"Kau, bilang apa?" tanya Pak Hanzie, pada Florine.
"Tidak ada, bukan apa-apa!"
Florine mengalihkan pandangannya, dengan wajah yang bersemu, membuat Pak Hanzie jadi penasaran.
Ada apa di dasar hati wanita yang dahulu pernah dijodohkan dengan dirinya itu?
"Kalau kau mau, kau juga bisa menjadi wanita satu-satunya di rumah ini selain mami."
Perkataan Pak Hanzie membuat Florine terpaku di tempatnya. Tidak bisa bicara karena jantungnya mendadak sulit untuk dikendalikan debarannya.
"Kau bicara apa? Masih ada wanita di sini, selain ibu, ada asisten rumah tangga."
"Maksudku bukan seperti itu, maksudku posisi wanita di mataku."
Florine diam lagi. Hatinya jadi tidak karuan. Ia ingin mengartikan apa yang diucapkan oleh Pak Hanzie adalah sebuah ungkapan perasaan pria itu padanya, tapi ia tidak berani.
Cukup sekali menerima penolakan, dan ia tidak punya hati untuk ditolak kedua kali.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com