Namun, mau sampai kapan menunggu. Nyatanya, pintu masih saja menutup rapat. Marcell menghembus nafas berat yang dibuang secara perlahan. "Aku di sini, baby. Berada sangat dekat denganmu. Rasakan kehadiranku dan panggil aku masuk, please."
--
Dari pagi sampai menjelang sore, pintu belum juga terbuka. Dan Marcell, masih setia di sana, menunggu sampai pintu terbuka.
Dia sandarkan kepalanya pada sandaran kursi, wajahnya mendongak ke atas, menatap langit-langit ruangan. Sejenak, menolehkan kembali pada pintu.
Hembusan napas lelah mengiringi deru napasnya. Jujur, merasa lelah. Namun, tidak mau beranjak. Bagaimana pun juga dia harus bertemu Lovely-nya, secara langsung. Memastikan bahwa gadisnya … ah, bukan gadis. Mungkin panggilan yang lebih pantas untuk Lovely-nya adalah … wanita.
"Marcell, kau masih di sini?"
Marcell yang hafal betul bahwa suara itu, suara Kenzie. Dia langsung membuka mata. "Anda juga masih di sini?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com