webnovel

KSATRIA PENJUAL MI

"dia sudah bangun"ucap Peter yang melihat Takano secara perlahan membuka matanya,

"pukul berapa sekarang?"tanya Takano yang terbangun diatas sebua sofa

"sekarang sudah pagi"

"pagi!"Takano memposisikan badanya untuk duduk"semalam aku melihat-"

"melihat apa"putus seorang wanita berambut pirang dibelakang Peter

"hantu wanita itu"ucap Takano sambil menunjuk wanita itu,

Peter lalu tertawa terbahak-bahak"kau dikira hantu sayang"Peter lalu menatap Takano sambil tersenyum"aku lupa memperkenalkanmu dia itu istri ku,"ucap peter sambil menunjuk istrinya menggunakan ibu jarinya,

"istrimu? sejak kapan?"

"ya 3 tahun yang lalu sih,perkenalkan Takano ini Ellinor atau kau bisa memanggilnya Ellie,"Peter lalu berdiri dan berjalan kearah dapur,"jangan lupa sarapan Takano,Ellie memasak panekuk untuk kita"

Takano hanya mengagguk"ya baiklah"ia lalu menatap Ellie"maafkan aku pasal semalam"

Ellie yang melihat itu hanya berjalan meninggalkan mereka berdua kekamarnya,

Takano lalu berjalan ke meja dapur dan duduk di salah satu kursi,ia lalu mengambil pisau dan garpu untuk memotong panekuk buatan Ellie,

"jadi hari ini kita akan ke Seoul?"

"ya kita akan menjemputnya nanti"Takano lalu membuka sebuah aplikasi perjalanan di handphonenya,

"apa yang kau lakukan?"

"memesan tiket pesawat tentunya"jawab Takano yang masih sibuk mengutak-ati handphonenya

"untuk apa memesan pesawat jika kita bisa terbang dengan gratis"ucap Peter

"gratis?"

"ya gratis"Peter lalu tersenyum,mereka pun melanjutkan sarapan dengan rasa bingung didalam kepalanya.

Seoul Korea selatan kedai mi Teng 15:00

"silahkan mi nya"ucap Zhin seorang pria Korea keturunan Cina dengan badan tinggi dan jenggot tipis di wajahnya,

"ayah!...."panggil anak perempuanya yang biasa dipanggil Aeri

Zhin yang mendengar anaknya langsung menggendong anak perempuan satu-satunya itu yang baru pulang taman kanak-kanak,

"ayah.... tadi aku belajar menghitung angka sampai 20"ucap Aeri

"oh ya!? berarti sekarang kau sudah mulai hebat,"ucap Zhin

"permisi pak aku mau pesan"panggil seorang pelanggan yang mau memesan

"ah baik pak"Zhin lalu menurunkan Aeri dari gendonganya"sana ke ibu dulu,ayah ada pekerjaan sebentar"ucap Zhin

Aeri hanya mengagguk dan berlari ke dalam lantai atas kedai yang adalah tempat tinggal mereka juga,Aeri berlari sambil memanggil-manggil ibunya,

"jadinya mau memesan apa?"tanya Zhin

"aku ingin memesan kau untuk bergabung"ucap pria itu,Zhin pun terdiam bingung hingga ia menyadari sesuatu,

"kalian tidak perlu berpura-pura menjadi pelangganku Taka! Peter!"ucap Zhin sambil meremas pundak mereka berdua,

"apa itu caramu menyambut teman lama"ucap Peter sambil melepaskan remasan Zhin,namun secara tiba-tiba Aeri dari jauh berteriak memanggil Takano

"paman Taka!"ucap Aeri

Takano lalu memalingkan wajahnya ke Aeri"oh Aeri apa kabar"

"kau mengenalnya"tanya Peter yang bingung

"6 bulan yang lalu mentri dari Jepang sedang mengadakan pertemuan dengan beberapa pejabat Korea Takano adalah bodyguard dari salah satu Mentri, aku yang tahu itu langsung menjemputnya di bandara dan mengenalkanya dengan keluarga kecil ku"ucap Zhin"kalian mau dimsum atau mi?"

"dua-duanya boleh"ucap mereka berdua serentak,Zhin lalu berjalan ke dapur menyuruh ke 3 karyawanya untuk membuat 2 mangkuk mi dan semangkuk penuh dimsum untuk teman lamanya,sedangkan Takano mengobrol dengan Aeri dan Peter sibuk menelpon Yohan yang masih di pesawat pribadinya,tak berselang lama datanglah Zhin dengan makanan yang ia bawa disusul oleh Yuna yang turun dari lantai atas,

"eh..... ada Takano dan Peter,"ucap Yuna seorang ibu rumah tangga dan istri Zhin,

"halo Yuna kau semakin cantik saja"ucap Takano ia lalu melihat wajah Zhin yang cemburu"hanya bercanda... serius hanya bercanda"ucap Takano

Zhin lalu tertawa ketika melihat wajah Takano menjadi panik seperti itu,mereka bertiga lalu berbincang hangat sambil memakan mi dan dimsum yang Zhin sediakan sampai tak terasa sudah larut malam,

"bagaimana keadaan Yuka?"tanya Zhin

"ya dia sekarang semakin mahir menggunakan katana miliknya,"

"ahm... Zhin maksud kedatangan kami kemari adalah untuk"ucap Peter

"ya aku tahu,aku mendapatkan Emailnya,"

"lalu? apa kau mau ikut?"

Zhin lalu menghela nafas"aku tidak mau mengatakan ini tapi... aku menolaknya,karena kau tahu kedai ini tidak bisa berjalan sendiri dan aku punya anak dan istri bagaimana jika aku nanti tidak kembali,siapa yang akan memberi makan keluarga ku?"ucap Zhin sambil menyilangkan tanganya,

"sudah kubilang dia akan menolaknya"ucap Peter

"kenapa kau tidak mengajak dia saja?"tanya Zhin

"dia? maksudmu orang yang suka bercanda itu,? Takano bilang dia sedang ada dalam misi"ucap Peter"ya sudah kami kemari hanya mau menanyakan hal itu,maaf mengganggumu dan terima kasih atas makananya"Peter lalu berdiri disusul oleh Takano,

"besok kami akan melakukan meeting jika kau berubah pikiran ini tiket pesawatmu sudah ku belikan"ucap Takano sambil menaruh selembar tiket dan voucher makanan,mereka lalu saling berjabat tangan dan berpisah meninggalkan Zhin di tokonya sendirian,Zhin lalu membersihkan sisa-sisa sampah dikedainya,

"tuan Han aku sudah selesai"ucap salah seorang karyawanya

"ya kau sudah boleh pulang Kou silahkan dan terima kasih"ucap Zhin sambil membawa beberapa sampah tisu,

"baiklah sampai jumpa tuan Han"ucap karyawan itu sambil pergi keluar kedai,Zhin lalu menutup pintu kedai dan mengunci jendela kedai,

"kenapa mereka kemari"tanya Yuna yang turun setelah ia menidurkan Aeri,

"urusan pekerjaan,"

"pekerjaan, maksudmu CLOKIN?"

"ya itu maksudku,sayang bisa minta tolong ambilkan kain"tanya Zhin

Yuna lalu mengambilkan sebuah kain kepada Zhin untuk mengelap meja,"apa misinya?"

"seperti biasa hanya saja misi kali ini melindungi seorang mentri"

"mentri? apa kau tahu nama mentri itu?"

"mereka mengirimkanku email dan disitu kalau tidak salah namanya Myoko tsukasa,yang dulu pernah kesini untuk menghadiri rapat internasional"

"bukankah mentri itu berhasil memukul mundur para teroris"

"ya kau benar,"Zhin lalu berjalan kedapur untuk menaruh kain yang diberikan kepada Yuna,mereka berdua lalu berjalan ke lantai atas untuk beristirahat,mereka berdua lalu membaringkan diri di kasur dan saling mengobrol,

"kau sudah berapa lama tidak mengikuti misi lagi?"tanya Yuna

"6 tahun yang lalu tepatnya 2 bulan sebelum kita menikah"ucap Zhin

"apa kau tidak bosan hanya berkerja sebagai pemilik kedai?"

"tentu tidak..."Zhin lalu terdiam sejenak

"oh baguslah jadi kita bisa bersama terus,"

seketika pikiran Zhin kosong,ia sebenarnya sangat ingin ikut mengingat mereka adalah teman dekatnya dan misi ini sangat penting,"sebenarnya aku ingin ikut dengan mereka"

"kenapa kau berbohong pada dirimu sendiri?"

"karena aku takut tidak bisa bertemu dengan kalian lagi"

"hei kau tahu kan kita ini adalah orang yang tak dianggap dalam sejarah namun sebaliknya dengan Aeri dia berbeda dengan kita,kita selalu mendambakan menjadi salah seorang yang sejarah anggap karena itu kita melakukan hal berbahaya,dahulu waktu aku masih menjadi CLOKIN juga aku tidak mau berpisah dari orang tua ku namun ketika aku ikut misi itu aku merasa bebas walaupun aku sudah tidak bisa memiliki anak lagi"ucap Yuna"apapun yang kau mau lakukanlah tetapi jangan selingkuh,kau tahu aku akan mencincangmu kalau sampai selingkuh"

seketika Zhin terdiam mereka berdua lalu tertidur di gelapnya malam dan hembusan angin malam dari ventilasi mereka,

BANDARA

"kan sudah kubilang dia pasti menolaknya"ucap Peter sambil berjalan ke arah pesawat pribadinya yang terparkir tak jauh dari posisi mereka berdua,"jadi kita hanya berdua?"

"tidak kita akan bertiga dengan Yuka"ucap Takano sambil meniup sebuah teh hangat di gelas yang ia genggam,

"ya nanti kita lihat saja"

"ei... Peter selain pesawat kau memiliki apalagi?"tanya Takano lalu meneguk te hangat itu,

"aku hanya memilik kapal,helikopter dan pesawat saja"ucap Peter sambil membuka sebungkus permen melon dan memakanya,mereka lalu memasuki pesawat pribadi milik Peter yang didalamnya sudah menunggu Yohan dan Ellie yang terlihat sedang memainkan sebuah game,

"apakah berhasil sayang?"tanya Ellie

Peter lalu duduk di sebelah Ellie sedangkan Takano dia berbaring di kursi panjang"sayangnya tidak berjalan dengan mulus, Zhin menolaknya"ucap Peter

"ya dia aku juga jika menjadi seperti Zhin mungkin juga akan menolaknya"ucap Takano

Peter lalu mengambil joystick yang digenggam oleh Ellie"sini aku pinjam"

"tidak boleh,aku masih mau bermain"ucap Ellie sambil mengambil kembali joystick ditangan Peter

"kubilanng pinjam kau kan sudah main dari tadi sore,"ucap Peter

"ya tapi aku belum puas"

"ih.... aku mau bermain game fps"Peter lalu mengambil joystick yang digenggam Ellie begitu pula Ellie yang tidak mau mengalah tidak membiarkan joysticknya diambil mereka lalu bertengkar,

Takano yang melihat itu kebingungan"Yohan apa Peter tidak berubah setelah menikah?"ucap Takano

"ya.... Tuan muda dan istrinya seperti anak kecil mereka akan bertengkar dan tak lama kemudian mereka berbaikan"ucap Yohan"namun aku akan terus membantunya karena keluargaku adalah pelayan resmi keluarga van bourg"

ucap Yohan

"hah dasar Peter"ucap Takano sambil menonton pertikaian Peter dan istrinya hanya karena masalah joystick,tak berselang lama pesawat pun lepas landas dan terbang ke jepang dan mendaratkanya disana,hujan pun turun membuat pesawat sedikit bergoyang disusul oleh Peter dan Ellie bebaikan,sampai Yohan datang membawakan segelas teh herbal untu Takano

"silahkan tehnya"ucap Yohan

namun saat Takano menghirup baunya ia dengan jelas langsung teringat kembali masa lalunya,ia lalu melempar gelas itu dari genggamanya dan membuat seisi pesawat menjadi sunyi,Peter lalu mencium bau teh herbal itu,ia lalu mendekati Yohan yang sedang membersihkan pecahan gelas itu sementara ia melihat Takano menggigil sambil memegangi kepalanya dengan kedua tanganya,"Yohan bisa bicara sebentar"ucap Peter mereka berdua lalu berjalan ke ruangan dapur kecil yang berada di pesawat itu,

"ini salahku lupa memberi tahumu,tolong jika Takano datang jangan memberika teh herbal itu kepadanya,karena itu mengingatkan dia tentang masa lalu kelamnya,jadi tolong lain kali jangan memberikan teh herbal itu lagi oke"Peter lalu menepuk pundak Yohan dan pergi meninggalkanya di dapur,ia lalu mengambilkan segelas teh dingin dan duduk disebelah Takano yang nampak mulai berkeringat,

"mau teh?"

"ya terima kasih"Takano lalu mengambil teh itu dengan gemetar,

"jika kau mengingat itu lagi bilang saja padaku,atau padanya atau pada Zhin kita berempat ini kan teman"ucap Peter,"merasa lebih baik?"

"ya aku sudah merasa lebih baik"jawab Takano lalu meneguk teh itu,

"ya sudah kalau begitu,aku harus mengobrol dengan Ellie,"pesawat pun terus melaju kearah Jepang tanpa henti.

Next chapter