webnovel

Misi Mudah

Elena mengambil gulungan daftar misi secara paksa dari Sandaime memakai Teleportasi, dia tidak ingin berlama-lama dan membuang waktunya di sini. Masih ada banyak hal seru yang bisa Elena lakukan, kenapa dia harus mengerjakan misi yang biasa-biasa saja dari Hokage? Dia sudah menjalani berbagai misi di berbagai dunia sebelumnya hanya untuk mengalahkan sebuah organisasi yang merepotkan.

Anko dan Sandaime yang melihat Teleportasi Elena tercengang dan teringat akan Yondaime. Ini pertama kalinya Anko melihat Teleportasi dari jarak dekat dan sejelas ini, Hiruzen mungkin pernah mendengar dari Anbu lama yang pernah dikirimnya untuk mengawasi kedua Jinchuriki. Namun tetap saja mereka terkejut melihat Teleportasi.

Keduanya dapat menyadari keuntungan apa yang dimiliki dari Jutsu Teleportasi. Bahkan bila tidak bisa digunakan dalam pertarungan, Jutsu ini tetap sangat menguntungkan untuk logistik dan melarikan diri di saat terdekat. Jutsu Teleportasi ini akan sangat menyeramkan jika digunakan dalam pertarungan, terutama strategi hit and run.

Bayangkan saja ninja musuh yang bisa langsung sampai di markas utama, melakukan pembunuhan, dan langsung pergi. Kemampuan ini tidak bisa diremehkan bahkan bila penggunanya lemah dan kurang berkontribusi dalam pertarungan.

"Oh, bagaimana kalau kita mengambil misi ini saja, Anko-sensei? Misi peringkat C ini sangat mudah dan hanya menyuruh kita untuk membasmi beberapa bandit yang ada di sekitar desa," kata Elena.

'Ini mengingatkanku di kehidupan sebelumnya. Biasanya kalau aku ketemu bandit, aku akan menyerahkannya sebagai budak dan mendapatkan uang. Kalau desa ini memiliki sistem yang sama, misi ini lumayan menguntungkan,' batin Elena.

'Bukankah kamu sedikit bosan dengan misi yang sama dengan di kehidupanmu sebelum-sebelumnya?'

'Tidak untuk misi yang menghasilkan banyak uang.'

"Membasmi bandit, ya?" Anko mengusap dagunya, memikirkan saran Elena. "Tentu, kenapa tidak. Ini akan menjadi pengalaman yang bagus untukmu." Anko membuat sebuah seringai pada Elena.

"Ap-Apa kamu yakin dengan misi ini?" tanya Hiruzen dengan tidak yakin.

"Ya, tenntu saja. Lagi pula kebanyakan bandit adalah orang biasa (tidak punya chakra), 'kan? Jadi tidak banyak yang perlu dikhawatirkan." Elena mengembalikan gulungan itu dengan melemparkannya pada Hiruzen.

"Walaupun mereka hanya orang biasa, tapi kamu tidak boleh meremehkan mereka, lho. Begitu-begitu mereka masih memiliki senjata dan yang paling parah mereka memiliki racun," peringatan dari Anko.

'Untuk racun akan menjadi sedikit berbahaya karena aku tidak memiliki antidot, tapi sebagai substitusinya aku masih memiliki Thermokinesis, memanaskan suhu tubuhku, dan membakar racunnya. Aku rasa ini tidak akan menjadi masalah besar,' batin Elena.

"Kein Problem, aku akan baik-baik saja hanya dengan itu." Elena memasang ekspresi percaya diri dan sangat yakin akan bisa mengurus masalah ini bersama Anko.

"Sigh, baiklah. Aku akan memberikan kalian misi ini. Aku sangat mengandalkanmu, Anko," kata Hiruzen yang tampak dengan paksa menyetujui itu.

Misi pembasmian bandit merupakan pekerjaan berdarah yang menyiksa mental pemenangnya. Walaupun seorang ninja muda bisa mengalahkan bandit yang tidak memiliki chakra, namun tidak semua dari mereka bisa membunuhnya. Kebanyakan akan merasa ragu-ragu untuk melakukannya, sehingga akan membahayakan rekan setimnya.

Akan tetapi, satu tim Elena saat ini adalah Mitarashi Anko yang merupakan salah satu ninja Infanteri. Bahkan jika Elena ragu dan gagal, Anko bisa mengurus semuanya sendirian tanpa melibatkan Elena. Dalam kemungkinan paling buruk, Elena akan terkena racun dari senjata bandit. Yah, jika ini terjadi, setidaknya dia bisa pergi ke rumah sakit menggunakan Teleportasi atau digendong oleh Anko.

Apa yang diragukan Hiruzen adalah keselamatan Elena. Selain karena Elena merupakan anak Minato dan dia telah menganggap Elena sebagai cucunya sendiri, kemampuan Elena sangat berharga dan akan benar-benar disayanginya jika sampai terbuang hanya karena bandit.

---

Elena sekarang ada di rumahnya, sedang mempersiapkan peralatan apa saja yang akan dibawanya untuk melawan bandit. Tidak banyak yang perlu ia persiapkan, lagi pula dia sudah memasukkan semua yang diperlukan di dalam gulungan penyimpanan, sehingga semua persiapan sudah siap.

"Yosh, dengan ini sudah selesai!" Elena menepuk tangannya ketika persiapan sudah selesai.

Naruto tiba-tiba muncul dari pintu, memasuki ruangan, dan bertanya, "Memangnya kamu mau ke mana, Nee-san? Yang lebih penting, apa yang kamu bawa?"

Di tangan kanan Naruto, dia membawa sebuah buku tebal berwarna hitam. Masih belum jelas apa judul buku itu karena tertutup tangan Naruto, namun yang pasti Elena belum menanyakan tentang buku itu dan memilih untuk meladeni pertanyaan Naruto.

Dari pada mengkhawatirkan ke mana Elena akan pergi, Naruto lebih khawatir pada apa yang dibawa Elena. Ia telah mengetahui kemampuan Teleportasi Elena dan tahu jika kakaknya bisa kabur saat keadaan terdesak. Tapi, dia penasaran dengan apa yang dibawa Elena, yang merupakan persiapan Elena untuk datang ke tempat yang akan dituju.

"Aku hanya akan pergi menjalankan misi pertamaku, Naruto. Ada apa? Apa kamu iri karena telah gagal menjadi ninja? Tenang, tidak apa-apa, masih ada tahun depan dan seterusnya untuk menjadi ninja." Kata-kata Elene itu lebih terdengar seperti membanggakan diri atau sombong pada Naruto.

"Aku tidak terlalu memikirkan tentang ninja lagi. Bukankah Nee-san pernah bilang "jika kau gagal maka jangan memaksa untuk berhasil"? Kalau begitu aku sangat sadar dengan kegagalanku dan akan berusaha lebih keras di masa depan," kata Naruto.

(Hayo! Di sini siapa yang nyari sekolah lewat jalur belakang?)

Jika seseorang gagal, maka itu berarti dia memang belum pantas untuk menghadapi tingkat kesulitan itu. Jika dia memaksakan diri untuk berhasil menggunakan berbagai cara, dia malah akan jatuh lebih dalam saat mengalami kesulitan yang lebih sulit lagi. Karena itu, melangkahlah dengan tidak terburu-buru dan hadapi semua kesulitan yang ada.

"Fumu, pemikiran yang sangat bagus. Aku tidak ingin kamu terlalu membahayakan dirimu melawan musuh saat mentalmu juga masih kurang matang." Dalam batin Elena, 'Aku cukup yakin dia bisa melawan banyak musuh, tapi setidaknya aku ingin memastikan musuh di dunia luar dengan mata kepalaku sendiri.'

"Ngomong-ngomong, apa yang kamu bawa dan apa misi yang kamu dapatkan? Sejak tadi, aku masih belum mendengar jawaban darimu tentang ini," kata Naruto mengulangi pertanyaannya sebelumnya.

"Misiku tidak terlalu sulit, aku hanya harus mengalahkan beberapa bandit, jadi aku membawa Ind*mie dan Sar*mie untuk persiapan," jawab Elena.

'Apa hubungannya antara mie instan dengan melawan bandit? Aku sama sekali gagal paham dengan pemikiran Nee-san,' dalam benak Naruto.

"Hmm? Aku baru memperhatikannya sekarang. Bisa beritahu buku apa yang kamu bawa itu?" Elena menunjukkan jari telunjuknya pada buku yang dibawa oleh Naruto.

"Oh, buku ini, ya." Elena memegang buku menggunakan kedua tangannya, kemudian mulai membacakan judul dari buku tersebut. "Buku ini berjudul …."

Next chapter