webnovel

Chapter 13 : Obrolan Ringan & Anggota OSIS

Shiramine Seiji [Guild Master] : Dan juga, tolong, jangan memanggilku seperti itu, itu rasanya terlalu kaku dan tidak menyenangkan sama sekali. Kamu bisa memanggilku 'Shiramine' atau 'Seiji'.

Shiramine Seiji [Guild Master] : Terus, kenapa kamu menungguku online, Yuna?

Jean Gunnhildr [E] : Kalau begitu, kamu bisa memanggilku 'Jean' saja tanpa embel-embel apapun, dan aku akan memanggilmu Seiji. Bagaimana?

Yuna [E] : Tidak ada yang khusus. Aku hanya ingin menanyakan beberapa hal saja kepadamu.

Shiramine Seiji [Guild Master] : Ya, aku tidak begitu keberatan. Dan juga, apa yang kamu ingin tanyakan, Yuna?

Kemudian, aku mulai menjawab beberapa pertanyaan yang Yuna ajukan, hingga ketika Jean ikut nimbrun di dalam hal tersebut, percakapan kami bertiga berubah menjadi penggambaran Dunia kami masing-masing.

Sama seperti yang sudah aku ketahui, Jean memberitahu aku dan Yuna tentang Dunia miliknya, di mana hal itu cukup membuat untuk gadis beruang itu sangat tertarik terhadap Duniannya. Terutama berkat konsep Dunianya itu, yang mana Dunia milik Jean ini di bagi menjadi tujuh wilayah, di mana masing-masing wilayahnya itu memiliki beberapa kemiripan dengan Bumi, atau lebih tepatnya lagi adalag, budaya yang ada di Bumi.

Sementara aku sendiri, aku hanya tertarik pada latar waktu Jean saat ini aja sih, yang dari apa yang gadis itu bicarakan, sepertinya latar Dunianya saat ini itu sekitaran beberapa waktu sebelum canon dimulai, karena serangan dari Stormterror, alias Dvalin, baru terjadi sebanyak dua kali.

Ngomong-ngomong, akibat tiga orang lain yang tampaknya masih offline, atau lebih tepatnya lagi mereka sebelumnya online, cuma akunya aja yang baru online setelah mereka offline.

Jadi, bisa di bilang, kalau obrolan kecil ini hanya berisikan tiga orang saja, yang berakhir dengan agak cepat, karena Jean sepertinya perlu mengurus sesuatu.

Mungkin, itu karena serangan kedua dari Stormterror yang baru terjadi dua hari yang lalu, lebih tepatnya lagi tepat satu hari setelah serangan itu terjadi, Jean di undang untuk bergabung ke dalam Guild ini.

Setelah Jean offline, aku berbincang singkat dengan Yuna, sebelum aku juga memutuskan untuk offline, karena aku besok perlu pergi ke ruang OSIS, dan itu artinya aku akan bertemu dengan gadis aneh itu.

"Huhh... Aku harap besok Shinomiya tidak hadir."

Meskipun aku tahu kalau hal itu memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk terjadi, tapi itu adalah keinginan murni yang hatiku inginkan saat ini.

Lagi pula, berbeda dengan canonnya, gadis itu entah bagaimana begitu terobsesi denganku, hingga terkadang membuatku sangat takut dengannya.

Dan, kalau dipikir-pikir lagi, bukankah kepribadiannya itu tampak cukup mirip dengan Nishikinomiya Anna?

Namun, pada akhirnya aku memutuskan untuk berhenti memikirkan hal itu dan lebih memilih untuk pergi tidur.

.....

....

...

Keesokan harinya...

Seperti kemarin, hari-hariku entah kenapa berjalan lancar seperti kemarin. Tidak ada hal aneh yang terjadi, semuanya benar-benar sangat damai.

Dan, setelah jam istirahat dimulai, akhirnya aku paham alasan dari kenapa hari-hariku bisa damai seperti itu.

Lagi pula, itu pasti karena...

'Misi pertama yang diberikan itu.'

Kerika memikirkan misi pertama yang sistem guild ini berikan, aku segera jatuh ke dalam frustasi yang mendalam, karena bahkan dengan kekuatanku yang sekarang, aku masih sangat ragu dapat menyelesaikan misi tersebut.

Lagi pula, palingan aku hanya bisa mengandalkan Martial Burst dan Mystic Eye of the Death saja, dengan skill-skill lain yang aku miliki cukup aku ragukan.

"Huhh... Memikirkan hal itu tidak akan membawaku kemana-mana. Lagi pula, aku masih memiliki Raphael bersamaku. Aku yakin Raphael akan sangat berguna dalam misi kali ini."

Ketika aku menggumamkan hal tersebut, aku bisa mendengar Ultimate Skillku itu mendengus dengan penuh kebanggaan, yang segera aku abaikan, karena aku yang hampir mencapai ruang OSIS dari sekolah ini.

Berdiri di depan pintu menuju ke dalam ruangan, aku awalnya hanya menatap pintu dengan penuh keraguan saja, karena jika bukan karena tugasku sebagai wakil presiden OSIS, aku tidak akan pernah ingin datang ke tempat ini...

Setelah memikirkan hal ini lagi selama beberapa menit, dengan menggunakan percepatan pikiranku yang membuatnya hanya terasa seperti baru beberapa detik, akhirnya aku memutuskan untuk masuk dan sesegera mungkin menyelesaikan hal ini.

*Klick*

Membuka pintu tersebut, aku kemudian segera berjalan masuk, di mana aku segera melihat tiga anggota OSIS yang sedang mengerjakan pekerjaan mereka sendiri.

Seorang gadis muda cantik berkulit putih dengan rambut hitam panjang yang terlihay di ikat dengan pita hitam-merah dengan poni atau helai rambut tergantung di kedua sisinya, mata merah besarnya berbentuk almond (yang bisa terlihat lebih tajam, tergantung suasana hatinya), alis tipis dan tubuh ramping namun feminin, dengan dada yang terlihat kecil.

Sosok yang tampak begitu cantik dan sempurna ini adalah Presiden OSIS sekolah ini, dia itu adalah Shinomiya Kaguya.

Duduk di samping Kaguya, ada seorang gadis muda dengan rambut merah muda terang sebahu yang memiliki pita hitam di tengah poni perseginya, mata biru dan dia memiliki ukuran dada yang lebih besar, meskipun dia lebih pendek dari pada Kaguya.

Dia ini adalah Fujiwara Chika, seorang sekretaris dari Dewan OSIS sekolah ini.

Duduk menyendiri di samping sofa, ada seorang remaja laki-laki yang tampan, meskipun suram, bertubuh ramping. Dia memiliki rambut hitam sepanjang dagu yang menutupi sisi kiri wajahnya; dia terlihat memakai ekspresi kusam yang diperkuat oleh mata hitamnya.

Namanya Ishigami Yu, dia ini adalah Bendahara dari Dewan OSIS sekolah ini.

Melihat para anggota OSIS yang ada di depanku ini, entah kenapa aku selalu merasa, jika tidak ada Shirogane Miyuki di sini, tempat ini benar-benar terasa tidak angkat lengkap.

Meskipun, memang sih, kalau dari awal orang itu tidal pernah terdaftar ke dalam sekolah ini, dan setelah aku coba cari tahu, sepertinya orang ini sudah mati sekitar lima tahun yang lalu.

Dari mana aku tahu hal itu? Tentu saja, dari adik perempuannya itu, alias Shirogane Kei.

Dan, menurutku, kemungkinan besar itu disebabkan oleh para Irreguler itu, yang pastinya sih karena iri hati terhadap orang itu, karena pria itu bisa mendapatkan seseorang seperti Shinomiya Kaguya ini.

Tapi yang jadi masalahnya itu, berkat hal tersebut, gadis itu malah begitu terobsesk terhadapku, dan seperti yang kemarin aku katakan, untuk semakin memperburuk hal ini, Kaguya yang ini malah memiliki kepribadian yang berbeda dengan Kaguya yang ada di canon, jauh lebih berbahaya sekali.

Ketika aku sedang memikirkan hal itu, aku juga bisa melihat, kalau senyum menyegarkan segera tumbuh di wajah gadis Shinomiya itu, setelah aku memasuki ruangan ini.

"Ara~? Apa akhirnya kamu memutuskan untuk datang ke sini, Seiji? Aku pikir kamu tidak akan pernah datang ke sini lagi. Tap-"

"Yoh! Bagaimana jika kita lanjut bermain kartu, Shiramine? Kemarin aku kalah darimu, tapi lihat saja, aku pasti akan mengalahkanmu!"

Aku bisa melihat senyumnya menjadi sangat dingin, ketika gadis itu mulai menatap gadis Fujiwara yang malang ini, setelah kata-katanya itu di potong olehnya.

Namun, aku memutuskan untuk sesegera mungkin pergi dari tempat ini, jadi siapa pun pasti sudah akan bisa menebak, tentang jawabanku atas tawaran dari Fujiwara Chika ini.

"Maaf saja, tapi mungkin lain kali. Soalnya dari kemarin aku benar-benar sedang sibuk, jadi aku harus menolak tawaranmu kali ini, Fujiwara-san."

"Apa hal tersebut berhubungan dengan perusahaanmu itu?"

Aku segera menoleh ke arah Yu, setelah dia menanyakan hal tersebut dengan sangat acuh tak acuh, sebelum aku menganggukkan kepalaku sebagai jawabannya.

"Ya. Akhir-akhir ini cukup banyak hal yang perlu aku lakukan dengannya, plus karena game VR yang baru rilis itu, kesibukanku menjadi semakin parah."

Mereka bertiga, mungkin hanya dua setengah saja sih karena salah satu dari mereka - si Shinomiya Kaguya ini - dia terlihat hanya mengangguk saja dengan mata merahnya yang menjadi sangat dingin, ketika gadis itu tampaknya sedang memiliki pemikiran berbahaya di dalam benaknya, yang tidak akan aku ganggu, karena aku sedang tidak ingin memiliki masalah dengan tipe gadis sepertinya.

Kemudian, aku pergi menuju ke sofa yang tampak masih kosong dan duduk di sana, sebelum aku memutuskan untuk mulai mengerjakan pekerjaan yang aku miliki.

Baru saja beberapa saat aku mulai mengerjakan pekerjaanku ini, gadis Shinomiya ini sudah berhasil saja membuat jantungku seperti sedang menaiki roller coaster Tuhan yang ujungnya itu menuju ke Alam Baka, karena dia yang secara tiba-tiba pindah untuk duduk di sampingku, yang untuk semakin memperburuk hal itu, gadis Shinomiya ini malah menyenderkan kepalanya di bahuku, sambil bermain-main dengan pahaku.

Jika bukan karena Raphael yang bisa membantuku menjaga wajah tenangku ini, mungkin sesuatu hal yang sangat buruk akan terjadj, terutama setelah gadis Fujiwara ini mulai menatap kami dengan cara yang kurang aku sukai sama sekali.

Dan, dengan begitu, aku menghabiskan waktuku selama istirahat sekolah ini, dengan merasakan roller coaster Tuhan yang ujungnya itu menuju ke Alam Baka.

◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆

~Bersambung~※

Promosi Tak Tahu Malu:

Jika Anda menyukai cerita nya hingga sejauh ini, pertimbangkan untuk mendukung saya!! Bantu saya di https://trakteer.id/aster_souji_pendragon!! Hanya dengan 5k saja, Anda sudah sangat membantu saya!!

Anda juga bisa memfollow akun Instagram saya di @panagakos_void!! Untuk mengetahui novel-novel baru yang mungkin akan saya buat!!

Catatan Penulis:

Yay! Bab baru yang berbeda dari versi yang sebelumnya!

Meskipun aku yakin, pasti akan ada di antara kalian yang akan bertanya, tentang kenapa author menghilangkan Shirogane Miyuki dalam fanfic ini, tapi author hanya bisa mengatakan, kalau itu adalah sesuatu hal yang wajar.

Kenapa? Tentu saja, karena keberadaan dari para Irreguler ini, yang pastinya tidak akan senang dengan orang-orang macam Shirogane Miyuki ini yang berhasil mendapatkan gadis idaman seperti Kaguya.

Kira-kira seperti itulah penjelasan yang author miliki dalam permasalahan ini, dan karena author sudah tidak memiliki hal lain yang ing author sampaikan.

Jadi, sampai jumpa di bab selanjutnya! Adios~!

Next chapter