Jenna mencoba menghubungi kedua orang tuanya. Berharap bisa berkunjung langsung, tetapi Blake melarangnya melakukan itu. Ia mengingatkan kembali apa-apa saja yang boleh dan tak boleh dilakukan selama masa kehamilan.
Jenna yang biasanya keras kepala, akhirnya terpaksa mengalah dan patuh. Ia juga mengharapkan hal yang sama, agar semua baik- baik saja hingga bayinya lahir nanti.
Ia ingin hidup lebih lama, merasakan nikmatnya menjadi ibu, merawat bayi kecilnya, dan menemani hingga dewasa. Namun, Mungkinkah itu bisa terjadi? Sementara kesehatannya tak bisa diprediksi. Selama belum ada pendonor yang sesuai, maka seperti inilah nasibnya. Tak ada yang tahu sampai kapan ia bisa bertahan.
Jenna sangat bahagia, tentu saja. Namun, di sisi lain, hatinya merasa gelisah. Terlebih ketika mengingat bahwa kemungkinan anaknya bisa menjadi pendonor bagi dirinya.
Mungkinkah ia bisa setega itu melakukan hal tak berperi kemanusiaan pada anaknya?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com