webnovel

14. Neraka Merah

Warna merah menyala memenuhi layar monitorku saat ini, ya, kini kami berada di Raid Guild paling sulit saat ini di Immortal War. Entah bagaimana aura panas di Raid ini terasa sampai di dunia nyata…

Atau mungkin AC-ku sedang bermasalah…

Apapun itu, momen ini terasa intens. Para anggota guild mulai berbaris, dan para dewan terlihat berkumpul untuk membahas sesuatu. Raid kali ini terasa lebih serius daripada saat kami memasuki Hutan Larangan. Beberapa anggota senior mulai berkeliling membagikan barang pendukung dan ramuan penyembuh kepada para anggota. Ini serius, kita akan menantang Raid tersulit di game ini.

"Deg-degan gila gue, gak nyangka kita akhirnya kesini…" Kata Kiba.

"Kali ini kalau kita bisa sampe ruangan bos juga udah bagus." Respon B4C0T dingin.

"Jangan pesimis gitu, kita semua udah tambah kuat sekarang." Sambung Knievel.

"I-Iya, kita pasti bisa menang!" Kata Sakura.

Hmmm, aku paham perasaan mereka, tapi seperti biasa, om Bacot benar. Bahkan para monster di Raid ini pun benar-benar sulit untuk di hadapi. Para monster di sini memiliki elemen api, kelihatannya mudah, bisa di counter dengan elemen air/es, tapi elemen mereka api Neraka, api yang bahkan mampu membakar air. Elemen mereka tidak terpengaruh hukum elemen, sehingga menggunakan serangan elemen air/es tidak akan berpengaruh banyak.

Satu-satunya elemen yang bisa melemahkan mereka adalah air suci, yang hanya di miliki Priest level 90, yang keberadaanya hanya bisa di hitung jari di game ini. Guild Kingdom dan Warrior memang memiliki Priest level 90 di pasukan mereka, tapi Protector? Priest tertinggi di guild hanya berlevel 85, karena sulitnya menaikan karakter mereka. Dengan serangan yang tidak seberapa, Priest bergantung dengan yang lain untuk menaikan level. Walaupun mereka sangat di butuhkan di grup, tapi biasanya hanya 1 Priest yang di bawa. Di tambah lagi biasanya mereka tidak langsung menyerang monster, melainkan hanya mendapatkan exp yang di bagi party, padahal exp yang di dapat dari serangan langsung tidak sedikit. Intinya, memainkan karakter Priest memang harus ekstra sabar.

Itu kenapa aku merasa simpatik kepada Sakura, aku pernah mencoba memainkan karakter Priest, dan memang sulit untuk mengembangkan karakter itu.

"Yam, lu bakal jadi barisan depan ya tar." PM DeviL tiba-tiba.

Yah, aku merasa terhormat bisa menjadi barisan depan pertahanan Protector, tapi itu berarti aku akan menjadi bulan-bulanan para monster.

"Siap pak bos!" Emang aku bisa nolak?

Sekarang karakterku sudah lebih dari separuh jalan menuju level 89, level 88 70%. Gila, semua leveling yang kulakukan memang membuahkan hasil, tapi jalan menuju 90 memang sesulit ini. Aku jadi salut pada mereka yang berhasil mencapai level 90+.

"Yam, semangat!" PM Sakura kepadaku.

"Sep, makasih ya!" Jawabku.

"Dengar para Knight, monster-monster disini memiliki efek Burned, kalian akan terkena kerusakan terus menerus walau cuma menyentuh mereka. Para Knight barisan depan adalah yang paling kuat saat ini di guild, jadi mereka yang bakal menyentuh langsung monster-monster itu. Masalahnya monster-monster kamvret ini juga punya efek Burst, serangan mereka semua auto area, jadi barisan Knight yang lain bakal nahan efek itu biar anggota guild yang darahnya tipis gak ambruk. Para monster di sini agresif, jadi yang make serangan jarak dekat gak bisa tergantung sama Knight buat pertahanan. Berhati-berhati aja, karena para Knight gak bisa narik terus-terusan. Kalian harus bisa jaga diri masing-masing." Intruksi Black.

Di belakang para Knight, DeviL mulai menyerukan aba-aba. Semua sudah bersiap di tempat masing-masing, ku hirup nafas dalam, merasakan adrenalin menyebar di tubuhku. Bersamaan dengan itu, tanganku bersiaga di keyboard dan juga mouseku…

"1… 2… 3! Knight maju!" Perintah DeviL.

Barisan pertahanan kamipun maju merangsek, menerobos ke tengah kerumunan monster api itu. Para Knight level 90 sigap merapal Chain Defense. Yang lain pun tidak mau kalah, merapal mantra pertahanan masing-masing.

BLAARRR!!! BLARRRR!!! BLARRR!!!!

Pertempuran penuh ledakan pun dimulai, efek Burned dan Burst yang dimiliki para monster ini memang merepotkan. Tak ayal, para Knight pun mulai berjatuhan satu demi satu. Hal ini berbahaya, monster di Raid ini tidak sama seperti di Raid-Raid sebelumnya.

"Tahan, jangan sampai roboh! Ingat, monster di sini bisa respawn! Bakal gawat kalau sampai mati dan balik lagi ke titik awal! Gak boleh ada yang roboh sampai Raid ini selesai!" Teriak Daedalus.

Gimana caranya coba?!

Ini salah satu faktor yang membuat Raid ini sulit di taklukan. Monster yang berhasil kita bunuh akan bangkit kembali setelah beberapa menit, sehingga jika ada anggota yang sampai mati, mereka harus kembali dari titik awal, tapi bedanya, kini monster-monster yang sudah di kalahkan akan kembali. Mau tidak mau mereka harus melewati monster-monster itu jika ingin bergabung kembali, yang kemungkinannya hampir mustahil tanpa formasi yang lengkap. Raid ini benar-benar menguji kemampuan strategi dan individu guild.

"Baru area pertama saja sudah gugur sebanyak ini, gue gak yakin kita bisa sampai area bos…" Keluh B4C0T.

Yang dikatakan om B4C0T terbukti benar, kami semua susah bergerak. Paling jauh hanya bergerak sampai area keempat, kemudian kami harus putar balik untuk menjemput para anggota yang tewas. Dan mengulang-ngulang pertempuran seintens ini tanpa progress berarti memang menyusahkan.

"Semangat semangat! Kita coba tembus lagi! Sekarang semuanya udah pada ngerti kan polanya pertempuran di sini?" Teriak P1tun9.

Yah, semangat para anggota guild kembali membara. Dengan tekad membaja, kami mencoba menembus kembali barisan para monster itu. Namun, tentu semua itu tidaklah cukup. Tak peduli seberapa keras kami berjuang, kami semua hanya mampu mencapai area ke enam, sementara itu jumlah area yang harus kami lewati berjumlah 28 area, masih jauh dari ideal.

Kini kami semua kembali ke area awal, para petinggi kembali berdiskusi dan para anggota yang mulai kelihatan putus asa mulai aktif bergosip. Kelihatannya mulai tidak ada yang percaya kami bisa menyelesaikan raid ini, bahkan para anggota grupku tidak bisa menyembunyikan perasaan kecewa mereka.

"Kayaknya emang masih terlalu cepat buat kita…" Eluh B4C0T.

Yah, mungkin ada benarnya. Kami untuk sejenak lupa betapa brutalnya game ini. Game ini memang populer dan salah satu daya tariknya memang tingkat kesulitannya yang tinggi. Mungkin tidak begitu terasa saat level kita sudah lumayan tinggi, dan bertempur di area yang lebih rendah. Tapi begitu di hadapkan dengan skenario seperti sekarang? Tak heran hanya dua guild besar saja yang mampu menaklukan raid gila ini.

"Apa emang mustahil tanpa Priest level 90 ya?" Tanya RikA.

Wah, kalau pemain sehebat RikA saja ragu, aku tidak tahu lagi  apa yang akan terjadi.

"Priest level 90 emang bakalan bantu banget, tapi bukan berarti kita gak bisa menang tanpa mereka. Tenang, kita barusan rembukan gimana cara bisa nyelesain raid ini." Balas P1tun9.

"Ok semua, kita udah diskusi barusan soal gimana cara nyelesain raid ini, kita mungkin punya caranya, cuman gak jamin kalian bakal suka. Singkatnya, kita bakal ninggalin siapapun yang mati dan maju terus. Jadi kalau kalian mati nanti, stay aja di area awal dulu sampe selesai. Gue paham bakal banyak yang gak suka, tapi buat kali ini yang penting pengalaman dulu, supaya kita bisa nyusun strategi yang agak bagusan nanti pas kita balik lagi." Kata DeviL.

Meninggalkan anggota yang mati, memang bisa di lakukan sih, tapi kan… Itu bakal mengurangi kemampuan tempur kita. Kalau begitu, mengalahkan bos sepertinya akan agak…

"Memang kita bisa sampe sejauh mana dengan cara gitu?" Tanya salah satu anggota.

"Hmmm, kita bisa sampe ruangan bos aja sudah kemajuan besar sebenarnya. Tapi buat sekarang, kalau kita bisa sampe area ke dua puluh, itu udah lumayan." Balas Daedalus.

"Jadi gimana? Kita mau coba?" Tanya DeviL.

Mengurangi jumlah anggota setiap area menurutku bukanlah ide yang bagus, pertahanan tim akan berkurang juga kekuatan serangannya. Semakin banyak yang gugur, semakin lama kita nembus barisan monster ini. Tapi di saat gini, kita gak punya banyak pilihan. Bisa bergerak maju di raid sesulit ini juga sebuah pencapaian.

"Emang kita punya pilihan lain?" Tanya Goliath balik.

"Buat sekarang engga…" Jawab Daedalus.

"Kalau gitu, gaskan! Buat apa lagi di omongin!" Amuk Goliath sambil mengacungkan pedang raksasanya.

"Wkwkwwk, okelah kalau begitu, kalian semua, maju!!!!!" Perintah DeviL.

Next chapter