(POV MC)
"Lebih ketat dari apa yang awalnya aku pikirkan." Saber menggumamkan hal itu dengan nada dinginnya yang biasa, saat dia mulai menganalisis kota dengan tembok besar yang mengitarinya, yang terlihat ada di depan kami.
Seperti yang mungkin dipikirkan oleh seseorang, kalau kami saat ini sudah berhasil sampai di dekat Kota Moskow, hanya saja kami sekarang ini sedang mengawasi kota tersebut dari kejauhan.
Alasannya? Hal itu hanya untuk berjaga-jaga saja, ketika kami masuk ke dalam untuk mencari tahu beberapa informasi di kota ini, plus mengamankan rute pelarian kami, jika saja sesuatu hal yang tidak terduga terjadi di dalam.
"Terus, apa yang akan kita lakukan?" Yuna memutuskan untuk menanyakan hal itu dengan penuh keseriusan, saat dia juga mulai mengamati kota yang ada di depan kami dengan mata yang agak menyipit.
Awalnya Saber terlihat hanya melemparkan sebuah alat aneh berbentuk menyerupai sepasang sarung tangan, sebelum dia mengatakan sesuatu hal dengan nada dinginnya yang menjadi agak serius.
"Kita akan masuk ke dalam menggunakan alat yang aku dapatkan itu dari Archer. Dimana, nanti kita akan membagi diri kita ke dalam tiga tim..."
Setelah selesai mengenakan sarung tangan itu di tangannya, Peuri mulai memandangi kami dengan penuh keseriusan, sebelum dia melanjutkan kata-katanya itu dengan nada yang menjadi lebih serius lagi.
"Ketiga tim tersebut akan terdiri dari Yuna dan Assassin yang akan pergi menuju ke sisi Timur dari kota ini, dan Seiji akan pergi sendiri ke sisi yang berlawanan darinya, sementara sisanya bakal aku dan Brunnhilde yang mengurusnya."
Mendengar hal itu, aku segera mengangkat tanganku untuk memprotes sesuatu hal; "Kenapa aku harus sendiri?"
"Itu karena kamu cukup kuat untuk melakukan hal tersebut. Dan, bahkan jika kamu hampir mati pun, dengan kemampuanmu itu, kamu pasti akan selamat, dengan kemungkinan besar kalau kamu dapat membunuh orang yang hampir membunuhmu itu." Saber ini segera membalas protes ku itu dengan nada dingin yang dipenuhi oleh ketidakpedulian, sebelum dia mulai membagikan semacam kacamata futuristik yang terlihat mirip dengan sebuah kacamata yang dulu sempat digunakan oleh Vegeta di Dragon ball.
Meskipun aku sejujurnya lupa apa nama hal itu sih, tapi untuk saat ini, mari kita lupakan saja.
[Menjawab. Na-]
Oke! Sudah aku bilang mari kita lupakan hal itu, Raphael! Karena, saat ini kita perlu mencari cara untuk menyelesaikan hal ini tanpa menimbulkan masalah yang merepotkan, mengerti?
[Ba-baik]
Meskipun aku mendengar kalau Raphael terdengar sedikit terkejut dengan sedikit ledakanku itu, aku masih memutuskan untuk mengabaikannya saja, saat aku mulai menggunakan kedua alat yang pria bertopeng es itu berikan kepadaku.
Tepat setelah aku mengenakan kacamata yang diberikan oleh Saber, tiba-tiba saja pandanganku sedikit terdistorsi, sebelum pandanganku dengan cukup cepat kembali normal, dengan sebuah layar mengambang yang tampak seperti sebuah ponsel muncul di depanku.
Meskipun aku bilang terlihat seperti sebuah ponsel, tapi yang mirip itu hanyalah fungsinya saja, yang terdiri dari; Chat, panggilan - dalam video melalui suara ataupun telepati, bisa saja melalui suara saja - tangkap gambar, map, mengambil video, hingga ada juga arah penunjuk waktu dan tanggal di sudut kanan atas, plus ada juga arah mata angin, alias kompas, di sebelah penunjuk waktu dan tanggal tersebut.
"Wo-woww... Ini benar-benar keren sekali. Rasanya aku seperti baru saja menjadi seorang agen rahasia." Yuna terlihat segera menggumamkan hal itu dengan penuh rasa takjub, tepat setelah dia mengenakan seluruh alat tersebut.
Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku saja dengan penuh persetujuan, karena teknologi ini sepertinya masih jauh melampaui apa yang ada di Duniaku.
Dan, dengan begitu, rasa bingung plus penasaran ku terhadap pria itu pun menjadi semakin besar, mengingat hal ini tidak sesuai dengan latar tempat dari Mitologinya itu, yang berada di sekitar dua puluh ribuan sebelum Masehi.
Tapi, sekali lagi, untuk sekarang mari kita abaikan saja mengenai hal tersebut, karena aku yang perlu fokus terlebih dahulu dalam misi ini.
Kemudian, setelah kami semua mengenakan peralatan ini, dan mensinkronisasikan antara sarung tangan ini dengan kacamatanya, kami mulai menggunakan fungsi invisible dari sarung tangan ini, sebelum kami berpisah untuk memasuki berbagai bagian dari kota ini.
...
..
.
Melewati para penjaga yang ada di sisi Barat dari kota ini dengan cukup mudah dan leluasa, aku kemudian mulai berjalan menuju ke salah satu bangunan yang ada di sana.
Di tempat itu, aku bisa melihat beberapa Yaga Moskow yang sedang membicarakan sesuatu hal, di mana hal tersebut sepertinya mengenai perihal adanya kekuatan baru yang muncul di sisi Utara dari Lostbelt ini, di mana kekuatan baru itu mengumpulkan hampir seluruh Yaga lain yang ada di dalam Lostbelt ini di bawah kekuasaannya.
Hanya saja, setelah aku mendengar nama dari kekuatan tersebut, otak ku segera berhenti berfungsi karena...
'Nigerao Empire? Bukankah itu nama kekaisaran OC yang berasal dari Mitologi tersebut?'
Dan, Raphael pun segera mengonfirmasi hal tersebut, dengan berkata; [Menjawab. Benar apa yang And katakan, Master. Nigeraco Empire adalah sebuah negeri yang berasal dari sekitaran sepuluh ribu tahun sebelum Masehi yang masih ada hingga saat ini]
'Aku tahu itu, Raphael. Tap aku masih tetap berterima kasih atas penjelasannya.'
[Tidak masalah, Master. Sudah tugas Raphael untuk melakukan hal tersebut]
Setelah puas dengan informasi baru itu, aku kemudian mulai berjalan kembali menyusuri kota ini, sambil tentunya terus mendengarkan pembicaraan dari para Yaga yang ada di sana, tentunya pembicaraan itu akan di rekam oleh Raphael, jadi aku tidak perlu pusing untuk mengingat seluruh hal yang mereka bicarakan ini.
Selesai dengan lima puluh persen bagian Barat dari kota itu, aku kemudian memutuskan untuk pergi menuju ke daerah paling tinggi yang ada di sana.
'Tempat ini lebih futuristik dari apa yang awalnya aku pikirkan... Apa mungkin ada Servant lain yang pria itu panggil selain Anastasia?' Aku hanya bisa memikirkan kemungkinan yang seperti itu saja, mengingat tempat ini yang jauh lebih maju ketimbang yang aslinya.
Raphael pun sepertinya setuju dengan pemikiran ku, mengingat kita yang sedang tidak berada di FGO, melainkan Dunia alternatif yang memiliki kesamaan yang besar dengan Dunia FGO.
'Meski begitu, sepertinya Dunia ini lebih berbahaya dari apa yang awalnya aku pikirkan, sampai-sampai adaptasi dari SCP-682 pun di anggap sebagai hal yang biasa.'
Aku hanya bisa tersenyum kecut saja, mengingat fakta menyebalkan itu, yang pasti akan mengejutkan siapapun dari Dunia pertamaku, mengingat kemampuan adaptasi dari hal tersebut benar-benar sangat mengerikan sekali.
Setelah memikirkan beberapa hal lucu lagi di dalam benak ku, aku kemudian mulai melanjutkan pencarian informasiku ini, tanpa sedikit pun menyadari, kalau ada seseorang yang sedang mengawasi ku dari salah satu sisi bangunan lain yang ada di dekatku.
◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆
~Bersambung~※
Promosi Tak Tahu Malu:
Jika Anda menyukai cerita nya hingga sejauh ini, pertimbangkan untuk mendukung saya!! Bantu saya di https://trakteer.id/aster_souji_pendragon!! Hanya dengan 5k saja, Anda sudah sangat membantu saya!!
Anda juga bisa memfollow akun Instagram saya di @panagakos_void!! Untuk mengetahui novel-novel baru yang mungkin akan saya buat!!
Catatan Penulis:
Yayy! Update ganda!
Meskipun babnya cukup pendek dan berisikan beberapa hal yang yah...
Ahem! Intinya sih, sampai jumpa lagi di bab selanjutnya!
Adios~!