Dia menjadi pengelola di sana. Pantas dia sangat jago membuat kopi.
Dari segelas kopi yang hangat ini, lahirlah banyak cerita, banyak padangan, hingga berakhir pada kekhilafanku. Aku melakukan hal yang aku tahu akan menyakitkan hati kekasihku. Namun hujan terlalu deras, aku hanyalah lelaki yang kini memilih menjadi lelaki bangsat.
Pulang ke kotaku selalu terasa hangat. Aku akan ditunggu oleh kekasihku di bandara. Dia sudah tak peduli lagi pada pandangan orang. Sejak dengan diriku. Dia begitu merasa bebas. Bahkan mengecup pipi, juga terkadang bibirku di bandara dia sama sekali tidak merasa risih sama sekali. Hal yang kuakui masih tidak wajar untuk di negara ini. Namun peduli apa, kekasihku adalah wanita yang sudah gila karena cinta.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com