webnovel

Kebimbangan atas Keyakinan Diri

"mak, aku nginap disini ya. besok kan libur.. udah lama aku gak nginap." pinta dita saat selesai acara makan malam dengan keluarga Santoso. "iya. tapi kamu jangan nyusahin om dan tante loh."jawab mamanya mengiyakan permintaaan dita. "iyaa... ayo ir. kita print foto-foto yang tadi kamu ambil. aku juga mau pajang dirumah" ajak dita sambil mengambil langkah menuju kamar irma.

Ketika irma masih sibuk dengan cetakan foto, dita mencoba menggoda irma. Dita ingin sahabatnya itu kembali ceria dan tidak merasakan kesepian lagi. Dia ingin menghapus kecanggungan dari dalam diri irma yang telah menunjukkannya secara terang-terangan kepadanya.

Dita pun berhasil membuat irma kembali seperti yang dia harapkan. candaan dan kehebohan mereka berdua karena selembar foto sepintas lenyap. Dita dan irma terdiam sambil menatap satu sama lain. Posisi dita terpojok oleh irma di sela antara lemari dan tembok membuat dita tidak bisa bergerak dan berlari kemana-mana lagi. Darah dita seakan mengalir sangat deras, rasa ingin mengulang kejadian di gudang sekolah kembali ingin dita dapatkan.

Jantung Irma kembali berdetak kencang. Hasratnya untuk bercumbu dengan dita kembali memuncak. Dia merasa ingin sekali menyentuh dan kembali mengecup bibir dita yang sangat menggodanya. Namun tatapan Dita terhadapnya benar-benar membuatnya merasa bersalah atas kejadian yang sebelumnya. Irma perlahan mengambil langkah mundur untuk mencegah hal yang mungkin akan membuat persahabatan itu kembali merenggang.

Irma terkejut merasakan tangannya digenggam dan ditarik oleh dita kearahnya sampai benar-benar tidak ada jarak antara mereka. "jangan pernah berubah ya ir. aku benar-benar rindu kamu, keceriaan kamu. aku bisa terima kau kek manapun pribadimu kok." bisik dita sambil memeluk irma.

Dita melepaskan pelukan nya dan mengambil langkah untuk mencium irma. mata mereka yang tadinya saling bertatapan, perlahan tertutup menikmati suasana malam itu. Dita secara perlahan mulai menyadari bahwa memang ada gejolak tersendiri yang dia rasakan saat bersama irma. Takut kehilangan sahabatnya bukan lagi menjadi alasan utama dia takut kehilangan irma. Dia tidak bisa menyangkal disaat dia menikmati kebersamaan dan sentuhan intim antara dirinya dan irma.

Irma melepas ciuman mereka dan terpaku melihat dita. "maaf ya ir.. aku gak tau dengan diriku sendiri. Aku gak bisa ngelak dari perasaanku terhadap peristiwa digudang waktu itu. Aku sebenarnya masih bingung. aku bimbang dengan pendirianku. Semua masih terasa aneh bagiku. tapi aku juga gak mau kau jauh dari aku." kata dita sambil menundukkan kepalanya. Irma tersenyum dan kembali melumat bibir mungil dita yang sedari tadi sudah terpojok itu. Irma merasa sangat tenang dan senang atas ucapan dan kejujuran dari dita. Irma tidak menyangka karena dita telah menerimanya.

Kini irma adalah salah satu orang yang sangat berarti buat dita. Ingin sekali rasanya dita menjada irma sama halnya alex mencoba terus melindungi mereka berdua. Ditambah lagi disaat dita tahu betapa liciknya sandra dan kedua temannya. Dita ingin mencaritahu dan menyelesaikan semuanya dengan alex tanpa diketahui sedikitpun oleh irma.

Dita sebenarnya masih belum menemukan kepastian akan dirinya. tapi dia semakin yakin bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Dia semakin takut jika dia benar-benar mencintai irma lebih dari seorang sahabat. Dia takut kalau ibunya tahu dan akan langsung menjauh darinya. Cuma kasih sayang dan perlindungan dari ibunya yang dia dapat sedari dulu. bahkan disaat dia dicampakkan oleh dunia dan keadaan.

..

"Pagi kak..pagi pah.. pagi mah.." ucap vina sambil sambil mencium pipi setiap orang yang menikati sarapan mereka masing-masing. "Gimana kuliah kamu vin?" tanya papanya. "untuk saat ini aman kok pah. aku lagi nyari tempat untuk magang pah, untuk skripsiku nanti. boleh gak pah, aku magang di kantornya papah?" tanya vina manja. "kenapa harus dikantornya papah. nanti kamu bukannya kerja, malah ngerepotin papah lagi." jawab ayahnya vina. "nggak dong pah, gak mungkin aku ngerepotin papah, kan nanti juga bakalan ada kak Frits yang bantuin aku. ya kan kak?" tanya vina sambil menggoda kakaknya. "kan, belum mulai aja, kamu udah punya rencana buat ngerepotin kakak kamu."sahut papah dengan nada bercanda. "ih kok gitu sih pah?" kata vina manja. "udah dong pah.. iyinin aja. biar nanti dia aku yang ajarin di perusahaan papah." kata Frits membela adiknya. "yaudah, tapi papa akan tetap pantau." kata papanya mengiyakan permintaan vina. "yey.. makasih pah, makasih kaka.. " kata vina senang dan langsung memeluk kakak kesayangannya.

..

"Gimana vin?" tanya sandra. "gimana apaan?" tanya vina bingung. "ya, gimana? kamu udah ngomong gak sama kak frits buat ngehajar si perempuan murahan itu?" tanya sandra kembali. "belom" jawab vina santai. "kok belum sih? kamu mau bantuin aku gak sih vin?" tanya sandra dengan nada yang sudahagak meninggi. "kamu santai dong san. aku itu butuh waktu baut ngomong sama kak frits. aku masih takut buat ngomongin ini. aku kenal banget sama kak frits, san." jelas vina. "tapi kan jam terbang kak frits dalam hal penculikan dan pembunuhan udah banyak vin. kak frits pasti bisa dengan mudah ngelakuin itu ke perempuan sialan itu. ditambah lagi kalau dia tau kalau ada yang coba mengganggu adik kesayangannya." kata sandra.

Frits sudah dididik untuk selalu bersiap dan berjaga oleh ayahnya. Frits bahkan dikenal sebagai salah satu orang yang sangat menakutkan dan berpengaruh di dalam maupun luar pulau. Keahliannya sudah tidak diragukan lagi oleh bos-bos mafia. Penculikan dan pengamanan dalam penyelundupan barang terlarang sudah menjadi pekerjaan dan hobinya. Dia tidak akan segan-segan menghancurkan dean melenyapkan orang-orang yang mencoba mengusiknya ataupun keluarganya.

"tapi aku harus punya alasan yang cukup untuk meyakinkan kak Frits. Dia itu sangat tau sifat dan karakter aku san. aku gak mau nanti dia jadi curiga sama aku. jadi tolong, kamu sabar sedikit aja. kasih aku waktu. oke.." kata vina. "yaudah deh." jawab sandra, mengiyakan perkataan vina.

"lihat aja nanti Frits, ini masih awal dari pembalasan dendam aku atas perbuatanmu dimasa lalu. jangan salahkan aku jika adik kesayanganmu ini terlibat atas kehancuran dan perpecahan keluarga kalian." kata sandra sinis dari dalam hati.

Kematian ayah sandra merupakan awal dari kesengsaraan sandra. Tinggal berasama ayah tirinya membuat dirinya seolah semakin terasa seperti hidup di neraka. walaupun dia adalaah seorang wanita yang biasa dikenal lemah, namun kelicikkannya tidak bisa dikalahkan oleh siapapun.

Vina tidak tau sama sakali rencana dari sandra yang sebenarnya. vina hanya mengetahui bahwa sandra hanya terobsesi dengan pria yang sering dikenal sebagai "pangeran di dunia nyata" yang ada di kampusnya. Dia juga tuak menyadari kalau dirinya hanya dimanfaatkan oleh sandra.

Next chapter