak, paling cuma dua ton," jawab pengepul.

"Wah nanggung itu bos, aku butuh enam ton," jawab Andi.

"Ada di Banyuwangi kalau mau," lanjut pengepul memberi tahu.

"Iya lah aku juga punya langganan di sana, Ya udah lah bos aku tak langsung ke Banyuwangi biar cepat beres," ucap Andi berpamitan.

"Aku kalau di Banyuwangi sudah pasti ada karena di sana buah sangat melimpah," ucap Fajar sambil menjalankan truk nya.

Bersambung.

Next chapter