Saheera mengibas-ngibaskan telapak tangannya di depan wajah Iqbaal. Iqbaal melamun sejak tadi mereka duduk di kafetaria untuk sarapan bersama. "Kenapa?" Iqbaal terperangah, Saheera hanya menghela nafasnya kasar, "Kamu kenapa sih? Ada pikiran? Kok ngelamun?" tanyanya beruntun.
Iqbaal hanya menggeleng, melanjutkan suapan bubur ayam yang sudah agak mendingin itu, "Gak apa-apa," jawabnya sekenanya. Tentu Saheera tidak mau percaya, "Bohong? Cerita aja kalau ada masalah, siapa tau solusinya ada lewat cerita," bujuknya.
Iqbaal terdiam beberapa saat, tampak berpikir, menimbang-nimbang darimana Ia harus menceritakan soal Haikal yang dikatakan Jerry kemarin lewat grup dadakan buatannya. "Gimana ya? Ini bukan masalah yang Aku ketahui apa solusinya …"
"So, it just … your feeling? Conflicting thought?" tebak Saheera, sudah menyelesaikan sarapannya lebih dulu, lebih intensif menyimak Iqbaal.
Iqbaal mengangguk kemudian, "Mungkin. Ini … soal Ayah …"
"Aku khawatir, akan banyak hal."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com