Hati Haji Somad menjadi resah, kepikiran dengan anaknya yang sedang ditahan Polisi, sebenarnya beliau belum tau dengan jelas dengan kasus yang sedang di alami oleh Anaknya tersebut.
Namun, meski hatinya sedang resah beliau tidak ingin memperlihatkannya, Haji Somad tetap berusaha tegar dan memasang wajah ceria, terlebih lagi saat ini beliau sedang bersama dengan seorang habib.
Haji Somad melihat jam ditangannya dan waktu masih menunjukkan pukul 8 pagi, sedang pesawat nya nanti terbang pukul dua siang WITA, karena perjalanan dari Makasar ke Surabaya memerlukan waktu satu jam lebih empat puluh lima menit.
Sementara itu di Kantor Polisi setelah Fajar yang menjalani pemeriksaan maka terus dilanjutkan pemeriksaan terhadap Novi, dengan pertanyaan yang tidak jauh berbeda dengan yang ditanyakan kepada Fajar.
Selama diperiksa, Novi pun memberi jawaban yang terkesan sama dengan yang diberikan oleh Fajar, yaitu sama-sama ingin memposisikan sebagai korban, mulai dari tidak ikut mabok, dia korban pelecehan, dan lain-lain, bahkan Novi pun juga berencana mau menuntut pertanggung jawaban dari Fajar.
Dan setelah di kroscek kan jawaban dari keduanya maka untuk sementara Polisi menyimpulkan bahwa Fajar lah yang terbukti salah dan Novi sebagai korban.
Dengan demikian denda yang semestinya dibebankan kepada Novi maka harus ditanggung oleh Fajar.
Jadi denda yang harus dibayar oleh Fajar yang semula cuma enam juta sekarang menjadi delapan juta karena ditambah dengan denda mesum Novi yang dilakukan ditempat umum yang bernilai dua juta, sedang untuk mabok Novi tidak terbukti melakukan, dan denda SIM karena dia bukan pengemudi.
Setelah selesai pemeriksaan dan Polisi juga sudah mencetak surat BAP dan putusan, maka Fajar dan Novi pun diberi salinannya untuk dibaca dan dipahami.
Bagi Novi setelah membaca salinan pemeriksaan dan putusan dia cukup bisa menerima, meskipun dia berharap bisa bebas dari semua tuntutan denda, tapi Penyidik memberi putusan yang beda, karena untuk masalah Novi yang memposisikan dirinya sebagai korban itu tidak bisa diterima oleh Penyidik, karena tidak ada bukti yang menguatkan bahwa Novi adalah seorang korban pelecehan seperti yang dikatakan olehnya.
Setelah semuanya selesai maka untuk sementara waktu sambil menunggu datangnya keluarga dan dibayarnya denda, Novi dan Fajar pun dimasukkan kedalam sel yang berbeda.
Sementara, di Makassar waktu telah menunjukkan pukul satu siang WITA, Haji Somad dan Habib pun telah selesai melakukan check -in di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makasar.
Beliau berdua pun langsung menuju ruang tunggu VIP, sesuai dengan pesawat yang mereka pesan.
Dan setelah tiga puluh menit menunggu, panggilan untuk segera masuk Pesawat pun tiba, dan Beliau berdua pun segera bergegas masuk kedalam pesawat.
Tepat pukul dua siang pesawat garuda Boeing 737 jurusan Makasar - Surabaya pun lepas landas.
Meski hati dipenuhi kegelisahan Haji Somad masih tetap bisa untuk menutupi nya, terbukti selama penerbangan Beliau terlihat masih bisa berbincang-bincang dengan sang Habib sambil menikmati makanan yang disuguhkan oleh awak kabin.
Terbang dengan pesawat kelas VIP memang sangat nyaman, jarak tempuh yang memakan waktu hampir dua jam pun tidak begitu terasa.
Hingga akhirnya terdengarlah peringatan bahwa waktunya pesawat landing telah tiba.
Dan setelah pesawat berhenti dengan sempurna para penumpang pun segera turun tak terkecuali Haji Somad dan Habib.
Terlihat Haji Somad sedang menelpon Pak Rohman, Pegawainya yang disuruh untuk menjemput, dan benar saja begitu Haji Somad dan Habib keluar dari Bandara Pak Rohman dengan mobil Pajero Sport pun telah siap menunggu.
"Assalamu'alaikum ...." ucap Habib memberi salam pada Pak Rohman.
"Wa'alaikumsalam ...." sambut Pak Rohman dengan langsung menyalami Habib dan juragannya itu.
"Udah nunggu lama Pak?" tanya Habib dengan senyum.
"Enggak kok bib, baru saja saya datang," jawab Pak Rohman.
"Ya ... syukurlah," balas Habib.
"Langsung ke Hotel Pak ya ..." pinta Haji Somad.
"Iya Pak, siap," jawab Pak Rohman.
Setiba di hotel Haji Somad pun langsung mengantarkan Habib ke kamar yang telah dipesan.
Kemudian setelah itu Haji Somad pun mempersilahkan sang Habib untuk istirahat agar supaya nanti pas pengajian telah fit kembali.
Lalu Haji Somad segera minta izin ke Habib untuk pulang ke rumah dan akan menjemput kembali nanti malam pas pengajian akan dimulai.
Setelah keluar dari Hotel Haji Somad pun langsung pulang ke rumah dan setelah tiba Beliau pun segera menanyakan kejadian sebenarnya kepada istrinya.
"Sebenarnya gimana kejadiannya?" Tanya Haji Somad.
"Kemarin itu setelah Ayah berangkat, Fajar minta izin untuk bawa mobil untuk antar teman pulang ke Malang, sebenarnya sudah Ibu larang namun seperti biasa Fajar tetap aja maksa," terang Ibu.
"Terus kok bisa ditangkap Polisi?" Lanjutnya.
"Katanya sih terkena razia," jawab Istrinya.
"Lha terus kira-kira Ayah kapan mau jemput Fajar?" Lanjut Ibu Eni bertanya.
"Ya besok setelah ngantar Habib saya langsung jemput dia," balas Haji Somad.
"Ibu ikut ya Yah?" pinta Bu Eni
"Iyalah," jawab Pak Haji Somad.
Dan begitu malam tiba, tepatnya jam delapan Haji Somad pun menjemput Habib dari Hotel dan langsung mengantarkan ke lokasi pengajian.
Habib mendapat giliran ceramah yang kedua tepatnya sekitar pukul sepuluh malam beliau mulai memberikan tausyiahnya.
Dan setelah dua jam tepat pukul dua belas malam Habib telah selesai memberi ceramah, dan setelah selesai makan malam Haji Somad pun langsung mengantarkan Habib kembali ke hotel.
Keesokannya sesuai dengan yang telah direncanakan Haji Somad pun langsung mengantarkan Habib ke Bandara dan setelah bersalaman dengan Habib beliau pun langsung berpamitan.
"Maaf ya Bib saya tidak bisa menemani Habib sampai ke rumah," ucap Haji Somad sambil bersalaman.
Nampak Haji Somad memberikan amplop yang lumayan tebal kepada sang Habib.
"Ah gak papa, saya juga banyak terimakasih kepada Pak Haji atas semuanya," balas Habib.
"Ya udah Pak Haji, saya akan segera masuk Bandara lagi, Makasih ya assalamu'alaikum..." ucap Habib berpamitan.
"Minta doa nya ya Bib ..." pinta Haji Somad.
"Barakallah ...." balas Habib sambil menengadahkan tangan.
"Aamiiin ..." ucap Haji Somad mengamini.
"Wa'alaikumsalam Bib ..." balas Haji menjawab salam.
Setelah Habib masuk Bandara Haji Somad pun segera bilang ke istrinya.
"Ayo Bu kita langsung berangkat jemput Fajar," ajak Pak Haji.
"Ayo," jawab dengan menggendong si kecil Fina.
Baik Haji Somad maupun Bu Eni tidak banyak bicara selama perjalanan ke Malang.
Nampak dari wajah keduanya terlihat jelas orang yang sedang susah.
Ya, orang tua mana yang tidak susah jika tau anaknya ditahan Polisi.
Setelah menempuh perjalanan hampir empat jam akhirnya sampailah Haji Somad dan Bu Eni di Kantor Polisi tempat dimana Anaknya tersebut ditahan.
Dan setelah sampai Haji Somad dan Bu Eni langsung menuju ke pos jaga dan langsung menanyakan keberadaan Fajar anaknya tersebut.
"Selamat siang Pak ..." sapa Haji Somad.
"Siang ... ya Pak, ada yang bisa dibantu?" jawab Polisi setengah bertanya.
"Betul Pak saya mau ketemu Anak yang bernama Fajar apa benar ditahan disini?" Tanya Haji Somad lagi.