webnovel

Berada Di Markas Bawah Tanah

Ken diam saja saat robot bulat itu memasuki otaknya. Ia tidak tahu mengapa tetapi rasanya kepalanya sangat sakit. Karena benda itu membuat lubang di kepalanya.

Hampir setengah jam Hidetoshi meneliti dan mencari informasi chips yang terpasang di otak Ken. Chip itu berbentuk kotak, terhubung lewat jaringan yang sangat kecil.

Setelah mendapatkan informasi, barulah robot itu keluar dari kepala Ken. Lalu terbang menuju tempatnya berasal. Di sebuah kotak yang berukuran panjang dan lebar satu meter. Dengan ketinggian satu meter juga. Di dalamnya penuh dengan robot-robot kecil itu.

"Karena ini sudah selesai, aku akan membuka rantainya!" kata Matthew. Ia lalu mengambil kunci dan membuka gembok yang berada di rantai. "Setelah ini, akan kuambil pakaianku. Mungkin muat denganmu," tukasnya lalu meninggalkan tempat itu.

Sementara Naoki masih setia menggelayut di pundak Hidetoshi. Ia sudah beberapa kali melepaskan tangan wanita itu tapi Naoki masih melakukan kembali. Setelah itu, Naoki memijat pundak pria yang telah merawat dirinya semenjak kecil itu.

"Akhirnya ... kita bisa mengidentifikasi chips yang ada di dalam kepala anak muda itu. Ini akan ku teruskan nanti malam," kata Hidetoshi.

"Iya, Hidetoshi ... aku juga akan istirahat. Malam ini, apakah kau mau aku pijat, hemm?" tawar Naoki, sambil menggelayut mesra pada pria paruh baya itu.

"Ada apa, hehh? Kamu mau masih menggodaku? Aku ini sudah tua, kamu carilah pria yang masih muda dan menikah dengannya!" Pria itu tetap menolak walau sudah berulang kali Naoki menyatakan perasaannya.

Wanita itu masih tetap menggoda orang tua itu. Bagaimanapun, pria paruh baya itu tidak ada hubungan darah dengannya. Jadi menurutnya, sah-sah saja kalau Naoki menyukai Hidetoshi.

Matthew membawa pakaian miliknya lalu diserahkannya kepada Ken. "Ini, kamu pakai yang ini!" ujar Matthew yang memberikan pakaiannya dengan cara melemparnya pada Ken.

"Terima kasih," balas Ken. "Ini lebih baik daripada tidak ada. Walaupun ini terlalu besar."

Ken memakai tanpa memperdulikan kalau ada wanita yang berada di ruangan tersebut. Pandangan Matthew tertuju pada Naoki. Ia menyipitkan mata padanya dengan harapan, ia mengetahui apa yang dilakukan oleh wanita itu.

Tentu Naoki menghindar untuk menatap Ken. Wanita itu memilih untuk pergi dari ruangan itu karena tidak ingin melihatnya. Sementara Matthew tertawa ringan.

"Haha! Gadis itu masih saja malu-malu ketika ada pemuda di dekatnya. Masih saja manja-manja sama ayah angkatnya," kata Matthew, menggeleng pelan. Kemudian memalingkan wajahnya ke arah pemuda yang memakai pakaiannya.

Pakaian Matthew terlalu longgar buat Ken. Tapi ia tidak mengapa karena yang penting, ia bisa menutupi tubuhnya. Setelah ini, ia entah harus bagaimana. Sudah dua bulan lebih ia tidak bisa hidup dengan baik.

Karena sudah selesai memeriksa, Hidetoshi bergabung dengan Matthew dan Ken. Ia mengambil kursi dan duduk di antara mereka. Ken dan Matthew sedang duduk di ranjang, di mana Ken tadi berbaring.

"Itu yang kau kenakan, siapa yang membuat?" selidik Hidetoshi, bertanya pada Ken. "Sepertinya itu bukan alat sembarangan," lanjutnya.

Ken tidak ingin orang tahu kalau ia sendiri yang membuatnya. Ia juga yakin, pria itu tidak akan menemukan apa yang sedang diselidiki. Karena Ken sudah memasang dua chip di dalam otaknya. Satu chip ia taruh di otak bagian luar, satunya berada di dalam. Ia membuat dua bagian yang harus bekerja bersamaan.

Jika menggunakan dua chip tersebut, harus memiliki batu meteor merah juga. Keduanya saling tersambung. Dan jumlah batu meteor itu terbatas. Dan entah ilmuan mana saja yang pernah menelitinya. Hanya saja Hidetoshi tidak memiliki batu itu walaupun seorang ilmuan cerdas. Bahkan hasil ciptaannya termasuk paling berkualitas tinggi.

Semua itu hanya mainan politik para petinggi. Membuat karier Hidetoshi yang dulunya berjaya, kini bahkan tidak ada kepercayaan pemerintah terhadapnya. Semua orang yang bekerja dengannya pun meninggalkan dirinya. Sementara Naoki yang selalu ada untuknya. Dan Matt baru bergabung dua bulan lalu ketika ia melarikan diri dari istrinya yang menjadi monster. Bahkan sang istri juga memakan anaknya.

"Jadi, kalian baru dua bulan kenal?" tanya Ken, yang telah diceritakan asal mula mereka bisa bersama.

"Dan kami memang bukan pasukan resmi dari pemerintah. Ini adalah tempat yang terlarang. Tidak ada orang yang boleh keluar masuk tempat ini. Sebenarnya dulu, semua barang yang ada di sini hampir dimusnahkan. Namun aku telah menyelamatkan semuanya dan membawanya ke sini."

Hidetoshi menceritakan kembali apa yang terjadi padanya. Ken mengerti mengapa Hidetoshi adalah ilmuan yang tidak pernah terdaftar sebagai ilmuan terkenal karena namanya telah di list hitamkan dari dunia ilmuan.

"Jadi bagaimana mereka bisa tidak tahu kalau barang-barang itu ada di sini? Harusnya kan mereka mencarinya sampai di sini?" tanya Ken. Yang sebenarnya ia tidak perlu tahu. Tapi mendapatkan sesuatu berita, membuat dirinya lebih banyak tahu.

"Sebenarnya ruangan itu ada di atas. Ini adalah ruang bawah tanah yang aku gali dengan robot penggali. Lalu aku bawa semuanya bersama dengan Naoki ke tempat ini. Setelahnya, aku kumpulkan besi-besi bekas yang ku beli dari para pemulung. Aku hancurkan markas yang ada di atas ini."

Ken mengangguk, masih ada ilmuan yang masih hidup, masih bisa melakukan hal yang berguna. Pemuda itu mengakui kalau cara mereka sudah benar. Hanya saja dirinya kadang dikendalikan oleh monster. Ia tidak mau merusak laboratorium itu.

"Kalau begitu, kau bisa bergabung dengan kami, anak muda?" tawar Hidetoshi. Ia selain mendapatkan tambahan tenaga, akan bisa meneliti Ken. Kehadiran pemuda itu sangat berharga bagi Hidetoshi dan Matthew.

"Coba nanti akan kupikirkan. Tapi ini sudah jam berapa? Kalian tentu sudah tahu aku siapa, bukan?"

"Aku tahu siapa kamu! Aku juga sempat bertarung dengan alien yang ada di tubuhmu. Ternyata itu hanya alien yang lemah," kata Hidetoshi tanpa menghina Ken. Hanya saja alien itu lebih bodoh dari manusia. Walaupun monster itu bisa mengendalikan inangnya.

'Bagaimana aku bergabung? Apakah aku akan menjadi alat mereka? Karena dengan ini, mereka pasti akan memanfaatkan aku. Aku tidak boleh percaya pada mereka!' pikir Ken bulat dalam hati.

Ken tidak memikirkan kalau dirinya mati. Tapi ia hanya penasaran, apakah istrinya masih hidup bersama anak yang dikandungnya? Ken hanya ingin bertemu kembali. Berharap hidupnya normal seperti dahulu. Bahagia menyambut kelahiran sang anak di dunia. Tanpa adanya alien yang datang ke bumi.

"Ini sudah hampir malam. Kita harus istirahat dahulu malam ini. Tapi bagaimana kau bisa menjadi alien? Apakah ada tanda atau ada waktu tertentu?" tanya Matthew penasaran.

"Ini sebenarnya sulit untuk dikatakan. Entahlah, aku tidak tahu. Mungkin aku bisa bertahan selama beberapa hari ke depan. Mungkin aku membutuhkan sebuah alat lagi. Mungkin di sini ada?"

"Katakan, apa yang kau perlukan!" tanya Hidetoshi. "Mungkin kalau ada, bisa membantumu dan kita bisa bekerja sama. Dan kau anggap saja ini rumahmu."

***

Next chapter