webnovel

Green Dragon War of Three Kingdom

War
Ongoing · 9.5K Views
  • 3 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Chapter 1Chapter 1 Yellow Turban.

Saya melihat darah dari kepala itu mengalir ke arah mana.

Saat menelusuri bercak darah tersebut terlihat di sekitarnya terdapat banyak mayat yang tergeletak di sekitarnya, hingga sampai keluar dari hutan.

Dan ketika keluar hutan, dan setelah terkena silau oleh sinar matahari.

...

Sesuatu yang mengerikan terlihat dan terpampang di hapannya.

Terlihat sebuah perkemahan yang sudah sangat hancur berantakan, ada beberapa tenda yang ambruk, dan kebanyakan ada yang hangus sebagian, dan juga ada yang hangus dan rusak hingga tidak berbentuk.

Banyak mayat tergeletak dimana mana, seperti yang sebelumnya, ada beberapa mayat yang tidak memiliki kepala, dan di tubuh mayat mayat ini banyak tertancap pedang, dan tombak, serta saking kacaunya ada beberapa mayat yang tertutup oleh abu bahkan disinari oleh mentari pagi pun, bukannya memberi cahaya kedamaian melainkan menunjukan awalnya kekacauan, seakan akan takdir menyampaikan hal buruk terhadap nasib yang akan menimpa saya kedepannya.

Saya pun langsung berjalan jalan sembari melihat sekeliling sembari mencari tahu apa yang menyebabkan ke kacauan ini sekaligus merampas harta para mayat, setidaknya dapat membuat saya bisa membeli sesuatu, tidak masalah kan kalo hanya beberapa yen.

...

Setelah saya mengeledah beberapa mayat saya menemukan banyak keanehan yang baru saya sadari ketika melihat mayat mayat ini ternyata pakaian yang di kenakan oleh mereka, tidak pernah sama sekali seumur hidup, saya melihat pakaian yang??, terlihat kuno mungkin atau terlalu tradisional mungkin karena jika memang ini di jepang, saya sama tidak yakin bahwa jepang mengenakan pakaian seperti ini.

Selain para mayat ini mengenakan pakaian yang sangat kuno, warna pakaian yang di kenakan para mayat ini beberapa kebanyakan berwarna kuning, dan juga beberapa warnanya acak bahkan lebih simpel dari para mayat yang berwarna kuning (Berpakaian berwarna kuning), bahkan beberapa mayat kuning ini mengenakan armor yang di tutupi oleh pakaian kuning mereka yang tentunya yang sudah di tutupi oleh darah yang sudah mengering.

Dan setelah menganalisa keadaan dari para mayat yang ada di hadapannya saya pun mulai mengambil sesuatu yang menurut saya bermanfaat dan tentunya uang, karena saya yakin mau di mana pun tempatnya uang adalah nomor satu, Hal itu pula disebabkan karena uang yang saya bawa tidak terlalu cukup untuk menyewa tempat tinggal atau membeli pakaian hal itulah yang akan menguras keuangan saya, memang dengan tubuh saya saat ini saya memang bisa hidup bahkan tanpa tidur atau pun tak perlu mengenakan pakaian karena memang tidak ada kemaluan ataupun tubuhnya yang tidak perlu di tutupi, meskipun dirinya dapat merasakan kedinginan atau pun kehangatan dari matahari yang mulai naik ke atas saya, dan juga tubuhnya terlalu keras untuk tergores oleh sesuatu dengan kata lain saya bisa saja tidak harus mengenakan pakaian di tubuh saya, dan bisa bebas tanpa harus memikirkan biaya sehari hari.

Namun, meskipun begitu ada satu hal yang masih belum hilang dari sifat kemanusiaan saya yaitu, menjadi buruk, dan nampak buruk, saya tetap tidak ingin menjadi mahkluk yang tidak bermoral dan tidak memiliki tata krama,...

...

Saya baru sadar ketika memikirkan apa pentingnya uang untuk kehidupan saya, saya sama sekali tidak merasakan apapun ketika berada di sekitar mayat mayat ini, saya pun melihat ke arah hutan.

"Sepertinya gue bakalan mojok di sana sembari jongkok, dan menutup wajah ku berharap bahwa ini semua mimpi atau mungkin gue bakalan lari kembali ke tempat suram itu, sembari ketakutan..., Hmm??"

"Koin ??, gak ada lembaran?!, Hah~~, kira kira ini dapet 1000 atau 2000 Yenanlah."

Ketika saya mengambil koin dari pakaian para mayat,... saya terdiam kaku melihat koin yang berada di tangan saya. Saya terdiam hampir kira kira setengah jam hanya untuk melihat koin yang saya dapat di tangan saya.

Bukan karena saya ketakutan terhadap mayat yang ada dihadapan saya melainkan koin yang saya pegang bukanlah 500 yen, 100 yen, 50 yen dan 10 yen, apalagi 5 yen atau 1 yen.

Bahkan sama sekali tidak terlihat seperti koin dengan lubang kotak di tengah serta terdapat kanji di setiap si si lubang tersebut.

Namun selama saya di jepang tidak pernah saya melihat uang jepang seperti ini.

...

Saya pun mulai mencari seuatu, seperti tulisan atau apapun itu untuk di baca, saya pun menemukan tumpukan stik bambu, saya pun memeriksa di tumpukan itu ada beberapa stik bambu yang terbakar, saya pun melihat tulisan di sana, saya langsung mengambil stik bambu tersebut dan ada beberapa yang tersambung satu sama lain seperti sebuah scroll namun dalam bentuk bambu, meskipun ada beberapa yang terpisah, namun yang terpenting adalah tulisan di dalamnya.

Alasan saya mencari tulisan adalah untuk mencari tau tulisan yang saya pahami yaitu kanji atau tulisan jepang yang mungkin terinspirasi dari tulisan cina itu apakah di kenakan di tempat ini atau tidak, karena dari tulisan di koin tadi terdapat kanji yang agak saya kurang mengerti atau lebih tepatnya lebih aneh jika tulisan tersebut terdapat di sebuah koin yang dimana koin ini pastinya di gunakan untuk pertukaran jual beli maka sangat aneh jika jepang mengunakan kanji aneh di mata uang mereka, maka dari itu saya mencurigai bahwa ini bukan tulisan jepang melanikan tulisan bahasa lain, dan saya memperkirakan bahwa bahasa tersebut adalah bahasa cina.

...

Dan kemungkinan yang saya pikirkan terjadi, di scroll bambu tersebut keseluruhannya mengunakan kanji tanpa adanya tulisan seperti hiragana sebagai pertikel pengabung kalimat dalam bahasa jepang. Bahkan tulisan di bambu ini jika di baca dengan ilmu bahasa jepang saya akan terdengar sangat aneh meskipun ada beberapa poin yang bisa saya pahami.

...

Mulai dari sini saya pun mulai membuat banyak perkiraan.

Pertama, Kemungkinan saya sedang berada cina meskipun ini terdengar sangat aneh mengingat jepang adalah negara di tengah laut, tentunya mana mungkin saya yang dari perkotaan hanya dengan menelusuri hutan dapat bepergian antar negara dalam jangka waktu kira kira 6 jam saja, namun di sekitar mata memandang ber mil mil sama sekali tidak terlihat sama sekali infrastruktur moderen bahkan tidak nampak sama sekali jalan raya di jarak pandang saya, dan asumsi saya ini hanya berdasarkan sedikit pengetahuan saya tentang cina dan kondisi saya.

Kedua, Apartemen saya berada di daerah Akihabara dan daerah itu sudah sangat terkenal bukan hanya di Jepang namun sampai keluar negeri sekali pun, daerah tempat saya tinggal adalah daerah perbelanjaan elektronik yang cukup terkenal dan juga daerah perkotaan yang cukup ramai, di tambah lagi memang di belakang rumah saya terdapat pepohonan yang padat, tapi tidak harus sampai 6 jam atau 5 jam an untuk menembus pepohonan itu, bahkan seingat saya jika tidak salah bahwa pepohonan di belakang apartemen saya lebih mengarah ke sebuah taman, namun kenapa sebuah tempat yang tidak saya kenali sama sekali dan juga jika memang ada pengosongan tanah oleh pemerintah.

(SAYA MELIHAT KE SEKELILING SAYA SEJAUH MATA MEMANDANG)

Itu hampir mustahil, tidak, mungkin akan menjadi hal yang mustahil dan juga jika saya perhatikan pun pepoh-, hutan di belakang saya pun terlihat luar biasa luas terlihat dari kanan sampai kiri tidak terlihat ujungnya sama sekali maka dari itu gue berfikir untuk balik lagi melewati hutan yang telah saya lewati, untuk memberi verifikasi ke terhadap asumsi saya

"Apakah saya berpindah dunia ??"

...

Saya pun mulai kembali berada di dalam hutan melewati kepala yang pertama saya sengol sebelumnya.

Dan untuk para mayat sebelumnya sudah saya bakar seluruhnya beruntungnya di sana masih ada api yang membara membuat saya lebih mudah membakar para mayat tersebut serta ketika saya membakar mereka dengan Dark Flameku (Api Hitam) tubuhku terasa seperti di selimuti oleh daging dan kumpulan cairan aneh dan semua itu terasa menjijikan, dan juga sepertinya saya harus meng 'upgrade' kembali Mark ll (Gauntlet yang menempel di lengan saya) ini karena dengan tubuh yang tidak memiliki otot namun bisa bergerak ini, meskipun Mark ll adalah tumpukan besi namun setidaknya tidak terlalu memberatkan lengan saya, tapi berbeda ketika saya mengangkat para mayat itu, tubuhku sangat kesulitan ketika mengangkat para mayat itu.

Mekipun saya membakar para mayat itu tentu saja saya tidak melupakan untuk menelanjangi beberapa dari mereka untuk saya serap bahan pakaiannya, serta seluruh pedang, tombak, anak panah, serta tumpukan stik bambu semua itu sudah di serap oleh Dark Flameku, setidaknya ketika saya memunculkan material tersebut dengan Dark Flameku akan terasa sedikit lebih mudah dan lebih cepat.

Dan untuk koinnya sudah saya serap juga, setidaknya 1/4 dari seluruh koin yang saya kumpulkan, dengan ini saya setidaknya dapat menciptakan 100 koin lebih dalam 1 jam.

"HEI!!, WHARE ARE YOU GOING! (Hei, mau kemana kau!!)

Saya sudah berjalan kira kira 2 jam dan saya malah di jumpai oleh orang bule sekarang, yah setidaknya saya sudah kembali ke Akihabara, karena memang daerah itu sudah di penuhi oleh turis jadi bahasa ingris ini menandakan bahwa saya sudah dekat dan kembali lagi ke Akihabara meskipun waktu perjalanan saya lebih sebentar.

Saya pun langsung melihat ke samping kanan saya dan memberi mereka salam.

"OH, SORRY SE-~"

Saya kaget ketika melihat ke samping kanan saya semua orang yang saya lihat mengenakan pakaian yang hampir sama seperti para mayat yang sebelumnya serta kebanyakan dari mereka membawa senjata dan setiap orang membawa pedang.

Gawat, dengan kedaan seperti sekarang saya ingin di palak.

(Mulai dari sini semua percakapan di Chapter ini akan kembali ke bahasa Indonesia meskipun saya berbicara mengunakan bahasa Inggris)

"Hei, sebelum kau lanjut pergi serah kan seluruh hartamu dulu."

"Saya tidak punya banyak barang bawaan tapi saya punya selembaraan ini."

Saya binggung harus memberi apa kepada para Bandit ini tapi hal yang terlintas di benak saya adalah mencoba mmberikan uang 10000 Yen kepada para Bandit ini selain menghindar dari masalah, saya juga ingin verifikasi terhadap situasi saat ini.

Jika uang itu di terima oleh bandit atau mereka meminta lebih maka saya saat ini berada di dekat rumah, dan para mereka (bandit) ini kemungkinan cosplayer yang mungkin suka memalak, namun jika mereka menolak uang saya maka sudah di pastikan-

"APA INI!!, KAMU MENGHINA KAMI, KAMI BENARAN AKAN MEMBUNUHMU!!, KAMI ADALAH BANDIT YANG SUDAH MENGUASAI DAERAH INI, KAMU SUDAH TIDAK BISA KABUR SELAIN MENYERAHKAN SELURUH HARTAMU!!"

Saya tidak akan bisa kembali, dan sudah waktunya menguji perasaanku atas kematian.

"HEI!!, APA KAU MENDENGARKAN!"

Bandit itu pun menyentuh pundak saya dengan tangannya sembari teriak serta memaki saya-

"!!!PFFKSsss, ss,."

"Eh, Apa kak?!, ada apa?"

Di kepala bandit itu tertancap sebuah batang besi yang menembus kepalanya, dan tentu saja saya sudah menyiapkan batang besi itu dari semenjak dia memalak saya, dan dengan cepat saya langsung mengambil pedang yang ada di pinggangnya.

"Shnnggggg!!"

"Apa ya-!!,"

"Shnnggggg!!"

"Shnnggggg!!"

Dan di saat yang bersamaan dua bilah pedang di cabut dari sarungnya, Yah!!, dua bandit lagi yang masih hidup yang harus saya bunuh untuk menghapus saksi mata, meskipun saya tidak yakin apakah apakah ada lembaga keamanan layaknya ke polisian di zaman tersebut yang sangat kuno ini.

...

Saya pun keluar dari hutan dan mulai melihat ke sekeliling untuk mencari adakah kehidupan di sekitar saya, dan saya pun melihat di seberang hutan terlihat sebuah kampung perumahan, menyadari akan hal tersebut saya pun langsung keluar dari hutan.

Meskipun Matahari sudah tidak lagi berada di puncaknya tapi masih dapat menyinari pakaian saya yang berlumuran darah khususnya di gauntlet bagian kanan saya, hampir keseluruhannya di tutupi oleh darah, meski demikian ada beberapa perubahan pada pakaian yang saya kenakan, khususnya di pinggang, saya mengenakan sabuk tradisional china, selain untuk mempermudah pergerakan saya serta menutupi sobekan besar yang terdapat di bagian pinggang saya, dan juga terdapat pedang juga yang menggantung di sebelah kanannya, serta saya membawa beberapa harta bekas Bandit sebelumnya yang dibawa mengenakan kain berwarna kuning.

...

Setelah berjalan beberapa menit saya berada di sebuah pertigaan dan disisi lain datang sebuah rombongan dengan pakaian yang bisa dibilang sangat mirip dengan para mayat yang pertama saya temui.

Dan tentu saja saya tidak ingin bermasalah atau berurusan oleh siapapun jadi saya pun langsung saja pergi menuju perumahan tersbut, tapi-

"Hei, kamu yang di sana."

Yah, kalian sudah pasti tau tidak semudah itu, saya pun berhenti dan ingin mencari tau informasi lebih lanjut tentang china di era apa saya saat ini.

"Ya, ada apa?"

"Kau berada di unit mana?"

Unit, apakah mereka termasuk kedalam sebuah pasukan?, kenapa mereka mengira saya termasuk bagian dari mereka?

"Saya terpisah dengan yang lainnya."

Kemudian saya melihat ada seseorang yang membisikan sesuatu ke telinga orang yang bertanya ke pada saya.

"Baiklah,...ini sorban mohon digunakan jika kamu salah satu unit kami."

Orang itu memberi saya sebuah kain sorban berwarna kuning, namun karena hanya sebuah sorban serta tidak adanya tujuan saya langsung menerima soban tersebut serta mengikatnya di lengan kiri saya.

"Hmm, kalo boleh bertanya siapa gurumu?"

"Guru!?."

Tiba tiba dia menanyakan guru saya meskipun saya tau bahwa di setiap era china terdapat pejuang yang hebat, tentu saja di setiap pejuang hebat terdapat guru yang hebat pula.

Yah, saya bisa membunuh mengunakan keahlianku ini karena di ajarkan oleh temanku yang seorang guru bela diri, tapi meski begitu apakah mereka mengenalnya.

Tapi setau saya orang orang di jaman dulu adalah orang orang yang berprinsip mau dimanapun itu tempatnya, jadi kejujuran adalah sebuah kualitas yang berbeda level di era saat ini.

"Guru saya adalah Goro."

"Bukan, Zhang Jiao?!!"

"Shngg!","Shngg!","Shngg!","Shngg!","...

"Eh!?"

"PEMBERONTAK SURGA!!"

"EHH!!?????"

Secara tiba tiba mereka langsung mengacungkan tombaknya ke arah saya, mereka yang pertama kali saya lihat adalah sebuah mayat, sekarang malah menyerang saya?

Berlanjut ke Chapter 2>>

You May Also Like