webnovel

Para Benalu dan Keputusan Natalie

Dengan kata lain, ketiga benalu ini hidup foya-foya menggunakan seluruh kerja keras orang tuanya semasa mereka masih hidup.

Natalie tersenyum ketika menanggapi kata-kata Celline. "Wah maaf kalau begitu, aku tidak tahu apa-apa! Tetapi sepertinya tidak perlu sampai menjual rumah, ibuku meninggalkan sejumlah uang untukku dan seharusnya itu cukup untuk membayar renovasi rumah ini."

Celline tersenyum lebar, nada bicaranya menjadi antusias. "Beneran? Memangnya ibumu meninggalkan uang berapa untukmu? Kenapa aku tidak tahu tentang itu?"

"Jangan khawatir, ibu meninggalkan cukup banyak uang. Tetapi uang itu baru akan cair bulan depan, jadi bagaimana kalau bibi membayarnya terlebih dahulu? Aku akan menggantinya jika uang itu sudah cair."

Mendengar hal ini, Celline mengangguk dengan cepat.

Dia tidak tahu bahwa Natalie telah mengetahui niat busuk mereka berkat Erlyn. Mereka pikir dirinya ini hanyalah seekor domba yang siap disembelih.

Bahkan ketika orang tuanya masih hidup, keluarga bibinya ini sering meminjam uang ke orang tuanya.

Meski meminjamkannya, paman dan bibinya itu tidak pernah membayarnya sama sekali.

Dan ketika orang tuanya meninggal, paman dan bibinya sangat bersemangat.

Ketika mendengar berita kematian orang tuanya, kedua orang itu merasa seperti menang undian berhadiah.

Sejak saat itu, ketiga orang itu bagaikan penguasa yang tiran yang selalu mengambil uang milik keluarganya.

Dan sekarang, dia bahkan terus terang ingin menjual rumah warisan orang tuanya…

Benar-benar gila!

"Oh iya, adikmu Erlyn itu tidak punya gaun untuk acara pernikahanmu nanti. Bagaimana kalau kamu juga membelikannya? Seharusnya 20 juta cukup untuk gaun yang bagus!" Celline masih tetap serakah.

Melihat wajah Natalie yang terlihat ogah, Celline dengan cepat menambahkan. "Erlyn ingin tampil cantik di hari pernikahanmu, dia sangat mengagumimu sejak dia masih kecil."

Hahaha, saking kagumnya sampai dia mencuri tunangannya?

"Baiklah, terserah bibi. Aku akan mengganti semua pengeluaran setelah hari pernikahanku!" Wajah Natalie terlihat tersenyum bahagia.

Tidak ada jejak ketidaksenangan sama sekali di wajahnya yang sekarang.

Setelah menoleh, wajahnya langsung berubah menjadi dingin dan tatapan matanya menjadi tajam.

Beli sana, aku tidak akan mengganti uang itu satu rupiah pun!

Natalie pun berdiri dan berjalan ke kamarnya dalam keadaan diam. Dia mulai membereskan isi lemarinya dan menaruhnya ke dalam koper.

Karena sudah muak dengan wajah mereka, dia berniat untuk tidak tidur di rumahnya ini lagi.

Ketika menutup lemari pakaiannya, dia terlalu menggunakan banyak kekuatan sehingga ornamen yang terpasang di lemari segera terjatuh ke lantai.

Ornamen itu terbuat dari kaca, itu adalah hadiah dari Reynold untuknya.

Dia ingat ketika orang tuanya meninggal, Reynold memberikannya hadiah ini agar mengingatkannya bahwa dirinya seperti kristal di hatinya.

Hahaha … semua itu hanyalah bualan yang manis. Sama seperti pecahan di lantai, hatinya sudah hancur berantakan.

Sepertinya hubungan mereka berdua tidak tahan akan godaan, sekarang hubungannya sudah hancur seperti ornamen di bawah kakinya ini.

Kebaikan dan kelembutannya justru menjadi ujung tombak yang menghancurkan pertunangannya, bahkan dia hanyalah seorang badut di mata Erlyn dan Reynold.

Untuk waktu yang lama, dia menginjak-injak ornamen yang masih utuh hingga pecah sepenuhnya. Setelah itu, dia berjalan keluar dari kamarnya dengan cepat.

"Natalie…"

Tiba-tiba ada suara pelan terdengar di telinganya.

Natalie mengangkat kepalanya dan ternyata Reynold sudah berdiri di hadapannya.

Pada saat yang sama, kenangan buruk kemarin malam langsung terlintas di pikirannya.

Kedua tangan Natalie segera mengepal dan tatapan matanya perlahan menjadi dingin.

Meski begitu, wajah tampan Reynold masih tetap mempesona hatinya. Wajahnya yang tegas, matanya yang dalam dan lembut, postur tubuhnya yang tinggi membuatnya terlihat seperti orang yang mengesankan. Dengan memakai baju dan celana panjang biasa, ketampanannya sama sekali tidak memudar.

Pertama kali dia mengenal Reynold adalah ketika mereka masih berada di bangku kuliah yang sama. Reynold yang merupakan kakak kelasnya yang dua tahun di atasnya itu memiliki bakat desain yang hebat dan sudah dilirik oleh orang-orang. Hal ini membuat orang tua Natalie mengundangnya ke dalam perusahaannya dan merestui hubungannya.

Ketika orang tuanya meninggal, Reynold segera pasang badan dan membantu Natalie menstabilkan posisinya di Doxia. Apa pun pengaruh dan tindakan William, saham terbesar tetap dimiliki oleh Natalie yang merupakan ahli waris.

Ketika mereka menikah nanti, Natalie berencana untuk memberikan semua saham yang dimilikinya di Doxia kepada Reynold. Dengan begitu, Natalie akan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya dan Reynold akan meneruskan usaha orang tuanya.

Setelah dipikir-pikir, hal ini sangat bodoh!

"Oh ya, bukannya kamu berencana untuk menemaniku mencoba beberapa gaun pernikahan?"

Ketika kata-kata itu jatuh, ponsel Reynold tiba-tiba berdering. "Tunggu sebentar, aku perlu mengangkat telepon ini!"

Reynold berjalan menjauhi Natalie sebelum menerima telepon tersebut. Natalie berjalan perlahan untuk berusaha mendengarkan percakapannya, dan dia dapat samar-samar mendengar suara Erlyn.

"Sayang, kakiku sakit! Jemput aku di mall, cepetan ya!"

Tunangannya sepertinya jauh lebih mesra dengan sepupunya daripada dirinya, hatinya benar-benar sudah tidak peduli dengannya.

Setelah sekian lama, Reynold menutup telepon dan berjalan kembali. Di sofa, Natalie sudah duduk sambil meminum teh.

"Apa kamu sudah siap? Aku sudah menelepon toko bajunya, ayo cepat kita pergi." Kata Natalie.

"Bagaimana kalau besok saja, aku tiba-tiba ada urusan!"

Meski sempat ragu-ragu, sepertinya Reynold sudah mengambil keputusan.

Sepertinya Erlyn jauh lebih penting daripada dirinya. Di dalam hatinya Natalie bertanya-tanya, sudah berapa kali dia membohongi dirinya seperti ini?

Erlyn pindah ke rumahnya empat tahun yang lalu, apakah hubungan mereka juga dimulai sejak saat itu?

Ketika memikirkannya, Natalie baru menyadari beberapa detail kecil. Ketika dia menonton film bioskop bersama Reynold, Erlyn selalu mengikuti mereka.

Di hari ulang tahunnya, Reynold memberikannya hadiah yang biasa. Dan di hari ulang tahun Erlyn, Reynold justru mempersiapkan barang yang mewah untuknya.

Sebelum ini dia hanya menganggap bahwa ini semua hanyalah kebaikan dari hati Reynold.

Ketika Reynold hendak pergi, tiba-tiba Natalie berkata. "Hei, apakah kamu mencintaiku?"

Reynold berhenti berjalan dan menghampirinya. Dia meletakan kedua tangannya di bahunya dan memelototinya dengan serius. "Nat, ada apa denganmu hari ini? Kenapa kamu menjadi aneh?"

"Aku hanya berpikir hal apa yang lebih penting sampai-sampai kamu tidak menemaniku mencoba gaun pernikahan kita."

Wajah Reynold berubah sedikit. "Nat, pada akhirnya kita akan menikah, buat apa kamu mencurigaiku seperti ini? Aku sudah bekerja keras untuk pernikahan kita, sekarang aku hanya ingin waktu sedikit sebelum menerima semua komitmen pernikahan itu, oke? Jangan egois seperti itu!"

Egois? Hahaha! Kita lihat siapa yang akan muntah darah pada akhirnya.

Berada di tempat yang sama, Natalie melihat sosok Reynold yang pergi.

Hati Natalie semakin mantap.

...

Apartemen High Palace

Teman Natalie yang bernama Nia tinggal di apartemen ini. Meski kamarnya tidak seberapa besar, kamar apartemen ini dapat menampung 3-4 orang.

"Nia, bisakah aku menginap di tempatmu beberapa hari ini?"

"Lho, kenapa dengan rumahmu?"

Natalie duduk di sofa, menaruh kopernya dan menatap kosong ke arahnya. "Kamu benar, aku seharusnya tidak mempercayainya."

Nia memperhatikan sosok kesepian Natalie dan duduk di sampingnya. Dengan nada menghibur, dia berkata. "Ada apa? Kenapa kamu terlihat lemas seperti ini? Bukannya kamu kemarin masih senang karena sebentar lagi akan menikah?"

Natalie tersenyum getir, menggelengkan kepalanya sambil menghela napas. "Reynold … selingkuh!"

"Ah! Siapa pencurinya?"

Natalie menggertakkan giginya untuk waktu yang lama dan akhirnya berkata. "Kamu tidak akan mungkin menebaknya, wanita itu adalah Erlyn!"

Next chapter