webnovel

Bingung

Dante mengabaikan perkataan Tiara. Kita belum selesai Tiara dan aku pastikan kau akan kembali berada dibawa kendaliku seperti tadi.

"Apa?" Tiara berjalan mundur.

"Untuk saat ini kau milikku dan aku belum puas menikmati milikmu Tiara". Masih banyak yang harus aku ajarkan padamu agar kau bisa memuaskanku.

Tiara sangat pucat mendengar perkataan Dante. Bagaimana mungkin bajingan ini mengatakan hal seperti ini dengan sangat muda. Belum lagi setiap pertkataan Dante membuatnya terlihat seperti wanita rendahan yang tugasnya hanya untuk memuaskan hasrat.

"Aku serius dengan perkataanku… hari ini diparkiran". Aku akan menikmatimu selama aku menginginkanmu. Kau hanya boleh pergi setelah aku bosan. Bye…

"Bajingan kau Dante!!!". Kutuk Tiara dalam hati. Aku bukan pelacurmu yang bisa kau jamah sesuka hati dan kau buang setelah bosan.

Tiara menuruti perkataan Dante untuk keluar lewat pintu yang lain. Tiara tidak ingin Siska mempergokinya dan membrondongnya dengan banyak pertanyaan yang ia yakin tidak bisa menjawabnya.

Di ruangannya Tiara memikirkan apa yang baru saja terjadi padanya. Semua yang terjadi seakan seperti mimpi. Begitu cepat dan bagaimana bisa dirinya membiarkan hal itu terjadi. Tiara masih merasakan rasa sakit saat keperawanannya direngut paksa. Dan sialnya Dante tidak merasa bersama sama sekali. Permintaan maaf yang di ucapkan Dante hanya karena Dante merasa sedikit bersalah. Tiara mengelengkan kepala merasa tidak tahu harus bagaimana menanggapi kejadian yang menimpa dirinya.

Siska mendatangi Tiara karena merasa tidak enak pagi tadi Siska tidak mengubris permohonan Tiara. Hey…., apa kau sibuk?. Bagaimana kalau jam istirahat nanti kita cari makan bersama, aku yang teraktir. Kau bisa piliha mau makan apa saja.

Tiara menunduk menghindari tatapan Siska. Aku tidak bisa. Aku akan makan di mejaku saja hari ini, ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Apa kau tidak ada pekerjaan. Bagaimana kalau Dante mencarimu?

"Kau masih marah padaku ya, karena tadi aku tidak mau membantumu". Tadi aku benar-benar tidak bisa membantu Tiara. Ada pekerjaan yang sangat mendesak yang harus segera aku selesaikan. Please jangan marah. Lain kali aku janji akan membantumu. Bagaimana kalau besok aku saja yang mengantar kopi ke ruangan Dante.

"Sudahlah Siska". Aku tidak marah padamu. Aku tidak mungkin marah padamu untuk masalah sepele seperti itu.

"Kalau kau tidak marah". Lalu kenapa kau tidak mau aku traktir. Biasanya kau akan langsung menyambar jika mendengar kata traktir. Ada apa denganmu Tiara?. Siska mengerutkan kening. Setelah aku perhatikan kau terlihat berbeda hari ini. Kau sedikut pucat dan terlihat berantakan Tiara. Apa kau ada masalah?

Jantung Tiara berdegup kencang. Apa terlihat jelas, aku sudah berusaha memperbaiki penampilanku di toilet pikir Tiara. Apa sebaiknya aku mengikuti perkataan Dante untuk pulang lebih awal. Tidak mungkin'kan Siska tahu apa yang terjadi padaku di dalam ruangan Dante yang tertutup rapat.

"Hey!!!…". Siska menjentik jari. Kenapa malah melamun? Apa kau baik-baik saja?. Siska sedikit cemas melihat perubahan sikap Tiara pagi ini.

Kemana kau tadi setelah mengantarkan kopi Dante?. "Karena aku tidak melihatmu sama sekali keluar dari ruangan Dante dan saat aku kemari ingin menemuimu kau juga belum kembali ke mejamu. Kau menghilang selama satu jam dan apa yang terjadi dengan bibirmu. Bisa bengkak seperti ini?.

"Aku tidak apa-apa Siska", Kau membuatku gugup dengan menyerbu-ku banyak pertanyaan, seakan aku ini penjahat saja. Tiara tergagap. Tiara benar-benar merasa dejabu saat ini. Siska bukan orang yang mudah dibohongi.

"Kau yakin?",lalu bagaimana kau bisa menjelaskan bibirmu yang membengkak. Kau tahu bibirmu itu terlihat seperti baru dilumat habis-habisan oleh seorang kekasih yang liar.

"A..apa?". Tiara terlihat sangat shok. Apaan sih kamu ini Siska. Apa terlihat begitu jelas. Tiara berusaha tidak menyentuh bibirnya untuk membuktikan perkataan Siska. Seharusnya aku mengikuti perkataan Dante.

"Hey…kenapa kau terlihat shok seperti itu?". Apa kau baru saja berciuman hebat di toilet?.

"Kau ini ngomong apa sih Siska. Pagi-pagi sudah ngelantur. Aku___ini tunjuk Tiara pada bibirnya. Tampaknya aku terkena alergi.

"Alergi !…setahuku kau tidak punya alergi apapun".

"Berhenti mengintrogasiku Siska!". Tiara mencoba untuk tidak meringis tiap kali bergerak. Tidak ada waktu untuk menangisinya. Tiara mengingatkan diri sendiri. Aku harus kuat, aku tidak boleh kehilangan pekerjaanku. Tiara mengigit bibir. Dasar bajingan, brengsek aku kehilangan keperawananku yang sudah kujaga sepanjang hidupku. Hanya demi memuaskan nafsu pria brengsek seperti Dante. Kenapa nasibku menyedihkan seperti ini.

"Hey…kenapa kau menangis?",Siska mendekati Tiara. Kemarilah. Siska memeluk Tiara. Aku tidak bermaksud membuatmu tidak nyaman dengan semua pertanyaanku. Aku hanya mengkhawatirkanmu Tiara. Apa tadi Dante meneriakimu?,

Tiara mengeleng. Dante memperkosaku Tiara berteriak dalam hati.

"Maaf aku banyak bertanya tadi". Kau tahu aku benar-benar mengkhawatirkanmu yang tidak muncu-muncul setelah mengantarkan kopi ke ruangan Dante. Aku hanya takut kau bersikap ceroboh yang bisa membuatmu dalam masalah.

"Aku hanya melihat Dante yang keluar dengan terburu-buru karena harus menghadiri rapat direksi dan Dante terlihat mengenakan setelan berbeda saat dia keluar tadi". Itu membuatku semakin cemas. Kau tidak melakukan kesalahan kan seperti menumpahkan kopi ke setelan mahal Dante?.

Tiara mengeleng. Aku tidak mungkin melakukan hal kekanak-kanakan seperti itu Siska.

"Lalu kenapa dia menganti setelannya dan kenapa kau tidak terlihat keluar dari ruangan Dante?". Siska tampak penasaran.

"Itu___aku …", Tiara tergagap. Kau tidak dimejamu saat aku keluar.

"Begitu ya". Siska mengangguk-anggukan kepala. Itu pasti saat aku pergi meninggalkan mejaku karena perintah si bajingan Dante, pantas saja aku tidak melihatmu keluar, lalu kemana kau selama satu jam tadi?. Aku mencari-carimu kemana-mana. Aku juga menghubungi ponselmu tapi kau meninggalkan ponselmu di dalam tas.

Tiara tidak menjawab pertanyaan Siska. Peluk aku Siska dan jangan banyak bertanya, please.

"Tiara…!". Apa ada masalah dengan adik-adikmu?.

Tiara menarik napas lega dengan pengalihan topik pembicaraan mereka. Tidak, Anara dan Kiara baik-baik saja. Tiara mengeratkan pelukannya. Siska satu-satunya sahabatnya yang paling mengerti dirinya. Siska bisa sangat cerewet tapi diwaktu yang bersamaan Siska bisa jadi sosok yang sangat pengertian. Seperti saat ini Siska tidak lagi bertanya dan hanya memeluk Tiara.

"Lalu kenapa kau terlihat sangat terpukul Tiara?". Apa kau tahu, bagaimana tampangmu sekarang?. Kau terlihat sangat putus asa sayang. Apa ada yang berusaha menyakitimu?. Ooh God. Berhenti hanya mengeleng Tiara. Aku tidak akan bisa membantumu kalau kau tidak mengatakan apapun.

"Siska!", panggil Tina. Dante baru saja kembali. Aku melihatnya masuk ke ruangannya, dan Dante terlihat kacau. Sebaiknya kau pergi sekarang juga dan persiapkan dirimu. Tina memperingati

"Thanks Tina. sial umpat Siska, ada apa dengan rapat Dante, cepat sekali Dante kembali dari rapat. Apa rapatnya dibatalkan. Aku harus kembali ke mejaku Tiara. Ceritalah padaku kalau kau ada masalah sayang?. Aku siap mendengarkan kapanpun kau mau cerita dan jangan pernah sembunyikan apapun dariku karena aku akan tahu. Tiara mengangguk.

PLEASE DONG BAGI BERLI VOTE, BERLI BUTUH SEMANGAT NIH BIAR BISA UP DATE SERING-SERING

KALIAN MAU KAN' BERBAIK HATI NEKAN VOTE (COLEKTION ATAU POWER STONE)

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Berliana_Manalucreators' thoughts
Next chapter