Lucya menjangkau gelas teh yang ada di atas meja. Minuman yang dibawa gadis itu. Di dekatkannya pada gadis yang bernama Sonia itu. "Diminum tehnya? Masak didiamkan saja," ujarnya menawari. "Kuenya juga. Ngapain dibawa kalau tidak dimakan."
Namun trik Lucya dengan maksud gadis itu membuka maskernya masih belum berhasil. Kembali merespon seadanya dengan anggukan. Enggan bersuara. Tidak mau melepaskan masker. Sikap gadis itu membuat Lucya makin heran.
Merasa tidak punya alternatif lain, Lucya langsung menembak dua belas pas. "Kamu temannya Marten?" tanyanya dengan nada tegas.
Reflek gadis itu menoleh. Matanya membulat. Tapi hanya beberapa detik. Kemudian mengembalikan wajahnya ke posisi semula. Dan ia kembali menunduk. Tanpa memberikan jawaban.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com