"Gue keluar," Arjun akhirnya beranjak. Muak dengan seluruh ingatan dalam otaknya kini terputar dalam layar monitor di hadapan teman temannya.
Juwita segera menyusul. Ia tidak bisa membiarkan Arjun sendirian atau lelaki itu akan melakukan hal hal yang membahayakan nantinya. Itu jelas sangat menkhawatirkan.
Keynan menghela napas berat. Mereka emosi. Namun mau bagaimana lagi? Mau tak mau mereka jelas harus menonton semua ini hingga selesai. Bagaimana pun ke depannya nanti.
"Kita selesaiin ini. Dikit lagi kok. Jangan sampe kepancing emosi. Ya walaupun gue juga emosi banget sih," Mark nengusap wajahnya dengan kasar, "Rata rata videonya cuma satu jam. Tapi asli deh. Ini detail banget kejadiannya. Gue merinding banget,"
"Gue nggak tau gimana cara Profesor Alan ambil ingatannya Arjun. Cuma gue, nggak habis pikir. Asli deh. Gila banget," Yeri mengacak rambutnya frustasi seraya menggelemg tak kuasa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com