webnovel

Black Market 2

Tidak perlu waktu lama dan banyak usaha bagi Han yiyue untuk mendapatkan perhatian dua penjaga tersebut. Fokus mereka segera teralihkan kepadanya, tentu dengan ramah.

"Katakan, apa yang bisa kami bantu untuk kamu lakukan?" tanya salah satu sedikit tergesa-gesa. Sementara satu lainnya merasa kurang puas dan memasang wajah masam sambil mencibir diam-diam.

Melihat reaksi mereka, Han Yiyue cukup puas. Sangat mudah untuk mempermainkan laki-laki di tempat seperti ini. Jelas mereka adalah binatang yang haus darah.

"Tolong tunjukkan di mana kamar mandinya. Ada sesuatu yang harus kulakukan." Dengan segaja ia mengibaskan kemeja bagian atas, memperlihatkan bagian dada.

"Ah. Aku akan mengantarmu ke sana."

Han Yiyue mengangguk setuju. Dia akan mengurus mereka satu per satu. Namun, siapa sangka seseorang yang sejak awal tampak diam justru memiliki keinginan lain. Menarik lengan rekannya dan melayangkan tatapan tajam ketika berkata, "Biar aku yang mengantar."

Hal itu tentu mendapat penolakan dari rekannya, perdebatan kecil pun dimulai. Han yiyue ingin menertawakan mereka, tetapi tidak bisa melakukan hal tersebut atau kebohongannya akan terbongkar. Ia pun berusaha melerai dan memberi saran terbaik.

"Kalian berduabisa mengantarku bersama. Lagi pula aku bisa melayani dua orang sekaligus." Di akhir kalimat nada suaranya dibuat semenggoda mungkin, nia bahkan mengedipkan sebelah mata.

Dua orang itu saling melempar pandangan dan memikirkan beberapa hal. Namun, pada akhirnya setuju. Berpikir bahwa bos mereka sedang kedatangan tamu istimewa, tidak mungkin memiliki waktu untuk mengawasi mereka seperti biasa. Belum lagi, jarang-jarang ada pengunjung yang menawarkan diri secara gratis.

Mereka bertiga memasuki kamar mandi. Hanya dalam beberapa menit dua penjaga tersebut dapat ditangani oleh Han Yiyue. Tentu saja bukan masalah sulit. Lagi pula ia pernah menghadapi yang lebih kuat.  Belum lagi orang-orang itu terlalu bodoh sehingga mudah ditipu.

Setelah memasukkan tubuh pingsan itu ke dalam salah satu bilik kamar mandi, Han Yiyue menutup rapat pintunya dan pergi dengan suasana hati yang baik.

Sebelum kembali ke tempat semula, ia memperhatikan sekeliling, tidak ada orang di dekat pintu. Ruangan itu berada di tempat yang agak tersembunyi, sehingga tidak banyak penjaga di sana. Itu juga yang menjadi alasan rasa penasaran Han Yiyue. Bagaimanapun, tidak mungkin tempat seperti ini menyembunyikan sesuatu yang baik.

Dia membuka pintu perlahan, mengintip untuk memastikan situasi di dalam. Ruangan itu remang-remang karena hanya mengandalkan satu lampu kecil di tengah. Keadaannya tidak terlalu baik, tetapi tidak buruk juga.

Usai memastikan tidak ada yang salah, Han Yiyue masuk tanpa ragu-ragu, tetapi tetap waspada. Di kiri-kanan ruangan tertutupi kain hitam dari atas sampai bawah, jika tidak diperhatikan dengan teliti itu terlihat seperti tembok. Namun, sebenarnya tidak. Han Yiyue memiliki tebakan jika tempat itu tidak jauh berbeda dengan penjara.

Alih-alih merasa takut karena memikirkan kemungkinan bahwa penghuni tempat itu merupakan binatang buas yang langka, Han Yiyue justru semakin penasaran. Ia berjalan semakin ke dalam dan memperhatikan dengan saksama setiap sisi. Merasa yakin jika terdapat cukup banyak sel, ia pun memilih untuk mengintip salah satu.

Ketika tangannya menyentuh ujung kain, perasaan disentuh oleh sesuatu membuat kejutan dalam hati dan tanpa sadar menjadikannya ceroboh. Han Yiyue tidak sengaja menarik ujung kain. Itu sangat mudah lepas. Hanya dengan tarikan ringan sudah jatuh ke tanah dan memperlihatkan sisi lain ruangan.

Di balik jeruji besi seorang remaja laki-laki bermata besar menatap lamat-lamat ke arahnya. Bermula dari tatapan penuh ketakutan dan waspada menjadi tatapan bingung. Berpikir bahwa pihak lain adalah 'Tuan' yang akan membelinya, ia bergegas merangkak ke lantai, menundukkan kepala, dan tampak patuh.

Han Yiyue mengerutkan kening dalam-dalam, perasaan terkejut sudah menghilang dan digantikan kebingungan juga rasa iba. Remaja itu tampak sangat kurus hingga tulang terlihat menonjol terutama di tulang punggung.

"H-hei … kamu …." Han Yiyue tidak tahu apa yang ingin dikatakan, tetapi tidak ingin tetap diam. Ada nbanyak pertanyaan di benaknya tentang situasi saat ini juga tentang remaja laki-laki itu.

Menyadari kebingungannya, remaja itu sedikit mencuri pandang, dan memasang wajah patuh. Dia memperhatikan bahwa sosok Han Yiyue sangat baik, entah itu perawakan ataupun wajah, yang paling penting adalah temperamen bawaannya. Itu tidak murna jahat seperti kebanyakan orang-orang yang datang untuk membeli peliharaan. Tidak ingin kehilangan kesempatan, ia bertanya, "Tuan, apakah kamu akan membeliku? Aku peliharaan yang baik. Aku akan patuh padamu."

Pada titik ini, setelah mendengar perkataan remaja itu dan memikirkan situasi, Han Yiyue menyadari bahwa tempat ini bukan memperdagangkan manusia sebagai budak atau hal lain yang masih menjadikan dan memberi nilai seperti manusia, tetapi peliharaan manusia.

Jelas ini bukan hewan, tetapi mengapa harus bertindak seperti seekor hewan yang berwujud manusia.

Han Yiyue merasa tertekan memikirkan ironi ini. Sekalipun dia sudah berada dalam lingkungan seperti ini cukup lama tetap saja tidak terbiasa dengan perilaku berlebihan seperti ini, kelompok yang dipimpin He Xi Huan tidak sembarangan memperlakukan manusia seperti hewan. Mungkin ini merupakan pengecualian karena Pedro sendiri sudah berada di bawah pengaruhnya.

Lagi pula, manusia memiliki naluri dan harga diri untuk tidak bertindak seperti hewan dan patuh kepada manusia lain tanpa mendapatkan kompensasi yang setara. Jelas jika paksaan seperti itu mampu membuat mental mereka memburuk

"Tuan …" remaja itu memanggil lagi. Ekspresi masih terlihat penuh harapan.

"Aku bukan pembeli." Han Yiyue harus mematahkan harapannya. Dengan ekpresi bersalah dan enggan ia melanjutkan, "Aku tidak punya uang."

Remaja itu mengalami perubahan warna wajah. Alih-alih kecewa ia menunjukkan kekhawatiran. "Kamu … kamu adalah target baru? Kamu yang akan mengisi sel kosong?"

Ia bergegas duduk dengan posisi benar dan menjentikkan jari untuk memintanya mendekat. Waspada memperhatikan sekeliling.

Ketika Han Yiyue mendekat, ia berbicara dengan suara penuh perhatian. "Sebelum kamu dimasukka ke sel lebih baik mencoba melarikan diri. Jangan menyerah. Cobalah."

"Mengapa aku harus melakukannya?"

Mengabaikan kerutan kening Han Yiyue dan kebingungannya, remaja itu kembali mengedarkan pandangan ke sekeliling takut ada yang mengawasi mereka. "Larilah dari tempat ini. Di sini sangat buruk. Untuk mendisiplinkan 'peliharaan' mereka memiliki metode yang jahat. Seorang temanku, dia yang mengisi sel kosong, mati karena metode itu."

Ada kesedihkan di mata remaja itu ketika ia menceritakan tentang temannya dan meminta Han Yiyue untuk pergi, setidaknya berusaha untuk melarikan diri sebelum hal buruk terjadi.

"Kamu terlihat sangat baik dan sesuai tipikal kesukaan 'babi gemuk' itu. Dia mungkin akan memakanmu sampai mati jika kamu tidak patuh. Cepat pergi sebelum mereka waspada. Kudengar hari ini ada master kaya yang datang, orang-orang itu pasti sibuk."

Tidak sulit bagi Han Yiyue untuk menyadari bahwa 'babi gemuk' yang dimaksud adalah Pedro. Laki-laki itu memang terlihat berperut besar, tetapi yang lebih menyebalkan masihlah ekspresi lapar yang menjijikkan di matanya ketika melihat Han Yiyue.

"Aku mengerti. Bagaimana denganmu? Apa kamu tidak ingin keluar?"

"Tentu saja aku mau, tapi aku tidak ingin keluar dengan orang jahat dan sangat sulit lepas dari sel ini. Kamu pergilah dulu. Di ujung pintu ada tongkat besi, kamu bisa menggunakannya jika perlu."

Han Yiyue tidak memberi jawaban pasti, menatap pihak lain dengan lamat. Dia memiliki pemikiran serius untuk membawanya keluar.

Next chapter