Kamu seperti cahaya yang menerangi gelap malamku.
Kamu seperti bintang yang selalu menghiasi luasnya langit.
Kamu seperti air yang aku butuhkan saat dahagaku.
Kamu segalanya bagiku.
Sepi hidupku bila tanpamu.
Ardhan melihat makhluk kecil di hadapannya. Dia sedang tertidur lelap. Senyum terukir jelas di wajahnya. Sekaligus air mata yang berlinang karena merasakan sakit bahwa anaknya belum bisa di dekap oleh ibunya.
" Hai, jagoan Ayah. Kamu tampan sekali, Nak. Kamu anak kuat. Kamu anak hebat. Maaf Ayah sudah mengabaikanmu dari kemarin. Doakan Bunda ya. Bunda sedang berjuang untuk bisa membuka mata dan melihat kamu di sini," ucap Ardhan dengan isak tangisnya.
Perasaan bersalah karena telah mengabaikan bayinya, karena terlalu khawatir dengan keadaan Anaya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com