Mendengar perdebatan yang sepertinya akan segera dimulai membuat wanita itu dengan senang terjun memasuki percakapan mereka. "Ah Edward, cucuku. Kalau kau merasa tidak enakkan, maka sebaiknya kau beristirahat saja. Jika harus nenek masih sanggup untuk mendorong kursi rodamu."
Morgan yang kembali kesal lantas bersuara, "Mariah diamlah. Edward terlihat cukup sehat dimataku. Tak perlu khawatir karena dirinya merupakan salah satu fokus penting bagiku."
Menoleh ke arah sang pangeran, dia melanjutkan kalimatnya, "Kau adalah seorang Putra Mahkota. Jadi sudah seharusnya dirimu menjadi fokusku, bukankah begitu? Hanya saja aku tak mengerti intensi niatmu yang hanya datang dan banyak diam di sini. Kalau kau masih merasa tak enak, seharusnya kau cukup berbaring saja dikasur hangatmu."
Mendengar kalimat tersebut membuat Edward merasa sedikit gusar. Pamannya bisa menebak langkahnya dengan baik dan tentunya ini adalah sebuah tanda kelemahan bagi dirinya sendiri.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com