webnovel

DREAM CATHCER

Sonia bangkit dari posisinya. "Sudah aku mau ganti pakaian, sana keluar!" titahnya.

Masih memegang pinggang gadis itu, dengan terpaksa Steve melangkah kan kakinya keluar dari sana.

"Dia tetap menggoda bagaimanapun aku menahan diri!" lirih Steve sembari mengelap bibirnya yang basah karena liur mereka yang menyatu dan keluar dari saja.

Sonia akhirnya meregang kan tubuh, sudah lama rasanya ia tak membuat pertunjukan di depan seseorang. Bahkan Edward sendiri tak pernah melihatnya latihan balet selama setelah menikah.

Dua Minggu berlalu, kepergian Edward ke Australia menjadi kesempatan Sonia dan Steve memadu kasih bahkan mereka tak segan pergi ke tempat umum dan merasa tidak akan ada yang mencurigai mereka. Sonia semakin berani bercumbu walau Edward sedang menelepon nya. Ya lelaki itu menelpon ketika ia sedang melakukan penyembuhan paska operasi.

Hari ini Minggu ke tiga Sonia ditinggalkan Edward bersama Steve di rumahnya. Kepercayaan sang adik pada Kakaknya membuat Edward tidak meragukan dia sama sekali. Padahal nyatanya Steve lah yang lebih berbahaya dari buaya yang bisa menyergap Sonia kapan saja, karena pesona kecantikan yang dimiliki sang istri.

Adik perempuannya datang mengunjungi Edward di rumah sakit. "Kak, bagaimana kabarmu hari ini?" tanya nya, sembari menaruh tas jinjing bermerk yang ia bawa di samping tubuhnya.

"Aku sudah mulai membaik sebenarnya aku tidak masalah sudah di izinkan pulang, tetapi aku ingin hasilnya lebih baik jadi aku melakukan semaksimal mungkin lagi pula aku jarang sekali mengambil libur seperti ini aku senang juga bisa tidur tepat waktu!"

Adiknya itu mengangguk ia tahu betul Kakaknya sangat pekerja keras.

"Andai kak Sonia tahu perjuangan mu menyenangkan nya, dia pasti akan sangat mencintaimu"

"Dia sudah sangat mencintai dan menghormati ku, karena itulah aku membalasnya dengan seperti ini juga"

"Aku sangat iri dengan hubungan percintaan kalian yang hebat"

Edward menengok adiknya,"Apakah kamu tidak berkencan?"

Charine diam sebentar, kemudian memandang wajah Kakaknya. "Aku tidak percaya pada laki-laki, siapa yang tidak menginginkan aku yang lahir dari keluarga kaya raya akan sulit mencari yang tulus seperti kalian di era ini"

"Berarti kamu harus mencari yang lebih kaya"

"Tolong kenalkan padaku jika ada lelaki yang menyaingi kekayaan keluarga kita dan dia mau denganku"

Edward malah tertawa mendengar adiknya benar-benar tidak tertarik dengan hal-hal berbau percintaan, ia malah gila kerja seperti dirinya padahal seorang wanita.

Sisa satu Minggu lagi sebelum kedatangan Edward, Sonia sudah mengatakan untuk berhenti dengan Steve namun lelaki itu rupanya sudah terbawa suasana bahkan jatuh dalam pesona Sonia.

"Aku ingin pergi ke Canada, mau ikut?" tanya Steve pada Sonia yang sedang membaca buku di ranjangnya.

Mereka bahkan seperti saudara kandung yang leha-leha melakukan aktivitas seperti biasa, namun tidak da para karyawan yang berbicara karena mereka nyaman kerja di keluarga Leonardo.

"Canada? tapi Edward sebentar lagi pulang"

"Kita bisa pergi selama beberapa hari sebelum dia pulang, kota harus menikmati hal-hal ini"

Sonia menatap Steve pasti dan mengangguk, mereka memesan penerbangan langsung dari new York ke Canada.

Mereka tiba di bandara Vancouver, bandara ini merupakan bandara tersibuk ke-7 di Kanada berdasarkan lalu lintas. Bandara Internasional Vancouver.

Tentu saja Steve memiliki tujuan khusus mengapa mereka menuju kesini. Ia tentu ingin bersama dengan Sonia di berbagai aspek yang menawan. Ia mengatakan pada Sonia sebelumnya, ini adalah perjalanan bulan madu yang tidak ia lakukan dengan Edward.

Pasangan muda yang ingin berbulan madu dengan pemandangan indah tentu harus mencoba hiking di Pulau Vancouver. Ini adalah tempat yang sangat romantis dengan pantai-pantai lebar dan landai, hutan hujan, pegunungan, dan garis pantai Pasifik yang menakjubkan.

Benar saja, keesokan harinya setelah mereka beristirahat! Steve mengajak Sonia hiking dan benar pemandangan di sana menyuguhkan kesan segar yang maksimal.

"Indah sekali!" lirih Sonia, begitu melihat daun daun yang masih ada tumpukan salju di atasnya.

"Benarkan, tidak sia-sia kita kemari ini untuk healing karena di New York kita hanya melihat gedung pencakar langit yang terus menyala sepanjang waktu"

Sonia mengangguk mengiyakan.

Mereka menghabiskan hari yang menyenangkan dan pulang ke resort mewah yang di pesan Steve, sudah pasti keinginan nya kesini untuk bersenang-senang. "Seharusnya aku dengan Edward kemari, tetapi dia bahkan tidak punya waktu untuk berbulan madu"

Steve melangkah kan kakinya,"Aku mewujudkan bulan madu yang kamu inginkan" lirihnya sembari melancarkan aksinya di balik baju Sonia yang sudah terangkat sampai ke paha.

Sentuhan Steve membuat gadis itu menggelinjang dan berbalik merespon kelakuan lelaki yang mempermainkan tubuhnya itu, mereka berakhir di ranjang kayu dengan jendela terbuka menghamparkan rintikan salju.

Liburan di Kanada kini berlaku begitu saja dengan penuh kebahagiaan, sebelum perjalanan pulang Steve mengajak Sonia pergi ke pusat oleh-oleh di sana untuk membeli beberapa sovenir. Begitu tiba mata Steve tertuju pada kerajinan tangan khas di sana yang mencuri perhatian nya. "Wow" lirihnya.

"Kamu menyukai Dream cathcer?"

Steve mengangguk! "Ini untuk menangkal mimpi, apakah kamu tahu?"

Sonia mengangkat bahunya, "Aku pernah mendengar tapi aku belum pernah membelinya"

"Beli lah, aku akan membeli dua"

Sonia hanya diam sementara Steve membayar dua Dream cathcer untuk ia bawa pulang.

Oleh-oleh khas ini merupakan kerajinan 100% buatan tangan di Kanada, dan setiap Dream Cathcer dibuat dengan cinta. Perusahaan pembuat souvenir ini juga dianugerahi penghargaan penghargaan untuk Peringatan 125 Konfederasi Kanada" oleh Gubernur Jenderal Kanada. Oleh-oleh ini memang cukup unik dimana terdapat lingkaran dengan rajutan jaring di dalamnya. Dan di bawah menggantungkan beberapa bulu.

Biasanya Dream Cathcer digantung di atas tempat tidur atau tempat dimana sinar matahari pertama kali masuk menembus sela-sela tempat tidur anda. Dream catcher seperti namanya, memang ditujukkan sebagai penagkap mimpi saat tidur, dimana mimpi tersebut akan diserap oleh gemuruh pada dream catcher. Ketika mimpi buruk datang, mimpi tersebut tidak tahu jalan melalui jaring dan terjebak di jarring, hingga cahaya pertama datang dan menyebabkan mimpi buruk mencair dan lenyap. Sedangkan Mimpi-mimpi yang baik akan memiliki jalan dari pusat jaring, mengalir melalui bawah bulu dan mengalir menuju sang pemimpi.

Setiap negara memang memiliki keunggulan nya dan cerita yang melekat, tidak terkecuali Kanada. Dan Dream cathcer ini memang sangat terkenal bahkan di seluruh dunia, bahkan anak-anak milineal yang mendambakan kesan estetik di kamarnya pasti memiliki benda ini tergantung di jendela atau bahkan dinding mereka.

Steve sangat antusias sembari menenteng paper bag yang ia terima dari pelayan setelah membayar. Sonia juga ikut tersenyum melihat Kakak iparnya itu riang gembira.

Next chapter