Natalie berpura-pura menutup mata terhadap ejekan Yulia.
Dia tahu bahwa Yulia melakukannya dengan sengaja.
"Kapan Natalie datang?" Swany mengalihkan pandangannya ke Natalie dengan senyum lembut.
"Baru saja tiba kemarin!" Natalie menjawab dengan tenang.
Tentu saja, dia tidak cukup bodoh untuk berpikir bahwa Swany akan mau berteman dengannya.
Dia ingat dengan jelas bahwa Swany berkata. "Tidak masalah apakah aku menang atau kalah. Anthony bukan hanya pria yang aku cintai, tetapi juga pasienku. Di dunia ini, hanya aku yang paling mengenalnya. Yang dia butuhkan adalah aku, bukan kamu."
Swany maju ke depan sambil tersenyum dan memegang tangan Natalie dengan erat. "Terima kasih banyak atas perhatianmu selama aku di Indonesia. Tetapi tahukah kamu budaya negara kita? Ketika kamu datang pertama kali ke rumah orang, kita biasanya membawakan mereka hadiah berharga!"
Menghadapi senyum munafik Swany, Natalie benar-benar ingin menampar wajahnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com