"Aku akan membantumu." Zhuge Liying datang dan menyalurkan sebagian tenaga dalamnya untuk Yu Xi Chen.
Aaaaaa ....
Cahaya putih menyala ke langit, meleburkan kepungan asap hitam yang menghaangi pandangan.
"A-ku ..."
Tenaga dalamnya terkuras habis. kakinya lemas dan tak bisa berdiri.
"Yu Xi!" Shangkuan Ye berlari cemas pada adiknya.
"Kau sangat hebat," puji Zhuge Liying sembari tersenyum. Berada di pelukan Zhuge Liying, tangannya memaku kepala Yu Xi.
"Guru juga hebat," balas Yu Xi memuji. Melempar pujian satu sama lain. Yu Xi tidak bisa berkata panjang lebar, sebab tenaga dalamnya habis.
Napas Yu Xi terengah-engah membuatnya sulit berbicara bebas.
"Apa dia akan baik-baik saja?" tanya Shangkuan Ye.
"Kau tentu baik-baik saja bukan?" imbuhnya pada Yu Xi Chen. Dia duduk di tepi adiknya yang masih terbaring lemas.
"Tentu saja. Aku merasa baik-baik saja."
"Aaau ..." Yu Xi berusaha bangun, tetapi dadanya terasa sesak dan sulit bagi dia untuk berdiri.
"Adik," cemas Shangkuan Ye.
THEK ....
Zhuge Liying mengalirkan tenaga dalamnya kembali. Setidaknya itu akan membantu Yu Xi memulihkan kondisinya.
"Terima kasih, Guru," ungkap Yu Xi.
Tenaga dalamnya sudah ada, meski tidak banyak. Namun, cukup untuknya bisa berdiri.
"Mari aku bantu!" Bersama-sama mereka memapah Yu Xi untuk menepi.
"Sudah kakak katakan kau tidak usah ikut bertarung. Jadi seperti ini bukan."
"Mengapa kakak berbalik menyalahkanku. Bukankah kakak juga setuju mendukungku saat dipertemuan? Mengapa sekarang kakak berubah pikiran?" balas Yu Xi mengomel.
Shangkuan Ye tak bermaksud menasihati, akan tetapi dia hanya ingin melindungi adiknya saja.
"Sudahlah. Kalian janan bertengkar seperti itu. Bukan saatnya menyalahkan satu sama lain. Kita harus bisa menghancurkan para wahat hidup sebelum jumlah mereka bertambah," tutur Zhuge Liying.
"Kakak dengar itu. Guru Zhuge saja tidak memarahiku. Dia malah mendukung diriku. Benar bukan guru?" tanya Yu Xi memastikan.
Ketiganya menepi untuk sejenak. Sebagian mayat hidup berhasil mereka lumpuhkan. Namun, tentu itu tidak bersifat lama.
Dari kejauhan para mayat hidup mulai berdatangan. Tenaga dlaam Yu Xi saja belum kembali, tetapi para mayat hidup sudah datang dan bertambah jumlahnya.
"Kalian siap?" kata Zhuge Liyiling.
"Hm!" Yu Xi dan kakaknya menganggut, menandakan bahwa mereka telah siap lahir batin.
"Guru!" Sebelum Zhuge Liying dan yang lain bertarung, Liu dan kawan-kawan telah datang bersama murid-murid Dao Bao Hu.
"Kalian sudah datang?" Zhuge Liying bertanya pada Liu yang menjadi pemimpin pasukan.
"Tiga pasukan yang lain masih berjaga dan mengevakuasi penduduk sekitar desa ke tempat yang lain. Sesuai yang guru perintahkan," lapor Liu.
Zhuge Liying segera pasang badan. Dia merasa ini sudah saatnya pertarungan dimulai.
Yu Xi pula sudah pulih dan bantuan juga sudah datang. Jadi, mereka hanya perlu menyatukan kekuatan dan mengalahkan pada mayat hidup seperti yang sudah direncanakan.
"Baik. Sekarang saatnya kita bertarung. Bagaimanapun kita tidak boleh membiarkan mereka--para mayat hidup pergi dari desa ini. Paham!"
"She!" jawab kompak semuanya.
Zhuge Liying memimpin di depan, yang lain ikut pasang padan. Senjata sudah siap di tangan masing-masing.
"Aaaau!" Sedangkan Yu Xi masih menjerit kesakitan di bagian dadanya.
"Adik!" Shangkuan Ye memapah tubuh Yu Xi yang hampir jatuh tersebut.
"Kau baik-baik saja?" Zhuge Liying cemas dan langsung menaliri sedikit tenaga dalamnya untuk menguatkan energi muridnya itu.
"Aku baik-baik saja guru," tutur Yu Xi berbohong. Dia menunjukan sikap yang sehat, tetapi sebenarnya dia tidak baik-baik saja.
"Mimumlah ramuan ini. Obat ini akan membuat dirimu lebih baik."
Zhuge Liying memgeluarkan botol kecil berisikan ramuan rempah-rempah yang sudah dia racik sebelumnya.
"Shangkuan Ye, kau jaga adikmu terlebih dahulu," perintah Zhuge Liying dan disanggupi oleh Shangkuan Ye.
"Kau, tidak boleh bertarung sebelum kondisimu membaik. Aku tidak ingin terjadi hal yang buruk kepadamu. Tolong jaga kesehatanmu. Mengerti!" pesannya.
Yu Xi menganggut serta menerima botol berisikan ramuan tersebut, untuk membuat Zhuge Liying tenang Yu Xi meminumnya di depan gurunya.
"Bagus. Berhati-hatilah," tutupnya dan pergi.
Zhuge Liying segera menyusul Liuu dan yang lainnya. Sementara Shangkuan Ye tidak ikut dan harus menjaga adiknya.
Uhuk ...
Yu Xi mulai batuk. Namun, tidak diketahui Shangkuan Ye bahwa batuknya mengeluarkan darah.
"Kau baik-baik saja?" Shangkuan Ye fokus kembali pada adiknya yang tengah melamun.
"Ya, kakak. Aku baik-baik saja," balas Yu Xi berbohong.
Dia menyembunyikan tangan kanannya dari Shangkuan Ye. Sedangkan kakaknya kembali fokus pada pertarungan.
****
Sementara itu di Dao Bao Hu. Shangkuan Yun dan guru-guru di sana sedang dilanda cemas.
Yi Kon Si dan guru Xia Wu sudj pergi dengan murid Dao Bao untuk mengamankan desa di bagian selatan dan utara.
Sedangkan Shangkuan Yun bermeditasi di ruangannya sembari menyaksikan jalannya pertarungan melalui alam bawah sadar.
Lain dengan Feng Li Qian yang masih terbaring di tempat tidurnya, ditemani oleh Su Ling Hua yang setia menunggu dia untuk bangun.
"Dage," lirihnya sembari mengusap tangan Feng Li Qian.
Jika yang lain sibuk bertarung menyelamatkan banyak nyawa, maka Su Ling Hua tidak.
Shangkuan Yun telag berpesan kepada Su Li Hua untuk menjaga Feng Li Qian sampai dirinya sadar. Namun, sampai detik ini belum ada tanda-tanda Feng Li Qian akan membuka matanya.
****
Kembali pada pertarungan di desa Z. Para murid Dao Bao Hu berjuang keras untuk melumpuhkan mayat hidup yang jumlahnya terus bertambah.
Sudah ada beberapa murid Dao Bao Hu yang gugur. Namun, sebagian masih bertahan dan tak ingin mengalah begitu saja.
Yu mengeluarlan elemen angin dari senjatamya yang berupa kipas. Sedangkan Zhao Yi mengeluarkan elemen besi dari tangan kanannya.
Sementara Liu memakai elemen air untuk melumpuhkan para mayat hidup tersebut. Zhugw Liying juga ikut membantu. Dia mengeluarkan elemen air dan api secara bersama-sama.
Namun, seperti cerita sebelumnya. Para mayat hidup tidak bisa dikalahkan jika kekuatan yang tercipta tidaklah besar.
Mereka harus menggabungkan kekuatan, tetapi Zhuge Liying tidak bisa menyatukan kekuatannya dengan yang lain. Entah mengapa?
Sejak tadi dia mencoba menyatukan kekuatannya dengan elemen besi yang Zhao Yi miliki. Hasilnya gagal.
Zhuge Liying nerusaha pada kekuatan Yu dan Liu dan tetap saja tidak berhasil. Dia juga heran, mengapa semua elemen tidak bisa digabungkan dalam waktu yang bersamaan?
Dwaaar ...
"Tidak!"
Sampai kekuatan besar datang dan satu kali serangan berhasil menaklukan Liu, Yu, Zhao Yi.
Mereka terlempar jauh ke belakang dan menghantam benda-benda keras.
Zhuge Liying memandang ke depan. Sosok berjubah hitam, memakai topeng dan hanya satu matanya yang terlihat.
Sosok itu berjalan gagah dengan banyaknya mayat hidup di belakangnya.
Yu Xi dan Shangkuan Yun tersentak ketika melihat pasukan yang sangat besar telah datang.
Zhuhe Liying mengenali sosok tersebut. Dia juga yang 10 tahun muncul dalam penyerangan di Yuan.
"Guru!"
Yu Xi bangun dan berlari pada Zhuge Liying. Shangkuan Ye mengejar di belakangnya.
"Siapa dia?" tanya Yu Xi.
"Dia Mimpi Kematian!" jawab Zhuge Liying, sambil mengepalkan kedua tanganya.
Bibirnya bergetar ketika menyebut sosok itu dengan nama 'Mimpi Kematian', karena dia yang membuat tidur seseorang menjadi tidak tenang.
"Ternyata dia telah dibangkitkan. Aku tidak menduga, jika hari ini aku akan melawannya kembali," ujar Zhuge Liying serius dengan mata yang melotot.
"Apa guru pernah melawannya?" tanya Shangkuan Ye, yang Yu Xi ingin tanyakan juga.
"Ya. Dia sosok hitam yang menurut para pendekar Yuan sebagai malaikat maut. Sebab dirinya tidak bisa mati, meskipun semua elemen telah disatukan," beber Zhuge Liying.
"Mengerikan sekali," gumam Yu Xi.
"Sepertinya hari ini aku akan menghadapinya seorang diri," tutur Zhuge Liying.
Dia mengantupkan bibirnya serta matanya membulat besar.
"Aku akan membantu guru," kata Yu Xi.
"Akupun akan iku membantu," sambung Shangkuan Ye.
Zhuge Liying tersentak. Dia mengakui kedia muridnya memang berani, tetapi berani saja tidak cukup.
"Kekuatan kalian tidak akan bisa menandingi kekuatannya," tahan Zhuge Liying, melarang Yu Xi dan Shangkuan Ye bertindak lebih jauh.
"Kalian tidak akan mampu mengalahkannya. Dia bukanlah makhluk biasa, tetapi iblis yang sangat kuat."
"Aku tidak memperdulikan itu. Ayah selalu berkata 'Kekuatan seseorang tidak diukur dari berapa banyak dia menguasai jurus, tetapi kekuatan yang sesuangguhnya berasal dari tekat kuat'. Ayah selalu mendidik kami dengan disiplin ...."
"... Ayah tidak pernah memanjakan kami. Aku dan kakak selalu berlatih bersama dengan murid-murid yang lain. Jadi, guru tidak bisa meremehkan kekuatan dari muid Dao Bao Hu," ujar Yu Xi meyakinkan Zhige Liying.
"Tapi, ini bukan soalnya kekuatan saja."
"Izinkan kami untuk bertarung," pinta Shangkuan Ye.
Serangan dari depan telah datang kepada mereka.
"Awas!" Zhuge Liying melompat dan mendorong Yu Xi serta Shangkuan Ye untuk menjauh.
DWAR ....
Suara dentuman keras terdengar ketika cahaya merah berbentuk bola menghantam sebuah pohon yang jauh di belakang.
Yu Xi dan Shangkuan Yun berguling-guling, sedangkan Zhuge Liying segera berdiri gagah.
Kedua anak muda itu mengelus dada karena serangan api tersebut tida meledak pada tubuh mereka.
"Kalian baik-baik saja?" Liu dan yang lain datang untuk bertanya keadaan Yu Xi serta kakaknya.
"Kami baik. Guru Zhuge yang menyelamatkan nyawa kami," tutur Shangkuan Ye sembari berucap syukur.
Yu Xi dibantu Liu dan kawan-kawan untuk bisa berdiri kembali. Sementara itu Zhuge Liying telah siap dengan segenap kekuatannya.
"Ibu. Tolong lindungi aku!" batin Zhuge Liying.
Seketika langit beremuruh di Dai Bao Hu. Shangkuan Yun yang sedang bersemedi mendadak berhenti. Dia membuka mata dan merasakan kekuatan besar pada Zhuge Liying.
Ikatan apa yang baru saja tercipta? Shangkuan Yun masih diam tak bergeming. Apa yang akan dirinya lakukan setelanjutnya?
Kata Ibu berhasil mengentarkan hatinya.