"Dia adalah orang yang selalu menjaga gue, baik itu diri maupun kebahagiaan gue, berbeda dengan lo!" Ingatan Prisya kembali mengarah kepada Dika.
"Apa gue kurang membuat lo bahagia?" tanya Marsell yang sama-sama sudah terpancing emosinya.
"Lo bukan kurang membuat gue bahagia, tapi karena lo gue kehilangan kebahagiaan gue!" jelas Prisya yang penuh penekanan di akhir kalimatnya.
"Kehilangan kebahagiaan? Maksudnya apa?" Sampai saat ini Marsell masih tidak mengerti dengan maksud dari kalimat tersebut.
"Dasar cowok bego! Gak punya hati! Gak punya perasaan!" teriak Prisya dengan begitu frustrasi.
Karrel melangkahkan kakinya mendekat ke arah Prisya, dia tidak ingin kalau emosi yang sudah memuncak dalam diri Prisya membuatnya sedih dengan begitu mendalam.
"Jangan berpikiran kalau gue tidak tahu siapa lo yang sebenarnya!" larang Prisya dengan napas yang sudah mulai terengah-engah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com