webnovel

Melangkah Pasti Menuju Misi

Emera dan Naruto sedang menuju ke lokasi arena di mana turnamen ujian Chuunin diadakan. Sementara Emera memiliki wajah dengan senyuman cerah berseri-seri, Naruto merasa canggung pada Emera dengan mengalihkan perhatiannya namun sesekali melirik pada Emera. Dia masih merasa bersalah tentang kejadian pagi tadi sekalipun Emera mengatakan jika tidak apa-apa dan tidak mempermasalahkannya.

Emera menyadari tentang Naruto yang masih merasa buruk padanya tentang kejadian pagi tadi sehingga dia mengatakann pandangan pada Naruto sambil bertanya, "Hmm? Ada apa, Naruto-nii? Apa kamu kurang sehat? Jangan memaksakan diri untuk bertarung jika merasa tidak enak badan, lebih baik kamu istirahat di rumah. Aku bisa saja menggendongmu kalau mau?"

"Ti-Tidak, bu-bukan apa-apa." Naruto memalingkan wajahnya yang memerah karena mengingat kejadian pagi sebelumnya. Tampaknya, masalah ini tidak bisa dengan mudah dan terlalu dalam terukir dalam pikirannya.

Naruto memang pernah membuat jutsu mesum seperti Eroke no Jutsu, namun dia sama sekali tidak memiliki minatan atau melakukan kejahatan dengan menerapkan itu pada gadis kecil seperti Emera. Begini-begini, Naruto masih merupakan anak laki-laki yang baik hati dan sama sekali tidak mesum tingkat tinggi seperti Jiraiya.

Naruto sedikit melirik pada pakaian Emera dan berpikir, "Benar juga. Jika aku memperhatikannya, dia sama sekali tidak mengganti pakaiannya dan aku tidak menemukan pakaian ganti di dalam tasnya. Apakah itu benar-benar satu-satunya pakaian yang dia miliki? Apakah menjadi pengembara memang sesulit itu sampai dia tidak memiliki uang sepeserpun?"

"Hah, Naruto-nii, aku sudah bertanya tentang mengapa kamu melirikku. Jika ada yang ingin kamu katakan padaku, kamu tinggal mengatakannya secara langsung. Tidak perlu menyembunyikan sesuatu dariku atau malah akan membuatnya lebih rumit dan merepotkan," kata Emera menghembuskan napas mengetahui Naruto menaruh perhatian padanya. "Kamu juga harus tahu Naruto, ada seseorang yang sekali-kali melirikmu itu tidak nyaman, lho," tambahannya dengan kesal.

"Ya, maaf kalau aku bersikap seperti itu." Naruto tertunduk merasa dipersalahkan oleh Emera sebelum mengatakan, "Aku hanya merasa jika kamu memakai pakaian yang sama dengan yang kemarin. Selain itu, aku lihat jaket dan baju milikmu terlihat lusuh. Apa kamu tidak memiliki pakaian lainnya?"

"Hehe, sebagai seorang pengembara, tentu saja aku perlu menghemat uang sebanyak mungkin. Jika aku terlalu banyak memakai uang untuk berfoya-foya, aku akan kehabisan di tengah perjalanan." Emera membuat wajah yang tampak percaya diri ketika mengatakannya.

"Tidak, tidak, tidak, aku rasa ini bukan hanya tentang menghemat uang." Naruto menggelengkan kepalanya ketika menyangkal. "Di dalam tasmu itu, hanya terdapat sebuah golok, 'kan? Aku sama sekali tidak menemukan perlengkapan lainnya di sana."

'Yah, golok itu kugunakan saat melawan Gastrea yang kuat, sih. By the way, ini hanya merupakan golok biasa. Dia tidak terbuat dari Varanium sehingga kurang efektif melawan Gastrea.'

Varanium merupakan sebuah logam khusus di dunia Black Bullet. Logam ini memiliki kemampuan khusus yang bisa membuat Gastrea kalah dengan lebih mudah. Dengan kata lain, Varanium merupakan senjata paling efektif untuk melawan Gastrea saat ini. Tapi masih ada batasan, yaitu tetap diperlukan seseorang yang cukup kuat untuk bisa bertarung imbang melawan Gastrea.

"Kamu melihatnya, ya? Apa kamu sudah mulai tertarik dengan gadis kecil sekarang?" Emera tiba-tiba saja menatap tajam ke Naruto disertai aura menekan.

"Tidak! Bukan seperti itu maksudku! Aku sama sekali tidak mencari-cari benda itu!" teriak Naruto sebagai penyangkalan tegas Emera.

Teriakan keras ini sempat menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sehingga mereka mengarahkan perhatian mereka pada Naruto dan Emera. Tapi tidak lama kemudian, mereka kembali pada kesibukan masing-masing.

Emera membuyarkan ekspresi menekannya dan mengatakan, "Aku hanya bercanda, Naruto-nii. Lagi pula, aku sudah bilang, bukan, jika ingin bergabung maka silahkan." Sambil membuat sebuah senyuman nakal.

"Sudah cukup! Tolong hentikan membahas topik itu! Aku sama sekali tidak menyukainya!" teriak Naruto dengan wajah yang memerah.

"Hehehe, oke, oke, baiklah jika itu adalah apa yang kamu ingin. Jadi kembali ke pembahasan, apa yang kamu ingin katakan padaku? Sebentar lagi kamu akan menghadapi ujian Chuunin, tidak baik jika kamu memiliki masalah di dalam benakmu, lho." Emera tertawa kecil sambil tersenyum.

Naruto mengambil napas dalam, menenangkan dirinya sebelum mengucapkan, "Itu, lho, se-seperti yang aku katakan sebelumnya. Apa kamu hanya memiliki satu pasang pakaian itu saja?"

"Sayangnya, iya. Aku hanya memiliki satu pasang pakaian ini saja. Ada masalah apa dengan yang satu ini?" Emera menunggu jawaban Naruto.

"Aku merasa kasihan denganmu yang hanya memakai satu pasang pakaian itu saja setiap harinya. Jadi, jadi, jadi …." Naruto tidak bisa melanjutkan kalimatnya dan malah melirik ke arah lain. Dia merasa tidak yakin dengan apa yang akan dia katakan selanjutnya, apakah ini akan membuat Emera senang atau malah sebaliknya.

"Cepat katakan! Sebelum kita sampai dan kamu memulai ujiannya," kata Emera datar karena merasa orang yang satu ini lama dalam mengatakan sesuatu.

"Uh…, bisa tunggu sebentar kenapa, sih? Aku juga perlu merangkai kata-kata," jawab Naruto.

Emera tidak menjawab dan diam saja. Dia dengan berbaik hati memberikan waktu pada Naruto untuk memberikan kata-katanya, namun ini malah terlihat seperti dia lebih mendesak pada Naruto.

"Hah, jadi jika kamu tidak keberatan, maukah kamu ikut bersamaku untuk membeli beberapa pakaian baru untukmu?" kata Naruto lemah, merasa gugup akan mendengarkan respon Emera.

"Dengan kata lain, apa kamu ingin mengajakku kencan? Kamu benar-benar memiliki tipe gadis kecil seperti ini, ya, Naruto-nii. Dasar, bahkan jika kamu tidak mengakuinya, ternyata kamu adalah seorang lolicon, ya?" Emera tersenyum lebar atas kata-kata Naruto. "Tapi kamu harus tahu, lho, kita baru bertemu kemarin dan belum terlalu mengenal satu sama lain lebih dalam."

'Yah, aku sudah melihatnya dari anime, hanya saja menurutku dia memiliki sikap yang sedikit berbeda dari yang ada di sana ketika menemuinya secara langsung.'

"Berisik! Bukan berarti aku ingin mengajakmu berkencan atau melakukan hal-hal yang tidak senonoh." Suara Naruto menjadi pelan ketika dia mengatakan, "I-Ini murni karena aku merasa kasihan padamu, kok."

"Begitu ya, begitu ya, dengan kata lain, kamu menggunakan dalih mengasihani untuk memakan seorang gadis kecil, ya. Oke, tidak masalah, aku paham dengan perasaanmu, kok." Emera mengangguk-angguk pada kata-kata itu.

"Aku sedang serius, aku sama sekali tidak memiliki niatan untuk melakukan hal buruk padamu, Emera-chan!" Kali ini Naruto menatap Emera dengan serius, menunjukkan kesungguhannya.

Emera tersenyum kecil melihat Naruto yang mengatakan itu, lalu berucap, "Hmph! Baiklah, jika kamu lulus menjadi Chuunin, aku tidak keberatan jalan-jalan bersamamu. Tapi kamu harus ingat, aku ini makan banyak dan menghabiskan banyak uang, lho."

"Tenang saja, aku memiliki banyak uang saat ini. Porsi makanmu seharusnya tidak akan mempengaruhi banyak keuanganku."

"Oho, bukan hanya pakaian, sekarang kamu juga ingin mengajakku ke tempat lain. Kamu ini … benar-benar ingin mengajakku berkencan, ya?"

Next chapter