"Sing Poa?" Chen mencoba mengingat ingat nama itu di kehidupan lama nya. Tidak pernah dia mendengar nama itu dalam dunia tempa.
"Tunggu dulu? Apakah kau tahu namaku?" Fang Yun mulai merasa ada sesuatu yang aneh.
"Fang Yun, kan."
"Bagaimana kau tahu namaku. Padahal aku tidak pernah memberitahukan namaku. Tidak seorangpun disini yang tahu namaku." Gadis itu menatap tajam.
Chen menyadari kekeliruannya. Dia mengenal Fang Yun ini di saat umurnya 32 tahun. Meskipun gadis ini kelihatan lebih muda namun perawakan dan sikap angkuhnya tetap terlihat sama.
"Siapa yang tidak mengenal dengan tokoh Fang Jie pembasmi kejahatan dan memiliki satu orang putera bernama Fang Yuk dan seorang Puteri Fang Yun. Semua orang tahu akan hal itu."
"Ayahku memang terkenal. Kakakku baru belakangan ini menyibukkan diri di dunia Culltivator. Tapi aku adalah orang yang tidak pernah keluar rumah. Aku datang ketempat ini bersama keluargaku hanya untuk ikut Lelang. Jadi bagaimana kau bisa tahu namaku. Bahkan Tuan Muda Xing Xie juga belum tentu tahu namaku." Gadis umur lima belasan ini memegang senjatanya dan siap di keluarkan dari sarungnya.
"Sudahlah Nona Fang Yun. Tidak usah terlalu di permasalahkan." Sing Poa meredakan amarah gadis itu. "Mungkin dia sempat mendengar ketika aku menyebutkan namamu."
"Apakah kau memanggil namaku tadi, Kakek Poa."
"Tentu saja. Lagi pula bukankah Tuan ini hendak membeli Bahan yang di pegang oleh petugas itu." Sing Poa menunjuk bongkahan batu yang di pegang oleh salah seorang petugas dari rumah Senjata. "Jika kau begitu mengingin kannya maka biarlah kau ambil bongkahan bahan mentah itu."
"Tidak. Bukan yang itu. " Mata Dewa Chen sangat yakin kalau bukan benda itu yang di kejarnya. kemudian dia melirik di etalase yang masih di pamerkan. "Itu dia yang ada di etalase. Apakah kau yang memindahkan?"
"I.. iya... Kakek itu menukarnya." Petugas itu serba salah dan mencoba melindungi dirinya sendiri.
Terlihat kakek tua Sing Poa senyam senyum gelagapan seolah perbuatan bodohnya yang menukar batu itu ketangkap basah.
Tapi untungnya perhatian Chen teralih kepada seorang wanita berumur 27 tahun yang datang dengan lenggang tubuhnya yang menggoda. Dibelakangnya juga ada seorang pria yang lebih pendek atau Kate.
"Aku Bang Seok. Manager Rumah senjata ini. Ada apa ini." Wanita yang berlenggang ini mengucapkan dengan nada mendayu seperti seorang perawan kemayu. Dia datang dengan seorang pria pendek. Mereka berdua menembus kerumunan orang yang menghadang. "Tidak biasanya lantai bawah seramai ini."
"Aku ingin membeli barang ini seharga 100.000 Duan." Ucap Chen.
"Aku sudah dengar perdebatan mu dengan gadis itu. Apakah kau yakin? Barang iron kau beli dengan harga tinggi." Manager itu mendekati.
Xing Xie tidak banyak bicara. Dia hanya ingin lihat sampai di mana drama ini akan berakhir .
"Benar. Pria ini dan aku hendak membeli bahan itu. Hanya saja aku tidak memiliki cukup Duan untuk menebusnya." Fang Yun mendekati Manager lalu menyerahkan pedang di tangannya. "Apakah menurut Nyonya Manager pedangku ini dapat menebusnya "
"Jangan panggil aku Nyonya. Aku masih belum menikah." Si Manager mengambil pedang itu. Lalu di keluarkan pedang itu dari sarungnya. Nampak cahaya berkilauan muncul dari bias baja mengkilat seperti kaca.
"Barang bagus. Sedikit cacat tapi masih bisa diperbaiki." Si Manager menilai pedang itu. Lalu di serahkan pedang itu ke pria pendek di sebelahnya.
Si Pria pendek itu juga menilai akan pedang itu. "Tempaan bagus. Pedang bagus pasti sering digunakan oleh ahli pedang. Ini senilai 15.000 Duan."
"Hei... Ini senilai 20.000 Duan." Teriak Fang Yun kesal. Senjata nya di jual rendah.
"Barangmu itu sudah cacat, butuh biaya untuk perbaikan. Kami adalah penjual senjata. Sekalipun kami bisa membeli senjata namun bukan berarti harus membeli dengan mahal. Karena kami akan menjual lagi " Si Manager mengembalikan pedang itu. "Tapi paling tidak pedang mu berharga di atas 10.000 Duan." Matanya melirik genit ke arah Chen.
Chen cukup paham akan maksud pandangan Manager itu. "Begini saja. Aku hanya memiliki 200.000 Duan. Jika ada yang melebihinya maka aku akan melepaskan benda ini. Uangku hanya sebanyak itu."
"Ini gila." Ucap Pengawal Xing Xie spontanitas.
"Sungguh tidak masuk akal." Ucap pengunjung lainnya.
Kemudian suara riuh memenuhi ruangan. Para penonton mulai berkomentar. Semua orang tidak percaya.
"Apakah kau memiliki Duan sebanyak itu?" Si Manager merasa curiga melihat penampilan pembeli nya.
Chen tidak perlu menjawab pandangan yang merendahkan itu. Dia mengeluarkan semua Duan nya dari kantung nya. Semua uang itu adalah pemberian dari Youmei sebagai uang tanda jadi dari kontrak kerja sama. Tapi sekarang langsung terkuras.
Belum seminggu tapi 400.000 Duan sudah terkuras. 200.000 Duan dari Bho Peng telah ludes tertipu oleh penjual yang tubuhnya memiliki aroma cendana. Sekarang 200.000 Duan dari Youmei pun akan habis dalam sekejap.
Dia menyesal dengan mengatakan hanya membutuhkan 200.000 Duan kepada Youmei.
Si Manager dengan cepat menerimanya. "Hahaha... Silahkan Tuan Besar mengambil barang yang tuan inginkan. Apapun barang yang ada di lantai bawah ini.."
Tentu saja. Di lantai bawah ini tidak ada barang seharga 100.000 Duan.
"Aku menginginkan yang di etalase di sebelah kanan." Chen menunjuk.
"Mengapa Tuan begitu menginginkan Baja Hitam seharga 80.000 Duan." Sing Poa tidak tahan untuk menanyakan.
"Yah... kulihat kau bukan orang bodoh. Bahkan aku tidak yakin jika batu ini berisikan baja hitam" Pria pendek itu juga penasaran. "Melihat tanganmu yang bersih, aku yakin kau bukan seorang penempa. Kalau pria tua ini memang memiliki tangan yang kasar menunjukan dia seorang penempa. "
"Dasar orang udik egois bodoh." Fang Yun juga merasa kesal.
"Duan sudah di terima jadi tidak ada lagi pembatalan." Manager khawatir jika pembelinya berubah pikiran.
"Bagaimana jika aku membuka bahan ini untuk meyakinkan semua orang yang ada disini kalau di dalamnya benar benar Baja Hitam." Pria pendek sangat penasaran dan yakin kalau batu itu adalah batu besi biasa.
"Kalau tidak salah Tuan yang bernama Ko The." Chen menjura kepada pria pendek itu. "Apakah Tuan penempa dari Rumah Senjata ini.?"
"Hahahah... Apakah kau menilai karena tubuhku pendek sehingga kau menyebutku Ko The."
Memang sebenarnya nama Ko The terkenal di dunia tempa sebagai penempa bertubuh pendek.
"Aku tahu kalau semua senjata di lantai bawah bukanlah ciptaan Tuan. Tapi senjata di pinggang Tuan yang ujungnya berbentuk kepala singa merupakan ciri khas penempa Ko The. Apa lagi melihat tuan bertubuh... Maaf..... pendek."
"Hahahah .... pengamatan yang jeli." Pria pendek tidak tersinggung malahan senang mendengarnya. "Memang benar semua senjata dibawah ini dibuat oleh muridku."
"Hanya kebetulan saja aku memiliki sedikit pengetahuan di dunia tempa menenpa. Namun harus kukatakan kalau aku masih bisa mengenal Tuan Ko The seorang pemahat hebat, Tapi aku masih tidak tahu siapakah gerangan pemahat tua Sing Poa ini yang begitu jeli matanya dapat melihat kalau batu itu berisikan Baja Hitam. Bahkan matanya lebih jeli dari Tuan Ko The." Chen mendekati batu yang menjadi miliknya seolah enggan di bongkar. "Tapi aku khawatir jika Batu ini di kupas maka akan terlihat aslinya kalau ternyata bukan Baja Hitam."
"Hahaha... Barang yang sudah di beli tidak dapat di kembalikan." Manager dengan cepat mengulang perkataannya.
"Jika bukan Baja Hitam kenapa kau membelinya. Dasar Udik " Geram Fang Yun.
"Karena di dalam batu ini memang bukan Baja Hitam tapi Baja Emas Hitam."