webnovel

Bab. 145. Bram Marah.

Sinar mentari menghangatkan bumi. Manusia beraktifitas masing- masing. Begitu juga Bram, setelah mandi dan ganti pakaian. Ia bersiap ke kampus. Memandang dirinya di depan cermin.

Kini tak bisa lagi melawan Papanya beberapa hari lagi dirinya sudah terbang ke Australia. Asisten Papa sedang mengurus kepindahan dirinya.

Bram menghembuskan napas panjang. Kala mengingat itu. Ia meraih tas dan sepatunya lalu menuruni tangga. Terlihat Papa dan Mamanya sedang menunggunya di ruang makan.

"Pagi Nak," sapa Mama lembut.

"Pagi."

Bram menjawab singkat. Masih sebel dengan mereka. Bram mengoles selai kacang di rotinya. Ia segera menghabiskannya. Lalu minum susu putih hangat. Tak ingin banyak bincang dengan Papanya.

Pak Prayoga juga tampak tenang menikmati sarapan pagi. Tak ada obrolan di antara mereka.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

Next chapter