"Masuk!"
Perlahan Rahel memutar gagang pintu ruang kerja Tuan Angga. Saat lelaki yang berada di dalam ruangan tersebut menjawab suara ketukan pintunya.
Tuan Angga melirik pada Rahel yang muncul dari balik pintu yang terbuka. Wajahnya melihat aneh pada kedatangan putrinya ke ruangannya.
"Ayah, ini kopi untuk, Ayah!" tutur Rahel meletakkan secangkir kopi yang masih mengeluarkan asap panas ke udara di atas meja.
Netra Tuan Angga masih menatap aneh padahal Rahel dan kopi yang berada di atas meja secara bergantian. Lelaki berkumis tebal itu membenarkan posisi duduknya, menarik sedikit tubuhnya mendekat ke arah meja. Lalu meletakkan majalah yang sedari tadi ia baca di samping cangkir kopi.
"Terimakasih!" ucap Tuan Angga terdengar datar. Satu tangannya meraih cangkir kopi lalu menyesap minuman berwarna hitam itu dalam-dalam.
Rahel masih mematung. Degupan jantungnya memburu begitu cepat. Ia sudah berniat untuk memperbaiki hubungannya dengan Tuan Angga.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com