Liam mendekat kemudian mengusap lembut puncak kepala, sesekali mengecupnya berirama bisikan. "Aku sudah memberitahu orang tuamu. Kau tidak bisa mundur. Persiapkan dirimu menyandang status paling bergengsi, Mrs. Nattherd."
--
Rasa tak percaya atas berita yang baru saja memenuhi pendengaran membuatnya di sergap ribuan pertanyaan. 'Dad, tahu betul bahwa kau masih mencintai, Marcell. Tapi, kenapa kau menginginkan bertunangan dengan, Liam? Sebenarnya apa yang telah terjadi?' Mengusap kasar wajahnya, bersamaan dengan itu melenggang masuk, meninggalkan Liam duduk sendirian di ruang tunggu.
Ketika pintu ruangan terbuka di manjakan sang istri yang sedang bercengkerama dengan sang putri. Kalau boleh jujur, Darren tak pernah mau hadir di tengah-tengah keintiman ibu dan anak. Namun, masalah pertunangan harus dia bahas saat ini, detik ini juga.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com