Arsyad masih terdiam di pojokan dapur, sorot matanya lurus dengan tatapan kosongnya yang melihat ke apartemen yang kini sudah berantakan, matanya juga memerah setelah ia menangis cukup lama.
Ia bingung, sangat bingung. Setelah kejadian ini, apakah Reno bisa memaafkannya?
Arsyad tidak yakin.
Setelah hampir satu jam duduk terdiam di pojokan dapur, perlahan Arsyad mulai bangkit dari duduknya. Ia berjalan menuju kamarnya, mengambil hpnya di sana dan melihat jam yang semakin sore serta ada beberapa pesan yang masuk ke sana.
Menghela napasnya panjang, kemudian Arsyad berjalan lagi menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan juga menenangkan dirinya dengan berendam air hangat di bathup. Selesai itu, kembali Arsyad berpakaian sekenanya dan keluar lagi dari kamar apartemennya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com