webnovel

Bantai Aja

"Baiklah, Anko-sensei. Aku akan membantai semua bandit itu, ya. Jadi Sensei bisa menunggu di sini sampai aku kembali," kata Elena dengan percaya diri.

*Cring!*

Tanpa menunggu lama lagi, Elena langsung menggunakan Teleportasi meninggalkan Anko sendirian dengan coklat panas dan suasana yang relatif damai dan tenang.

---

*Cring!*

Elena muncul tepat di dalam dan di tengah-tengah kamp bandit. Di depannya ada empat bandit yang sepertinya sedang berjaga, mewaspadai musuh yang mungkin daya dari pintu.

*Set!* *Cring!*

Elena mengambil empat kunai, lalu menggunakan Teleportasi dan membuatnya langsung menancap ke jantung keempat bandit.

Kejadian tersebut terjadi dalam waktu yang sangat cepat, hanya sepersekian detik. Para bandit yang menjadi korban Elena tidak sempat menyadari apa yang terjadi, dan hanya dapat mengetahui sebuah Kunai tertancap di jantung mereka sebelum mereka mati.

*Cring!*

Elena melanjutkan aksinya dengan menuju ke tempat para bandit lainnya. Dia telah menandai lokasi para bandit menggunakan Penerawangan sebelumnya, sehingga sekarang dia hanya perlu menuju ke tempat para bandit dan mengambil tindakan yang sama dengan yang dia lakukan saat ini.

*Cring!* *Cring!* *Cring!*

Elena terus mengambil langkah dan strategi yang sama untuk melawan atau membantai semua bandit yang ada di kamp itu. Gerakan Elena sangat monoton, dia hanya berpindah tempat dan menusukkan kunai di jantung lawan. Akan tetapi karena kecepatan Elena yang sangat cepat, para bandit yang ditemui olehnya tidak sempat bertindak dan hanya menyadari kunai di jantung mereka sebelum mati.

*Cring!*

Selesai membantai semua bandit di kamp itu, dia kembali lagi ke tempat Anko berada. Dia sama sekali tidak terlihat lelah dan masih memiliki stamina yang sangat banyak untuk melakukan pembantaian lagi di tempat lain.

"Sudah selesai, Sensei. Kamu bisa memastikannya sendiri di kamp para bandit itu," kata Elena percaya diri dengan sedikit tersenyum.

"Pft! Ap-Apa? Ka-Kamu sudah selesai!" Anko menyemburkan coklat panas yang baru saja diminumnya, tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya.

Bagaimanapun Elena pergi tidak sampai 5 detik. Dia Anko bahkan tidak sempat menghabiskan satu gelas coklat panas yang telah diberikan Elena. Tentu saja dia merasa terkejut dengan kinerja Elena yang sangat cepat. Kecepatan kinerja ini dapat menyaingi Kilat Kuning Konoha.

*Set!*

Elena sedikit memiringkan kepalanya untuk menghindari semburan coklat panas yang mengarah padanya.

"Iya, aku sudah selesai, Sensei. Jika tidak percaya, kamu bisa ke sana dan melihat semua mayat bandit yang ada. Oh, iya, aku menemukan beberapa tawanan di sana. Bisakah kamu mengambil mereka sekaligus memastikan bila semua bandit sudah tewas?"

"Hah, kamu benar-benar mengejutkanku jika benar-benar mengalahkan semua bandit itu dalam waktu sesingkat ini. Kuharap kamu sedikit berbohong dan masih menyisakan beberapa yang selamat." Anko meletakkan gelas di atas meja dan beranjak pergi meninggalkan Elena.

"Hmm, dia tidak menghabiskan semua coklat yang ada di gelas itu. Kebanyakan coklat terbuang sia-sia karena dia menyemburkannya. Seharusnya aku tidak memberikan coklat panas jika tahu akan menjadi seperti ini." Elena memegang dagunya sambil melihat gelas Anko.

"Yah, sudahlah." Elena mengambil gelas itu, membersihkannya, dan kembali meletakkan ke atas meja. "Aku akan berusaha sebentar sambil menunggu dia kembali. Aku merasa cepat bosan menunggu, dan sialnya lagi tidak ada WiFi gratis di dunia ini. Bahkan paket data atau jaringan sekalipun masih tidak ada." Elena duduk di kursi sambil mengamati hutan lebat yang mengelilinginya.

Tidak ada yang istimewa untuk beberapa saat ke depan. Hanya Elena yang malas duduk di kursi sambil menikmati suasana sekian yang tenang sebab sampah masyarakat di sekitar sana sudah dibantai.

'Ini membuatku berpikir, bukankah seseorang akan meminum teh hijau yang menyegarkan saat suasana damai seperti ini?'

'Lalu kenapa kamu memilih minum coklat panas?'

'Sederhana saja, Kyuu-chan. Itu karena sudah menjadi kebiasaanku sejak lama. Begini-begini aku menyukai rasa manis walau juga tidak membenxi pahit.'

'Aku jadi ingin merasakan coklat panas itu.'

Elena belum pernah memberikan coklat panasnya ini pada Kurama. Salah satu alasannya adalah karena Kurama berada di alam bawah sadar Elena, sehingga tidak memungkinkan untuk memberikan benda fisik seperti coklat panas ke dalam sana. Elena sendiri masih kurang familiar dengan cara untuk mengubah penampilan alam bawah sadar, jadi tidak ada cara yang tepat untuk membagikan ini pada Kurama.

'Aku rasa itu ide yang buruk. Memperhitungkan ukuran tubuhmu, kamu akan menghabis coklat dalam jumlah banyak dan persediaanku akan habis. Mungkin lain kali saat aku menemukan cara untuk membuatmu menjadi kecil.'

'Sayang sekali.'

'Oh, aku baru saja ingat dengan alat yang bernama senter pengecil. Mungkin aku bisa meminjamnya dari Noctis untuk mengecilkan tubuhmu.'

'Hmm, setelah aku pikir-pikir lagi, aku rasa itu adalah ide yang buruk. Akan jadi masalah besar kalau dia tidak punya senter pembesar.'

'Kamu menyadarinya, ya. Senter pembesarnya memang pernah aku rusakkan dulu dan aku tidak ingat itu pernah diperbaiki. Jadi mungkin kamu akan terjebak ke dalam wujud mini dalam waktu yang lama.'

'....'

---

Anko di sisa-sisa kamp bandit sedang meneliti apakah Elena telah menghabisi semua bandit yang ada di sana. Sesekali dia mengerutkan dahinya, melihat mayat bandit dengan kunai yang tepat tertusuk tepat di jantung mereka. Yang dipermasalahkan oleh Anko bukan pada jumlah bandit, melainkan pada lokasi semua kunai yang menusuk tepat di jantung para bandit.

Ninja biasa memang bisa melakukan hal yang sam dengan Elena, mengingat mereka telah dilatih untuk menggunakan senjata ninja selama di akademi. Namun tidak semua ninja bisa bergerak dan menyelesaikan misi secepat ini. Bahkan Anko sendiri merasa ragu dia bisa melakukan hal yang sama dengan yang baru saja dilakukan oleh Elena.

"Huh, dasar gadis itu. Dia benar-benar telah menghabisi semua bandit yang ada di kamp ini dalam waktu yang sangat-sangat singkat. Jika seperti ini, menjadi Jōnin khusus bukan lagi merupakan angan-angan untuk dilakukan olehnya. Dengan kemampuan Teleportasi-nya itu, aku ragu aku bisa bertarung seimbang melawannya."

"Satu-satunya yang bisa aku harapkan untuk menang melawannya adalah dengan kecepatan refleks. Namun memperhitungkan dia bisa menghabisi semua bandit dalam waktu yang cepat, aku menebak dia juga memiliki refleks yang cukup bagus."

Anko menaruh kedua tangannya memegang pinggul. Dia tersenyum memikirkan tentang masa depan Elena yang menurutnya akan menjadi cerah. Bagaimanapun juga, Elena merupakan salah satu ninja Konoha dan akan menjadi keuntungan besar bagi desanya jika sampai ada orang kuat bertambah di sana.

Namun sayangnya Anko sedikit salah. Elena kurang peduli dengan desa atau apapun itu. Dia hanya akan melakukan apa yang dianggap bagus baginya dan melindungi apa yang berharga untuknya. Jika desa ini menjadi sampah, maka Elena akan pergi ke dunia lain dan mengabaikan tentang desa Konoha.

Next chapter