webnovel

Lupakan Dunia dan Rasakan Nirvana

"Hahahahaha..." Leo tertawa terbahak-bahak setelah dia mendengar kata-katanya.

Dia menatap Adolf seperti sedang menatap seorang idiot yang paling bodoh.

"Nak, bahkan jika kau ingin membual, setidaknya batasi kata-kata mu, kau pikir siapa kami ini?"

"Bukankah sudah kukatakan, kalian hanya sekelompok sampah yang ditakdirkan untuk menjadi antek."

"..."

Uhuk... Uhuk... Uhuk...

Pemuda yang terluka itu tiba-tiba batuk, dia mencoba merangkak, tapi dia tidak bisa bertahan lebih dari sedetik sebelum jatuh lagi. Tubuhnya lunak seperti karet.

Namun, dia masih berhasil mengangkat kepalanya.

Dia menatap ke arah Basile yang dikelilingi awan dan membuka mulutnya untuk berbicara. Sayangnya, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.

"Hehehehe," Adolf tertawa.

"Jadi, apakah kamu tidak mau membayarnya setelah memerintahkannya melakukan hal bodoh itu?" Tanya-nya pada Basile.

Yang terakhir merajutkan alisnya untuk sesaat, tapi kemudian dia melemparkan sebuah tas kecil ke pemuda itu.

Dia jelas bingung mengapa pemuda itu masih hidup. Meskipun Leo menendangnya dengan kekuatan kecil, tapi mengingat perbedaan kultivasi mereka, kekuatan Leo seharusnya cukup untuk membunuhnya hingga sepuluh kali.

Leo dan Edgar kemudian menatapnya dengan ekspresi aneh. Leo bertanya, "kamu yang memerintahkannya untuk melakukan itu?"

Dia tidak menjawab, sebaliknya, dia menatap Adolf.

Sayangnya yang terakhir tidak menatapnya lagi. Sekarang dia sedang menatap Fairy Moon. "Girl, sembuhkan dia." Dia memberinya perintah sekali lagi.

Fairy Moon lalu menatap Snow sementara Snow menatap beberapa orang di belakangnya.

"Sembuhkan dia." Dia mengulangi perintah Adolf pada mereka.

Diberi perintah oleh Snow, mereka secara alami tidak berani membantah, mereka dengan cepat meletakkan pemuda itu di tandu sementara beberapa murid yang berprofesi sebagai dokter mulai memberi pengobatan kepadanya.

Pada saat yang sama, mereka mulai melanjutkan perjalanan.

Karena masih belum tahu identitas Adolf, Leo dan yang lainnya hanya bisa bertanya pada orang-orang.

Mereka tentu saja tercengang setelah mereka mendengar tentang bagaimana Adolf muncul dan hal-hal yang telah dia lakukan.

"Apakah dia benar-benar hanya manusia fana?" Edgar bertanya dengan ragu.

"Tidak ada keraguan," jawab Leo. "Dia bahkan tidak bisa berjalan."

"Leo, mengapa tendangan mu tidak membunuh pria itu?" Basile kemudian bertanya.

Leo menatapnya dan menggelengkan kepalanya. "Aku sangat marah saat itu, kekuatan tendangan ku jauh lebih kuat daripada yang kau duga, aku juga tidak tahu mengapa dia masih hidup."

"Apakah Fairy Moon diam-diam melindunginya?"

"Tidak, aku tidak merasakan ada kekuatan yang keluar dari tubuhnya. Meskipun dia lebih kuat dariku, tidak mungkin aku tidak bisa mendeteksi kekuatannya," jawab Edgar.

"Well, sekarang kita gagal mengirimkan surat undangan Abellard."

"Jangan khawatir, lagipula, dia masih belum pergi dari kota ini."

"Bagaimana dengan bocah itu?"

"Hmph, biarkan dia bersenang-senang beberapa waktu lagi, saat Fairy tidak ada di sisinya, kita bisa membunuhnya."

"Aku ingin memakannya hidup-hidup."

"Dia mungkin akan pergi bersama Fairy ke Akademi Dewa dan Iblis, jika kita tidak bisa membunuhnya di sini, kita masih bisa membunuhnya di sana." "Bagaimanapun, tidak mungkin Fairy menghabiskan waktu menemaninya di sana, dia pasti akan menggunakan waktunya untuk belajar."

...

Sepanjang jalan, Adolf masih memegang tangan Fairy Moon sehingga murid-murid yang mengikuti di belakang mereka hampir pingsan karena cemburu.

Mereka ingin menangis saat mereka melihat Fairy yang sesekali sedikit tersipu.

"Siapa namamu?" Adolf tiba-tiba bertanya.

Nama Fairy adalah sesuatu yang tidak diketahui oleh siapapun, dan tidak ada yang berani bertanya. Meski mereka tidak menyukai Adolf, pertanyaannya membuat mereka menutup mulut mereka agar mereka bisa mendengar jawaban Fairy dengan jelas.

Mereka tidak tahu apakah dia akan menjawab pertanyaan Adolf, tapi karena Adolf tidak memiliki kultivasi, dia tidak bisa memberitahunya melalui transmisi suara, dia hanya bisa berbicara secara langsung.

Tapi tindakan Fairy Moon selanjutnya membuat mereka lebih tercengang, dia melihat sekeliling sebentar, setelah itu, dia tiba-tiba mendekatkan mulutnya ke telinga Adolf.

"Miya de Luna," dia berbisik.

"Oh, nama yang sangat indah," ucap Adolf.

"Itu persis sama dengan nama Dewi Bulan."

"Dewi Bulan?"

Orang-orang di belakang tercengang, tapi mereka dengan cepat menunjukkan ekspresi bingung.

Tidak ada dari mereka yang tidak tahu siapa Dewi Bulan. Meskipun dia bukan supreme, tapi dia adalah istri Invincible Supreme, yang diakui sebagai supreme terkuat hingga sekarang.

Namun, meski Dewi Bulan sangat terkenal, sayangnya tidak ada yang tahu siapa namanya.

Tunggu!

Mengapa dia mengatakan kalau nama Fairy Moon sama dengan nama Dewi Bulan, apakah dia tahu nama Dewi Bulan?

"Hmph.." pria yang sebelumnya melemparkan kapak ke Adolf mendengus dingin.

"Dia hanya membual untuk menggoda Fairy, jangan percaya kata-katanya. Bagaimana seorang manusia fana tahu nama Dewi Bulan ketika para supreme tidak tahu."

Kata-katanya membuat orang-orang akhirnya sadar.

"Ternyata begitu, bocah ini juga sangat licik."

"Tapi apakah dia berpikir Fairy akan tertipu oleh trik bodoh itu."

Ya, dia tidak tertipu, tapi saat ini dia menatap Adolf dengan lebih heran.

Orang lain tidak tahu nama Dewi Bulan, tapi dia tahu.

Dia menarik nafas untuk menenangkan dirinya.

Meski ingin bertanya, dia akhirnya memilih untuk tidak melakukannya ketika dia melihat Adolf mengamati tangannya lagi.

Dia memiliki banyak rahasia, dari latar belakang dan masalah kultivasi yang dia miliki, tapi Adolf sepertinya tahu segalanya.

Mereka kemudian tiba di depan sebuah bangunan tiga lantai yang terbuat dari batu bata yang belum dicat.

Batu bata itu sudah menghitam, mereka tampaknya sudah ada sejak lama sekali.

Di atas pintu masuk bangunan itu, ada kaligrafi yang sangat indah.

(Bebek Nirvana)

Di bawah kaligrafi itu, tertulis kata-kata.

(Lupakan dunia dan rasakan nirvana.)

Next chapter