webnovel

Fiona Little Problem -extra chap-

"Fiona, apa mereka seorang ksatria?"

"Eh!? A-aah! Kenapa ibu bertanya seperti itu?"

"Kau tahu Fiona, kakekmu dulu seorang Ksatria juga. Mama bisa tahu mereka Ksatria hanya dengan melihatnya" Ucap mama sambil membersihkan piring di dapur "jadi, kau menyebabkan masalah seperti apa?"

Aku tahu kakek memang seorang Ksatria, tapi apa mama memang bisa tahu mereka seorang Ksatria berdasarkan perasaan saja?

"Aku tidak membuat masalah, mah"

"Lalu kenapa mereka bersamamu?"

"Mereka tidak tahu ara-"

"Fiona, kau kesana bukan ingin mengantar obat kan?"

"A-aku mengantar obat mah"

"Obat yang ingin kau antar kan tertinggal di rumah"

"Ehh?"

Loh, bukannya aku sudah menyimpannya di tas?

Aku dengan terburu-buru pintu dan mengecek kamarku.

Obat itu ternyata ada disana. Tepat berada di atas kasur.

"Lagipula, rumor tentang kelompok yang berhasil mengalahkan rusa putih sudah terdengar sampai kesini. Mereka bilang, yang mengalahkan rusa itu, adalah seorang pendatang" Mama menghela nafas sesaat "itu pasti kalian kan?"

Ehh? Rumornya cepat sekali.

Aku sudah tidak bisa berbohong lagi. Mama, pasti sudah tahu segalanya.

"Aa-aah, it-itu... Itu..." Aku yang tadinya menatap mama kini menunduk malu "Maafkan aku telah berbohong..."

"Jadi sudah sejauh mana sihir yang sudah bisa kau lakukan?"

"Ehh!?Jadi mama sudah tahu tentang itu!?"

"Kau dari dulu memang tidak pandai berbohong seperti ayahmu"

"Hehe" Aku hanya bisa tersenyum kecut mendengar itu.

"Lalu, apa kau akan ikut bersama mereka?"

Aku terdiam sesaat.

Aku tidak akan berbohong lagi sekarang.

"Iya, karena kami sudah membuat kesepakatan!"

"Kesepakatan?"

"Jika aku ingin menjadi bagian dari pasukan kerajaan, aku harus membantu mereka menangkap buronan... Aku tahu ini berbahaya, tapi mereka bisa diandalkan!"

"Begitu ya? Kalau begitu, kau pasti membutuhkan ini" Mama, mengambil kalung yang ia pakai.

"Eh!?"

"Kenapa kau kaget begitu?"

Kalung itu adalah satu-satunya peninggalan dari kakek.

"Tunggu! Jadi mama tidak melarang aku sama sekali!? Dan itu kalung peninggalan kakek. Itu barang berharga buat mama, kan?"

" 'Kalung ini akan membantu saat waktunya tiba' itulah yang kakekmu ucapkan padaku saat memberikan kalung ini" Mama kini menatapku dengan lembut "kurasa kakekmu meramalkan suatu kejadian dan itulah mengapa kakekmu memberikan kalung ini padaku"

Mama kemudian memakaikan kalung itu di leherku.

Aku tidak berkata apa-apa saat mama memakaikan kalung itu.

"Lihat, kalung ini sangat cocok dipakai olehmu" Ucap mama sambil tersenyum lembut.

Kalung ini memang indah. Liontin kalung ini dihias oleh batu permata berwarna biru cerah layaknya langit, di sekeliling batu permata itu terdapat hiasan berwarna perak yang sangat mempesona.

"Apa mama yakin memberikannya padaku?"

"Tentu saja. Lagipula ini kesempatan yang cocok buatmu untuk berkelana ke kota lain"

"Mama... "

"Kau tidak akan berangkat hari ini kan?"

"Tidak, kami sedang mencari informasi terlebih dahulu disini"

"Selama kau masih disini, sering-seringlah pulang"

"Baik mah" Aku tersenyum lega "saat aku sudah menjadi penyihir kerajaan, ayo kita pindah kesana dan membuat toko disana!"

"Benar juga.... Kuharap itu akan terjadi. Mama akan menantikan hari-hari itu"

"Terimakasih mah! Aku akan mengabari mereka dulu!"

"Baiklah, Hati-hati di jalan dan jangan lupa beritahu mereka tentang peraturan kota"

"Siaap mah!"

Hari ini aku belajar satu hal penting.

Kau tidak akan bisa membohongi orangtuamu sendiri.

Next chapter