Pratama pulang membawa serta amplop coklat dari dr. Mirah, Jauh di dalam lubuk hatinya, tak mampu Pratama membohongi Sarah, terlebih hanya karna untuk mendapatkan restu dari Sarah, selaku ibu kandung Pratama, "Rasanya cara ini tidak di benarkan" gumamnya tertunduk lusuh.
Akhirnya Pratama menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Adam, keduanya duduk bersantai di gazebo pinggir kolam renang, Sembari menyeruput teh yang uap nya masih terlihat jelas, buatan bi Narti.
Adam dengan bijak mencoba memahami apa yang Pratama ucapkan, Adam menjadi pendengar yang baik, tidak memaksakan pikirannya pada Pratama. Ia memilih membiarkan anaknya mengambil keputusan sendiri, sesuai dengan apa yang ada di kepala dan hatinya.
"Pap, Aku masih ragu mau kasih ini ke mami, kayanya ini enggak akan menyelesaikan masalah deh. Karna ini hanya tipuan." Pratama menatap amplop itu, tak bersemangat.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com