webnovel

Kembali ke Dunia Naruto

"Fumu, kurang lebih aku sudah paham dengan masalah yang kamu miliki. Kalau kamu menghabiskan semua energi supranatural di desa ini, tanpa ragu lagi orang yang ada di belakangku akan menghanguskan kita berdua." Noctis menunjukkan jarinya ke belakang pada Ayaka.

Ayaka telah bersiap dengan beberapa jimat yang memancarkan petir berwarna kekuningan disekitarnya. Ia akan memberikan serangan tanpa ampun pada mereka berdua, bila Elena memakai semua energi supranatural di desa ini.

"Baguslah kalau kamu tidak memakai energi supranatural di desa ini. Kami, para hantu memerlukan energi supranatural atau energi alam untuk bisa mempertahankan keberadaan kami. Aku memang tidak akan menghilang jika kehabisan energi alam, tapi aku akan berubah wujud menjadi rubah." Ayaka menurunkan semua jimatnya.

"Fiuh." Elena dan Noctis menghela napas lega dengan Ayaka yang menurunkan serangannya.

'Eh? Itu berarti dia adalah hewan karena bisa berubah menjadi rubah?' komentar Kurama.

'Jangan berpikir yang macam-macam, Kyuu-chan. Kemampuan jimat Ayaka memungkinkan dirinya untuk menciptakan berbagai efek. Jadi walau dia hanya memiliki satu kemampuan, tapi kemampuannya ini membuat dia bisa memakai berbagai kemampuan. Bahkan terkadang aku berpikir jika dia telah menyalin kemampuan Telepati milikku.'

'Apa kamu bisa menang saat melawannya?'

'Aku kalah kalau memperhitungkan skill, tapi dalam pertarungan strategi dan kekuatan mentah juga berpengaruh. Kemungkinanku menang hanya pada menggunakan beberapa skill tertentu.'

"Baiklah, Elena aku akan memberikan koordinat di mana dunia yang dekat dari black hole namun masih cukup aman untuk ditinggali dan memiliki tanda-tanda kehidupan. Kebetulan juga aku sudah pernah ke sana beberapa abad yang lalu." Noctis mengambil selembar kertas dari sakunya, lalu ia menuliskan beberapa hal di sana.

Sembari menunggu Noctis menyelesaikan apa yang dia lakukan Elena berbicara pada Ayaka. "By the way, Ayaka, apa yang biasanya kamu lakukan selama di rumah? Setiap kali aku datang ke sini, aku lihat kamu selalu santai dan tidak melakukan apapun."

Yang dimaksud Elena bukan berupa pekerjaan, melainkan lebih dekat maknanya tentang kegiatan harian. Elena telah pernah berjalan-jalan di desa ini di masa lalu dan sudah mengetahui dari mana asal Ayaka dapat membiayai kebutuhan hidupnya. Namun karena Ayaka terlihat santai dan malas setiap harinya, Elena menjadi penasaran dan bertanya.

Elena bisa saja mengintip ingatan seseorang menggunakan kemampuan Telepati miliknya, namun membaca pikiran seseorang termasuk dalam kegiatan yang tidak baik dan melanggar privasi seseorang. Oleh karena ini, Elena sebisa mungkin tidak ingin menggunakan kemampuan Telepati pada orang-orang yang dekat dengannya dan lebih sering menggunakan untuk mengetahui pikiran ketika melakukan interogasi.

Kemampuan Telepati Elena memiliki potensi yang sangat besar sebenarnya. Dasar dari kemampuan ini adalah menghubungan mental atau pikiran pengguna kepada target, jadi kemampuan ini tidak terbatas pada membaca pikiran. Bila Elena mau, dia bisa saja mengubah pikiran sampai menghancurkan pikiran lawan, walau masih tidak terlalu sempurna.

Jika membicarakan tentang penghidupan di desa ini, sebenarnya tidak perlu terlalu banyak dibahas dari mana warga desa mendapatkan kebutuhan pokok mereka. Selain bertani dan beternak seperti desa pada umumnya, desa GHOIB memiliki energi supranatural yang menambah kejayaan kehidupan makhluk hidup. Bahkan tanpa bekerja, orang-orang di sini masih bisa mendapatkan kebutuhan pangan dengan makan tumis kangkung.

Akan tetapi sebagai makhluk hidup, bukankah akan malas jika hanya makan satu jenis makanan? Karena ini mereka masih bekerja untuk membeli atau membuat bumbu, menambah variasi makanan, dan anti-gabut. Mereka akan menjalani kehidupan yang terlalu datar dan lambat jika setiap hari hanya mengambil kangkung, merebus, lalu memakannya.

"Kegiatan harianku, ya?" Ayaka menyesap teh di sampingnya sebelum ia melanjutkan, "Walaupun tidak kelihatan, tapi sebenarnya aku ini orang yang sibuk, lho." Ayaka menatap pada Elena, seperti menegaskan bahwa dia serius dalam hal ini.

Elena memperhatikan dengan seksama, menunggu penjelasan lebih lanjut dari Ayaka. Ia cukup heran seperti seorang wibu yang menonton ending anime nanggung dan dengan tabah menunggu kapan season lanjutan dari anime tersebut akan muncul.

"Biasanya, aku bangun di pagi hari, memasak sarapan untuk semua hewan peliharaanku …."

'Tidak semua yang ada di sini selain kamu adalah hewan. Terlalu berlebihan jika kamu menganggap mereka sebagai hewan, kau tahu?' dalam batin Elena yang tidak berani dia ucapkan karena sudah paham dengan kemungkinan terburuk untuk konsekuensinya.

"... dan beberapa hal lainnya. Namun dengan datangnya kucing peliharaan milikmu itu, aku benar-benar terbantu karena dia menyelesaikan semua pekerjaanku. Apa jawaban ini puas untuk menjawab rasa penasaranmu?" tanya Ayaka tentang pendapat Elena sembari menaruh kembali gelas ke lantai di sampingnya.

'Secara tidak langsung, itu berarti kamu mengakui jika kamu tidak memiliki pekerjaan karena sudah dikerjakan oleh orang lain.' batin Elena yang mengatakan, "Jadi begitu, ya? Benar-benar hari yang sangat sibuk sekali." Sambil tersenyum ramah, seakan memahami bila pekerjaan Ayaka sangat keras, padahal tidak sama sekali dan menganggap Ayaka sebagai pengangguran.

Ketika Elena saling bercakap-cakap dengan Ayaka, dengan disadarinya Noctis selesai menuliskan koordinat ke dunia mana dia harus pergi untuk menguasai Senjutsu. Elena sangat menyadari bila Noctis sudah, tetapi dia tetap menunggu Noctis memanggilnya, sebab akan terlihat seperti dia mendesak Noctis jika Elena menanyakan tentang tulisan Noctis.

"Ini, sudah selesai. Semua yang kamu perlukan ada di sana." Noctis melemparkan kertas tersebut pada Elena.

Kertas tersebut melayang dengan pelan karena cukup lebar, sehingga Elena bisa menangkapnya dengan cukup mudah, membacanya, dan mengatakan, "Wow! Benar-benar tulisan tangan yang indah sekali, ya. Aku bertanya-tanya bagaimana caramu bisa menulis dengan serapi ini."

Ini bukan sindiran, namun tulisan tangan Noctis benar-benar bagus. Jika dibandingkan dengan tulisan tangan Elena atau tulisan tangan author ini, maka tulisan tangan Noctis akan benar-benar menonjol dan terlihat sangat jelas dibandingkan keduanya.

Noctis terkekeh dan berkata, "Tentu saja, kau pikir aku siapa? Kamu seharusnya tahu jika aku berprofesi sebagai guru untuk beberapa tahun yang lalu. Wajar saja jika aku membuat tulisan tangan yang bagus atau murid-muridku tidak akan betah diajar olehku."

*Whirl!* *Zlab!*

Noctis membuka portal, masuk ke dalamnya, dan menutup portal itu kembali.

Portal milik Noctis sama dan sangat identik dengan Elena, yaitu sebuah pusaran kabut hitam dengan beberapa sambaran listrik yang datang dari dalam portal itu. Ini bukan tanpa alasan, namun sejak awal Elena memang mempelajari teknik membuat portal ini dari Noctis, sehingga jenis dan kemampuan portal mereka sama. Yah, sebenarnya Noctis beberapa lebih ahli sebagai Spirit King of Dimension, namun kemampuan Elena membuat portal tidak bisa dianggap remeh.

"Baiklah, sampai di sini saja, ya, Ayaka. Aku pulang dulu, ya!" Elena melambaikan tangannya pada Ayaka disertai senyum ramah.

*Whirl!* *Zlab!*

Elena membuka portal, masuk ke dalamnya, dan menutup portal itu kembali.

Ayaka menyeruput tehnya dan mengatakan, "Terkadang mereka memang berisik saat datang ke mari, tapi menurutku ini tidak buruk juga."

Next chapter