webnovel

Coklat Panas (Mendidih)

Sasuke memperhatikan Elena dengan tatapan tajam karena sejak tadi dia merasa dipermainkan. Ia ingin sesegera mungkin mendapatkan suatu rahasia bagaimana cara Elena dan Naruto memiliki chakra dalam jumlah besar dan mengapa keduanya dapat mengontrolnya dengan sangat baik. Padahal bahkan jika dia mendapatkannya, dia tidak akan menjadi kuat dalam sehari dan masih perlu melewati latihan rutin.

Di sisi lain, Elena tampaknya menikmati ketika dia sedikit menggoda mereka bertiga. Bukannya dia tidak ingin memberikan rahasia latihannya, hanya saja dia mengikuti acara Kakashi yang berhubungan dengan membuat kerja sama tim menjadi lebih baik.

Elena memang melatih Naruto dalam hal peningkatan chakra dan kontrol chakra yang baik, namun dia masih belum mengajarkan apa-apa mengenai taktik ninja dan kerja sama tim. Dalam hal strategi bertarung, Naruto tetap masih dalam tahap lulusan akademi normal.

"Aku mau saja memberikan metode latihanku. Tapi …." Mata Elena beralih pada Naruto yang terikat sebelum dia melanjutkan, "Bukankah tidak adil bila hanya kalian berdua yang makan siang?"

"Ta-Tapi aku sudah menghabiskan bekalku," ucap Sakura.

"Kakashi-sensei melarang kita untuk membantunya. Jika kami melakukanya, kami berdua akan dikembalikan ke akademi. Apa kamu ingin itu terjadi pada kami?" kata Sasuke dengan nada yang menekan.

"Aku tidak benar-benar lapar, kok, Nee-san. Jadi kalian santai saja. Nanti sore aku masih bisa menggunakan kekuatan penuh." Naruto mengarahkan senyuman pada Elena yang menyakinkan bahwa dia baik-baik saja.

"Tidak, makan siang itu penting."Elena memasang wajah bijak, kemudian mengatakan, "Walau kamu tidak memiliki masalah dalam chakramu sebab sudah pulih sepenuhnya dalam istirahat singkat ini, tapi rasa lapar akan mengganggu konsentrasimu dan membuatmu tidak fokus. Jadi kamu tetap harus makan, dan bahkan bila tidak, setidaknya kamu minum sesuatu."

Elena memasukkan tangannya ke dalam saku, mengambil sebuah gulungan, membukanya, kemudian memunculkan segelas coklat panas? Itu hanya secangkir coklat panas dalam sebuah gelas berwarna putih. Terlihat gelembung-gelembung di dalam gelas itu, yang muncul ketika air sedang mendidih.

"Oke, Naruto, kamu bisa meminum ini. Tapi karena kamu sedang diikat dan tidak bisa menggunakan tanganmu, maka aku akan membantumu." Elena perlahan maju mendekat pada Naruto.

"Tidak! Tidak Tidak! Aku tidak ingin minum itu! Dilihat dari manapun itu adalah coklat mendidih, bukan coklat panas biasa!" Naruto menggelengkan kepalanya dengan cepat sambil merasa ketakutan.

Dia mungkin memiliki kemampuan regenerasi yang hebat karena memiliki chakra Kyuubi dan daya hidup yang kuat sebab berasal dari Klan Uzumaki. Bahkan jika Bijuu miliknya keluar dari dirinya, Naruto masih bisa hidup selama beberapa saat sebelum dia mati. Waktu tambahan itu bisa digunakan untuk memasukkan Biju lain untuk menyelamatkan nyawanya.

Tapi dalam hal ini, ketika dia memasukkan sebuah cairan mendidih ke dalam tubuhnya, ia akan merasakan tubuhnya terkoyak-koyak karena suhu mendidih. Makan atau minum sesuatu yang masih panas tentunya bukan hal yang baik, jadi jangan melakukannya di dunia nyata, ya.

"Ayolah, apa kamu tidak kasihan pada kakakmu ini yang telah menyiapkan coklat panas padamu?" Elena dengan wajah tersenyum tanpa rasa bersalah terus berjalan mendekati Naruto.

"Apa kamu ingin membunuhku, Nee-san! Kalau aku meminum itu, aku justru tidak akan bisa mengikuti ujian selanjutnya!" teriak Naruto. Dia mulai meronta-ronta dan berusaha melepaskan ikatannya dan ingin segera lari menjauh dari kakak perempuannya itu.

Walaupun Elena hanya seorang gadis belia tak bersalah yang baru lulus dari akademi ninja dengan ekspresi cerah yang menghiasi wajahnya, Naruto melihat Elena dalam persepsi yang berbeda. Dia merasa bahwa Elena sekarang merupakan seorang algojo berdarah dingin dengan aura iblis dan seringai beringas menghiasinya. Bagaimana tidak, mana ada orang normal yang mau melakukan hal sejahat itu?

"Tu-Tunggu, aku me-memang membenci Naruto sejak dulu. Tapi bukankah berlebihan memberikannya sebuah coklat panas padanya?" ucap Sakura dengan penuh kekhawatiran.

Ia masih belum tahu bagaimana hubungan Naruto dan Elena ketika berada di rumah, tapi satu hal yang diketahuinya, tidak mungkin seorang kakak perempuan yang baik hati akan melakukan hal ini pada adiknya.

"Tenang saja, kok, Sakura. Aku ini bisa memakai Ninjutsu medis walau tidak terlalu ahli. Aku bisa menyembuhkannya walaupun tubuhnya sedikit terbakar, mungkin," ucap Elena dengan senyum cerah tidak berdosa.

"Kata "mungkin" yang keluar dari mulutmu itu sangat mencurigakan!" teriak Sakura yang mulai merasa ada yang salah pada Elena.

"Jangan khawatir Sakura. Lagi pula, bukankah dia perlu mendapatkan sedikit hukuman karena dia gagal?" Elena berhenti sejenak sambil dan mengarahkan wajahnya yang tidak bersalah pada Sakura.

"Nee-san, itu terlalu berlebihan! Aku bisa mati kalau memasukkan benda semacam itu!" Naruto meronta-ronta ingin melepaskan ikatannya. Namun ketika dia menyadari bahwa itu sia-sia, dia meminta bantuan pada Sasuke. "Sasuke, bantu aku! Tolong hentikan Nee-san!"

"Baiklah! Aku juga merasa kalau kakak perempuanmu itu mulai menjadi seorang psikopat!" Sasuke segera memasang sikap siaga seperti akan memulai pertarungan.

"Apa kamu yakin, Sasuke? Kakashi-sensei sudah bilang kalau kita tidak boleh membantu Naruto. Kalau kamu masih ingin membantunya, kamu akan dikembalikan ke akademi, lho," kata Elena sambil menunjukkan wajah menyeringai pada Sasuke.

"Ini bukan lagi masalah gagal atau lulus, tapi sudah masalah hidup dan mati. Tidak mungkin aku bisa mengabaikan ini!" jawab Sasuke.

"Ugh, walaupun aku tidak suka ditolong olehmu, tapi aku rasa bukan saatnya memperdebatkan ini. Tolong bantuannya Sasuke!" kata Naruto yang hanya bisa berharap pada saingannya itu.

"Hmph! jangan salah sangka, aku hanya merasa kamu memiliki kekuatan luar biasa dan bisa dijadikan rekan tim yang baik untuk mengambil lonceng dari Sensei," ucap Sasuke sambil memperhatikan Elena, mengawasi tindakan yang akan dilakukan olehnya.

Sasuke sangat sadar bahwa dia mungkin tidak akan bisa menang melawan Elena. Dia telah memperhatikan bagaimana Elena bertarung melawan Kakashi, serta memperhitungkan kemungkinannya menang saat melawan Elena. Namun bahkan jika itu mustahil, setidaknya dia ingin berusaha menolong Naruto, karena bisa dijadikan rekan kerja sama yang sangat membantu.

Walaupun gagal, Naruto berhasil memukul mundur Kakashi sampai membuatnya bersembunyi di bawah tanah hingga waktu ujian berakhir. Bahkan setelah mengeluarkan Jutsu sebanyak itu, Naruto masih dapat berdiri dan sepertinya bisa melanjutkan pertarungan bila diperlukan. Kegagalan Naruto sebelumnya terletak pada dirinya yang gagal menemukan lokasi Kakashi, bukan kekalahan adu Jutsu dengan Kakashi.

Kakashi memang belum mengeluarkan kekuatan penuhnya saat dalam pertarungan tadi, tetapi Jutsu dan kekuatan yang dia keluarkan sudah termasuk dalam kualitas yang lumayan tinggi untuk ukuran melawan ninja yang baru saja lulus.

'Bukankah kamu sedikit berlebihan, Elena. Adikmu benar-benar akan menderita luka yang serius saat meminum itu, lho,' komentar Kurama.

Next chapter