Sepertinya Kiran menaruh hati.
Ketika hati harus memilih antara cinta dan yang diyakini. Kiran duduk berada di samping para santri yang lain. Dia hanya melamun sambil mendengarkan yang bertugas membaca shalawat.
Tiba-tiba tiada disangka Rara duduk di sampingnya, setelah sadar akan keberadaan Rara, Kirana mengumbar senyum. Namun sikap Rara sangat acuh, dia pura-pura tidak melihat senyum dari Kirana, matanya memutar dan wajar saja jika pria yang dikaguminya malah melaksanakan ta'aruf dengan temannya itu.
"Ra ... tolong mengerti jangan marah sama aku aku kan tidak ada maksud apa-apa. Ustad itu sendiri yang mendekati aku tolong dong mengerti aku aku ini pusing tau ... Sebuah perasaan itu tidak bisa dipaksakan Ra ... aku sendiri juga tidak bisa memaksa perasaan Ustad Rizam itu untuk suka sama kamu."
"Tapi kamu bisa menolakan Kirana ...." sahut Rara sangat kesal, dengan wajah malasnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com