Aku adalah seorang pendiam yang awalnya masih awam mengenal cinta, namun begitu dalam rasa penasaranku akan kisah percintaan. Aku pernah bertanya dalam hati, bagaimana caranya mendapatkan cinta ?
Apa yang akan terjadi padaku jika aku merasakan cinta ?
Lalu seiring berjalannya waktu perlahan aku pun mencoba mencari tahu tentang arti cinta yang sebenarnya pada sebuah rasa.
Cerita tentang sebuah cinta di hidupku dimulai dengan sebuah pandangan pertama tanpa kesengajaan, pada waktu itu aku baru pertama kali melihatnya dan baru kali ini aku bertemu dengan seseorang yang tidak pernah aku lihat sebelumnya, saat itu aku masih belum tahu tentang dia dan belum juga mengenalnya. Lalu lambat laun hatiku pun tersentuh dengan mengagumi parasnya dan diriku suka dengan dirinya. Setiap kali bertemu dengannya aku selalu menatapnya dan seketika dia menatap balik aku pun perlahan mengalihkan tatapanku, aku dan dia juga tidak pernah saling berkenalan maupun berjabat tangan. Pada waktu itu aku mulai penasaran dengan dia, rasa penasaran tentang dia tidak pernah aku ceritakan pada siapapun terkecuali rasa penasaran ini ku pendam dalam diriku sendiri.
Seiring berjalannya waktu aku pun mulai mengenal dirinya. Aku dan dia saling mengenal tanpa kata salam kenal, tanpa jabat tangan dan tanpa ada kesengajaan untuk berkenalan, bagiku mengenal dirinya itu adalah suatu hal yang membuat hatiku senang, iya karena dari awal aku sudah mengaguminya dan memiliki keinginan untuk bisa mengenalnya. Ketika aku sudah mulai mengenalnya, dari hari ke hari pun aku mulai sedikit berbicara dengan dirinya, tak hanya itu, setiap kali bertemu aku dengan dia bercanda, bukan hanya parasnya saja yang aku kagumi tapi juga senyumannya yang membuatku senang saat setiap candaan terselip antara diriku dan dirinya ketika saling bertemu sehingga selalu membuat hatiku berdebar dan membuat rasa kagumku dengan dirinya semakin berkembang.
Saat semua tentang pandangan dan perkenalan sudah terjadi, maka aku pun memiliki pikiran untuk mendekatinya dan mengambil hatinya. Awal dari pendekatanku adalah ketika aku memulai memberanikan diri untuk menghubunginya. Dimulai dengan diriku yang mencari bahan pembicaraan sebagai permulaan hubungan dengannya lalu secara perlahan aku pun mulai membuat candaan, tak hanya itu sepatah kata rayuan juga aku lontarkan pada dia, kemudian respon darinya adalah tawa.
Pada suatu hari aku menemukan sesuatu pada dirinya, sesuatu itu aku anggap "Bidadari"
Aku : "sudahlah jangan senyum senyum." Dia : "biarin saja lah hehehe." Aku : "senyumanmu itu loh." Dia : "kenapa hehehe." Aku : "senyumanmu itu manis." Dia : "ya ampun kamu ini bisa saja hehehe."
Aku : "hari ini kamu kenapa kok terlihat sedih ?" Dia : "memang iya, pakaian kesukaanku hilang." Aku : "tolonglah jangan sedih gitu, nanti cantikmu hilang." Dia : "tidak terlalu sedih juga lah." Aku : "tapi walaupun kamu sedih kamu tetep cantik kok, apalagi kalau kamu senyum hehehe." Dia : "ya ampun, kamu ini bisa saja seperti itu denganku hahaha."
Aku : "kamu cantik." Dia : "ah masak sih." Aku : "padahal aku memujimu loh." Dia : "iya iya." Aku : "apa kamu tidak suka kalau kamu dipuji ?" Dia : "iya, agak suka juga sih hehehe." Aku : "kamu cantik deh." Dia : "terima kasih deh hehe." Aku : "kamu cantik, kamu itu seperti bidadari." Dia : "iya sudah iya, terserah hehe."
Lalu tiba tiba saat itu hatiku tergerak untuk memberi bukti bahwa aku memang benar benar ingin memperjuangkan dirinya. Yang aku lakukan untuk memberi bukti bahwa aku sedang memperjuangkannya adalah dengan cara memberikan sebuah kejutan pada dia sekaligus sebagai pesan bahwa diriku menyayanginya. Tapi memberikan sebuah kejutan tidak semudah apa yang pernah aku pikirkan. Ada halangan saat aku hendak memberikan sebuah kejutan padanya. Aku dan dia dulu sering bertemu karena berada di tempat yang sama bahkan setiap hari pun aku bisa melihatnya secara tatap muka tapi kini aku dan dia sudah tidak bertemu lagi karena urusan karir yang membuat aku dan dia berada di tempat yang berbeda, disisi lain jarak tempat tinggal antara aku dengan dia yang cukup jauh telah membuatku kesulitan untuk bisa bertemu dengannya setiap saat. Tapi, aku punya niat dan kemauan untuk mewujudkan cintaku padanya.
Percakapan antara aku dengan dia lewat ponsel mulai berlangsung, dan aku berkata padanya
Aku : "aku ingin memberimu sesuatu." Dia : "apa yang akan kau berikan padaku ?" Aku : "tunggu saja, yang pasti ini sebuah kejutan untukmu." Dia : "yang benar saja, kamu tidak iseng denganku kan ?" Aku : "tidak, aku ini serius ingin memberimu sesuatu." Dia : "hmm, aku baru tahu kalau kamu bisa serius." Aku : "apakah kau memperbolehkanku untuk memberimu ?" Dia : "iya, boleh boleh saja."
Beberapa hari Kemudian aku membelikan sebuah kejutan untuk aku berikan padanya.
Aku : "aku ingin bertemu denganmu." Dia : "untuk apa ?" Aku : "apakah kamu lupa tentang sebuah kejutan yang aku katakan padamu waktu itu ? Dia : "iya, lain waktu saja kita bertemu." Aku : "iya, aku tunggu kabar darimu lagi tentang pertemuan kita."
Kali ini aku kembali memberi kabar... Aku : "ayolah besok kita ketemuan, aku sudah membelikan kejutan untukmu." Dia : "kita ketemuan dimana ?" Aku : "bagaimana kalau kita bertemu di sebelah toko dekat jembatan waktu sore hari ?" Dia : "aduh, aku capek kalau ketemuan waktu sore hari." Aku : "lalu kapan kita bertemu." Dia : "entahlah, memangnya kamu benar benar serius ingin memberiku sesuatu ?" Aku : "iya, sumpah aku serius ingin memberimu sebuah kejutan, maka dari itu aku mengajakmu bertemu."
Dia : "hmm, masalah itu dipikir nanti saja dulu." Aku : "bagaimana jika hari minggu pagi kita bertemu." Dia : "jangan hari minggu, aku sibuk mengurus pekerjaan rumah." Aku : "jika hari sabtu apakah kamu ada waktu senggang ?" Dia : "entahlah, lihat keaadaan saja." Aku : "apakah kamu tidak apa apa jika kita ketemuan malam hari ? sebentar saja." Dia : "jelas tidak boleh jika malam hari."
Sudah berselang satu minggu aku membelikan kejutan yang ingin kuberikan padanya tapi kepastian antara aku dengan dia untuk bertemu masih belum jelas, rasanya keadaan sangat tidak bersahabat ketika aku ingin bertemu dengannya.
Pada suatu hari aku mendapat kabar darinya jika hari ini dia sakit... Aku : "ayolah kita bertemu." Dia : "tidak bisa, aku sedang sakit." Aku : "kamu sakit apa ?" Dia : "aku sakit panas dan capek capek." Aku : "jika tidak bisa bertemu, bagaimana kalau sebaiknya aku datang ke rumahmu ?" Dia : "kamu tidak perlu datang ke rumahku."
Aku : "aku datang ke rumahmu karena aku ingin menjengukmu sekaligus memberi kejutan ini padamu." Dia : "tidak usah, maaf ya, lain waktu saja kita bertemu." Aku : "lalu kapan kita bisa bertemu ?" Dia: "tunggu saja kabar dariku nanti." Aku : "iya, aku tunggu, semoga kamu lekas sembuh ya." Dia : "iya terima kasih."
Setelah sekian lama menunggu kepastian untuk bertemu, akhirnya ada sebuah kesempatan untuk memberikan kejutan ini padanya sekaligus momen untuk mengungkapkan perasaanku. Ketika ada sebuah reuni aku pun kembali bertemu dengan dia, tapi pertemuan antara aku dan dia hanyalah pertemuan semata wayang saja. Saat reuni itu berlangsung aku hanya bisa menatapnya dari jauh karena dia sibuk bersama teman temannya tapi ungtunglah sebuah kejutan itu berhasil aku berikan padanya. Aku berjalan mengikutinya saat dia hendak pulang, lalu aku memberikan sebuah kejutan itu di tempat parkir. Aku sempat merasa heran saat aku berjalan mendekatinya, dia tampak terburu buru ingin pergi. Tapi dengan cepat aku pun memberikan sebuah kejutan itu, dia menerimanya.
Aku : "ini yang ingin aku berikan." Dia : "benarkah ini untukku ?" Aku : "iya." Dia : "terima kasih ya." Aku : "iya sama sama, coba buka isinya." Dia : "nanti saja kalau dirumah." Aku : "kenapa tidak sekarang ?" Dia : "sekarang aku mau pergi dulu." Aku : "tolong jangan pergi dulu,aku ingin bicara sebentar denganmu." Dia : "bicaranya nanti saja, aku sedang terburu buru pergi saat ini."
Setelah itu dia langsung pergi dengan terburu buru.
Ketika sebuah kejutan itu sudah aku berikan padanya, saat malam hari dia memberi kabar kalau dia sudah membuka kejutan tersebut.
Dia : "apakah benar sebatang coklat ini memang kamu berikan untukku ?" Aku : "iya benar." Dia : "sungguh, apakah kamu tidak main main ? Aku : "jika aku main main, maka sebatang coklat itu tidak akan sampai padamu." Dia : "iya terima kasih ya." Aku : "iya sama sama, kira kira apakah kamu suka dengan coklat yang aku berikan." Dia : "iya, aku suka suka saja." Aku : "syukurlah kalau begitu."
"Sebatang coklat memang sudah tersampaikan. Tetapi ungkapan rasa dalam hati ini masih terpendam karena masih belum ada pertemuan. Berbalas pesan dan candaan antara aku dan dia masih terus berjalan. Sampai pada akhirnya bertukar pesan sudah menjadi kebiasaan. Hubungan antara aku dengan dia masih terus terlaksanakan. Bahkan hingga berbulan bulan tetapi ujung berupa pertemuan masih belum menjadi kenyataan. Ungkapan masih sebuah angan angan karena suatu jarak yang memisahkan."
Berbulan bulan aku dan dia bertukar pesan, mengobrol tentang semuanya, dan bergurau bersama. Sikapnya yang selalu membalas pesanku telah membuatku betah dalam mempertahankan hubungan. Aku selalu menganggap jika dia adalah satu satunya orang yang sabar dalam meladeni segala sikapku padanya. Aku selalu percaya padanya jika dia akan selalu membalas pesanku walaupun terkadang lama. Lama membalas pesan bukan berarti mengabaikan atau tidak membalas pesanku, harapanku berupa kepastian tentang balasan pesan selalu menjadi kenyataan tapi balasan tentang sebuah perasaan hanyalah angan angan. Bagiku lamanya pesan yang dia kirimkan padaku kujadikan sebuah pelajaran untuk tetap sabar menunggu.
Inilah pesan pesan yang aku anggap spesial antara aku dan dia.
Aku : "malam malam begini kamu kok belum tidur ?" Dia : "aku masih belum mengantuk." Aku : "kalau kamu mau tidur, tolong nanti kabari aku ya." Dia : "iya sudah, aku mau tidur dulu ya." Aku : "good night, have a nice dream." Dia : "okey, thank you, sok Inggris hehe" Aku : "hmm segera tidur ya." Dia : "iya"
Aku : "kamu loh cantik." Dia : "ya ampun, namanya juga cewek." Aku : "tapi aku memilihmu dan memujimu bukan cewek lain." Dia : "masa sih." Aku : "kamu cantik." Dia : jangan begitu nanti besar kepalaku hahaha." Aku : "kamu tetap baik dan rendah hati kok hehe." Dia : "aamiin." Aku : "kamu cantik." Dia : "iya, terima kasih ya hehehe."
Aku : "aku mau bilang sesuatu padamu." Dia : "bilang saja." Aku : "aku ingin mengenggam tanganmu untuk sekarang dan selamanya dan kita merasakan cinta bersama." Dia : "ya ampun rayuanmu itu loh, hahaha." Aku : "iya, karena aku ingin memilikimu." Dia : "tidak percaya sama sekal hmm." Aku : "aku serius, sejak kapan aku bercanda." Dia : "kamu itu tidak pernah serius hehe." Aku : "aku serius saat aku belajar dan berdoa." Dia : "kalau seperti itu aku juga melakukan dengan serius."
Aku : "selamat malam, selamat berbelanja di alfamart." Dia : "aku lebih suka belanja di indomart." Aku : "kalau begitu ikut aku ke indomart biar kamu dapat ucapan selamat malam, hehehe." Dia : "oh, kalau begitu besok giliran kamu ikut aku." Aku : "kamu ajak kemana saja aku ikut." Dia : "besok ikut aku ke indoapril, biar kamu juga dapat ucapan selamat malam." Aku : "kamu bisa aja, buat nama indoapril."
Hari demi hari hingga bulan berganti bulan, sampai disini aku merasakan jika hubungan antara aku dengan dia terasa tidak seperti dulu lagi, karena ada sesuatu yang tiba tiba berubah. Sikapnya mulai berubah menjadi acuh dan dingin, dia selalu membalas pesanku tapi balasannya tidak seperti hari hari sebelumnya dan akhir akhir ini balasan pesannya pun mulai menyingkat, responnya terhadap candaanku juga semakin hari semakin biasa saja, obrolanku dengannya juga tidak semenarik dulu. Padahal meninggalkan urusan demi meluangkan waktu agar bisa menghubunginya juga masih aku lakukan saat aku jauh darinya, hal ini tentu saja membuat diriku heran dengan dia.
Aku yang senantiasa berbaik sangka padanya...
Aku rasa sikapnya yang akhir akhir ini berubah mungkin hanya sementara dan aku pikir dia memang benar benar sibuk dengan urusannya atau mungkin dia ada persoalan dalam hidupnya. Tapi sudah sekian waktu sikapnya pun tetap begitu saja, dia dingin seperti hatinya membeku dan dia juga acuh denganku. Perlahan dia pun mulai menjauh dari diriku, itulah yang aku rasakan akhir akhir ini dengan dia yang mulai berubah sikap.
Lalu muncullah rasa rindu dalam diriku, ada alasan mengapa aku merindukannya, karena aku rindu dia yang dulu, Dia yang dulu sering bercanda tawa denganku, mengobrol tentang semuanya, dan rasa saling perhatian yang pernah ada namun kini semua itu sudah hilang seolah olah dia melupakannya.
Kini dia berubah seiring berjalannya waktu dan aku juga rindu karena sudah hampir setengah tahun lamanya aku tidak pernah bertemu dengan dia, yang bisa aku lakukan untuk mengobati rindu ini hanyalah dengan menghubunginya dan secara diam diam aku melihat fotonya yang aku simpan di ponselku, pada fotonya terdapat aura berupa paras cantik yang menawan dan senyuman manis yang membuat hatiku menjadi senang ketika melihatnya, walaupun melihatnya tidak secara nyata.
Aku : "bisakah kita bertemu kembali ?" Dia : "untuk apa kita bertemu ?" Aku : "ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu tapi sampai saat ini masih belum tersempaikan." Dia : "cukup katakan lewat pesan saja !" Aku : "tolonglah, aku rindu padamu, aku sangat ingin bertemu denganmu, sekaligus aku menyatakan sesuatu padamu"
Dia : "sudah tidak lagi yang namanya bertemu itu ?" Aku : "mengapa ?" Dia : "sudahlah dipikir nanti saja." Aku : "jika ditunda terus maka pertemuan ini tidak akan terlaksana." Dia : "hmm." Aku : "aku rindu padamu, maka dari itu aku ingin bertemu." Dia : "aku tidak mau, tidak usah bertemu."
Tak cukup sampai disitu, aku bersikeras negoisasi tentang pertemuan...
Aku : "bagaimana kabarmu ?" Dia : "baik." Aku : "malam ini aku merindukanmu, tolong pahamilah perasaanku." Dia : "hmm."
Aku : "apa kita masih bisa ketemuan ?" Dia : "tidak usah ketemuan." Aku : "padahal ada sesuatu yang sangat ingin aku katakan padamu." Dia : "katakan lewat chat saja !" Aku : "baiklah jika itu maumu, sebenarnya aku mau mengatakan padamu bahwa selama ini aku menyayangimu, aku cinta padamu." Dia : "hmm terserah." Aku : "apa sebaiknya kita ketemuan saja agar aku bisa menjelaskan semuanya dihadapanmu, aku merindukanmu."
Pada malam itu dia tidak membalas pesanku, dia seolah olah mengabaikan pesan dariku. Lalu pada pagi hari saat aku bangun tidur, aku dibuat terkejut oleh dia, saat aku baru membuka notifikasi, dia membalas pesanku kemarin malam. Dia : "hm entahlah."
Saat aku melihatnya, aku pun mengetahui jika ternyata setelah dia mengirim pesan, dia memblokir nomorku sehingga membuatku tidak bisa menghubunginya sama sekali. Aku merasa kecewa, sedih, badanku seketika itu mendadak bergemetar, dan pikiranku suram karena dia telah memblokir nomorku. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana, dan waktu itu aku tidak bisa apa apa, aku hanya bisa meratap dan berusaha menahan rasa sakit hati.
Tiba tiba ada sebuah kabar melegakan saat malam hari, saat aku membuka ponselku, aku mengetahui jika dia sudah membuka blokir nomorku...
Aku : "tolonglah kalau memang kamu tidak ingin bertemu denganku, ya sudahlah, tapi tolong jangan blokir nomorku." Dia : "hmm, aku memang tidak mau ketemuan !" Aku : "iya sudah, tapi walaupun tidak ketemuan, aku masih ingin menghubungimu, tolong jangan blokir nomorku lagi ya." Dia : "hmm." Aku : "kenapa tadi pagi kamu memblokir nomorku ?" Dia : "aku tidak boleh menghubungimu lagi" Aku : "siapa yang tidak memperbolehkanmu ?" Dia : "kekasih baruku."
Aku sangat terkejut dan hampir tidak percaya ketika mengetahui itu. Aku terdiam sepi, menahan luka dihati dan aku tidak bisa berbuat apa apa lagi.
Tanpa belas kasih dia meninggalkanku, tidak ada rasa kasihan sama sekali pada dirikui, karena dia lebih memberatkan cinta pada kekasih barunya. Aku sama sekali tidak tahu apa salahku padanya hingga dia rela membuatku patah hati dan aku juga tidak tahu mengapa dia mengusirku dari hidupnya.
Aku harus menerima keadaan jika dia memilih bahagia dengan orang lain dan aku harus berusaha mengikhlaskan walaupun dengan berat hati bahwa dia sekarang sudah bersanding dengan kekasihnya, aku harus menerima dengan lapang dada.
Pada lain waktu aku kembali menghubunginya, alasanku menghubunginya karena aku masih merrindukannya dan masih ingin kembali merasakan sebentar untuk bertukar pesan dengannya.
Aku : "aku saat ini masih merindukanmu." Dia : "hmm." Aku : "maaf jika rasa rinduku mengganggu waktumu." Dia : "hmm." Aku : "sebenarnya aku masih ingin berhubungan denganmu walaupun jarang jarang." Dia : "jangan hubungi aku !" Aku : "tolonglah izinkan aku, terakhir kali ini saja menghubungimu." Dia : "tidak usah, menjauhlah dari hidupku."
Seketika itu dia langsung memblokir lagi nomorku, tanpa memikirkan perasaanku dan dengan teganya dia memperlakukanku seperti itu. Hatiku menahan kecewa, rasanya diriku seperti mati rasa, dan sudah tak sanggup berbuat apa apa.
Aku sudah tidak bisa lagi melanjutkan bertukar pesan dengannya, rasanya memang sangat berat untuk melepaskan orang yang aku cintai dan dia yang aku perjuangkan selama ini, akhirnya aku harus menerima kenyataan yang menyakitkan dan beradaptasi dengan sebuah rasa yang berbeda tanpa ada hubungan dengannya sama sekali.
Hanya sakit yang aku dapatkan dari cinta yang aku perjuangkan. Dari semua perjuanganku untuk memilikinya dan segalanya yang telah aku lakukan untuk dia, aku hanya bisa berkata dan membuat pesan terpendam untuk diriku sendiri tentang artinya kisah cinta yang ujungnya hampa.
Aku selama ini selalu memberinya perhatian tapi ujungnya aku yang mendapat kekecewaan. Bagiku dia adalah orang yang sangat berharga. Dia adalah orang yang tidak layak untuk disakiti. Gadis yang harus diperjuangkan dengan benar. Dirinya patut untuk diperhatikan, dicintai dan tetap dijaga nama baiknya.
Selama ini aku sama sekali tidak punya keinginan untuk membalas perlakuannya yang menyakiti hatiku dan aku sama sekali tidak ada niat sedikitpun untuk membalas sikap dingin dan acuhnya kepadaku. Aku akan selalu memaafkannya walaupun dia mengulanginya, aku ikhlas jika dia menyakitiku hatiku, aku berusaha sabar jika dia mengecewakanku, aku tidak akan pernah marah jika dia tidak menghargaiku.
"Aku hanya bisa berdoa kepada tuhan... Semoga kamu selalu disertai dengan kebaikan, dijauhkan dari segala perkara yang tidak diinginkan. Ku doakan agar Tuhan selalu menjagamu, melindungimu kapanpun dan dimanapun kamu berada dan aku harap kamu senantiasa bahagia."
"Kamu sudah membalas pesanku walaupun kamu tidak bisa membalas perasaanku, selama ini kamu telah sabar menanggapiku dan kamu sudah mau meladeni segala sikapku. Terima kasih atas hari harimu yang telah memberi pengalaman dan pelajaran padaku tentang segala rasa dibalik kisah cinta."