" Kasih aja, jangan-jangan Anaya ngidam," celetuk Rendra membuatku menoleh ke arahnya.
What?
" Chagi kamu hamil?" tanyaku sedikit berteriak. Karena aku cukup terkejut juga dengan penuturan Rendra tadi. Mungkin saja kan apa yang dikatakan Rendra benar? Kenapa aku tidak berpikir sampai kesitu? Lagian kami menikah sudah ada dua bulan ini.
Jika Anaya hamil, aku akan sangat senang sekali. Semarah apapun dan sejengkel apapun Anaya padaku nanti juga akan kumaklumi karena itu perubahan hormon dan mood orang hamil kan?
" Belum tentu juga, Chagi," ucap Anaya.
" Ya udah kita makan dulu sekarang. Nanti periksa ke dokter. Oke kamu boleh makan sambel tapi jangan banyak-banyak gak baik juga buat calon bayi nya ya kan?" ucapku semangat dan mulai cerewet pada istriku. Ku lihat Anaya mendesah. Namun aku terrsenyum lebar serta mengusap kepalanya sayang.
Kulihat Rendra juga mencebik kesal ke arahku.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com