"Be, benarkah?"
"Iya, karena itu bukan sakit biasa, maka kau perlu aku untuk meredakannya, begitu juga dengan dirimu, jadi, kita sekarang saling ketergantungan."
Virna mengangguk-anggukkan kepalanya, seperti baru paham dengan apa yang diucapkan oleh Pangeran Jeelian.
Sementara itu Pangeran Jeelian kembali merunduk. Mencium lagi bibir sang istri, dan awalnya, Virna mengira itu ciuman untuk pengobatan, tapi ternyata tidak.
Sang suami hanya menciumnya, hingga ia pun membalas ciuman itu dengan wajah memerah.
"Aku bisa minta tolong?"
Pangeran Jeelian berbisik, setelah melepaskan bibirnya dari bibir sang istri.
"Minta tolong apa?" tanya Virna dengan napas tersengal-sengal.
Sungguh, setiap kali dicium oleh sang pangeran ia selalu saja seperti ini. Entah karena Pangeran Jeelian terlalu membara jika menyentuhnya, atau karena dirinya saja yang baru mengalami itu semua.
Virna seperti jadi kesulitan untuk mengatasi dirinya sendiri.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com