webnovel

Saran

Keheningan kembali datang ke kehidupan Dita. Sendiri, berteman sepi. sahabat pertama yang dia sangat sayangi pun kini seakan perlahan membangun tembok pemisah antara mereka berdua. Kesendirian kembali menyapa hari-harinya, dan dia hanya bisa diam menerima keadaan.

Hari-harinya di sekolah pun semakin lama berubah. Dia benar-benar merasakan kehampaan yang sebelumnya pernah dia rasakan. Merasa sepi dalam keramaian dan dingin dalam kehangatan. Dita yang tadinya secara perlahan menemukan terang dalam kelamnya hidup, kini terang yang ada secara perlahan mulai meredup.

Dita merasa semakin hari semakin tidak nyaman dengan kondisi antara dirinya dan Irma. Dia ingin sekali menyapa Irma dan meluruskan permasalahan yang menurutnya semakin lama permasalahan itu semakin berbelit. Dia merasa bingung tengtang siapa yang salah dan siapa yang benar antara dia dan Irma. Baginya mereka berdua sama-sama salah dan sama-sama benar dari sisi pandang mereka masing-masing.

..

Mamanya Dita pun juga merasakan ada sesuatu yang aneh dengan anaknya dan irma. Dia akhirnya berusaha meluangkan waktunya dengan anak satu-satunya itu.

"Dit, hari ini kamu ada waktu gak?" tanya mama.

"Dit.. Dita... Ditaa..!" panggil mama melihat dita yang melamun sambil memainkan sarapannya.

"iya ma, kenapa?" sontak dita karena merasa terkejut dengan panggilan mamanya. "Pulang sekolah nanti kamu sibuk gak?" tanya mama lagi. "nggak ma, kenapa ma?" tanya dita lagi. "Mama hari ini lagi gak ada kerjaan. Kamu hari ini temani mama cari bahan-bahan makeup yang sudah habis ya" ajak mama. "oke ma, dita berangkat sekolah dulu ya ma" pamit dita sambil mengiyakan ajakan mamanya.

..

Dita memilih beberapa makeup yang menurutnya bagus. Buah jatuh memang tidak jauh dari pohonnya. ditambah dita memiliki otak yang pintar dan bisa diandalkan. Dita juga memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. karena sering ikut mamanya kerja, Dita sering membaca bahan dan memperhatikan kegunaan dari setiap bahan yang ada pada suatu makeup. Dita juga jadi memiliki keahlian dalam mencampur beberapa makeup yang cocok untuk kulit yang alergi dengan makeup.

"Kamu lagi ada masalah ya dengan irma? mama perhatikan, kok kalian gak pernah berangkat sekolah bareng sih? irma juga udah jarang main kerumah. Kalian berantem ya? tanya mama penasaran. "Kita cuma salah paham aja kok mak. Kayaknya irma masih marah samaku" jawab Dita. "kalau memang salah paham, usahain untuk dijelasin dong. Kalau kita salah, kita harus berani minta maaf. kalau kita merasa gak salah pun kita harus bisa memaafkan, dan meluruskan permasalahan. Dengan kalian yang diam begini, gak akan menyelesaikan permasalahan kalian" kata mama. "tapi mak, kayaknya sekarang ini aku mau kasih dia waktu untuk meredakan kemarahan dia ke aku dulu. aku tau kalau ini memang salahku. tapi mengingat dia yang memang marah kali samaku waktu itu, aku belum berani untuk ketemu atau mengajak dia ngobrol untuk menyelesaikan masalah kami". kata dita yang berusaha menjelaskan keadaan dia dan irma.

"iya. mama ngerti, tapi mau sampai kapan kalian saling diam begini. memberikan dia waktu untuk meredakan amarahnya dia, bukan alasan yang tepat untuk melarikan diri dari masalah. kata mama."maksud mamak? aku gak melarikan diri mak, aku cuma ngasih dia waktu dulu untuk menenangkan diri" potong dita. "iya, memang benar. kamu harus memberikan irma waktu untuk meredakan emosi dia. tapi jangan sampai lebih dari seminggu dong. ini udah kelamaan dit. seakan kamu menunggu irma yang datang ke kamu dan berusaha mengajak kamu mengobrol dan berteman kembali seperti sebelumnya. apa coba namanya kalau gak melarikan diri? kamu itu anak yang sangat kuat dan sudah cukup dewasa dimata mama. tapi dalam menghadapi masalah dan mengontrol emosi, kamu seharusnya lebih paham dibandingkan irma. jangan menunggu. coba hadapi dan mengaku kesalahan kamu. mengaku kesalahan bukan berarti kalah loh. lagian ini kan bukan mengenai menang atau kalah juga." lanjut mama berusaha memberikan dita pengertian.

mendengar penjelasan mamanya, dita hanya bisa terdiam dan menyadari perkataan mamanya memang benar. keras kepala dan keegoisan antara dirinya dan irma lah yang menyebabkan kerenggangan antara persahabatan mereka berdua. dita jadi merasa ingin meminta maaf ke irma dan ingin menjelaskan bahwa sebenarnya dita belum menjawab pertanyaan alex yang memintanya menjadi pacar. jadi tuduhan irma ke dirinya sebagai selingkuhan alex sebenarnya gak benar. disaat alex menyatakan perasaaannya ke dita pun, alex mengaku kalau dia belum dimiliki oleh siapapun. bahkan irma sendiri juga pernah mengatakan bahwa alex juga belum memiliki pacar sebelumnya.

sesampainya dirumah dita pun langsung memeluk mamanya "terima kasih ya ma, semenjak aku dan irma berantam, aku juga merasa kesepian lagi kayak dulu. aku gak mau kembali kediriku yang hanya berteman sepi. terima kasih karena udah kasih jalan keluar atas masalahku sama irma. aku harap irma mau bertemu denganku, jadi aku ada kesempatan untuk menjelaskan semuanya ke dia." kata dita sambil memeluk erat mamanya. "mama juga gak mau keceriaan kamu yang perlahan kembali, kini redup lagi. besok kamu coba deh ajak irma bicara, sekalian lurusin permasalahan kalian." jawab mama sambil membelai lembut rambut anaknya.

..

keesokkannya disekolah, dita memberanikan diri untuk menyapa irma. tapi sikap dingin irma membuat dita kesal kembali dan berpikir untuk mengundurkan niatnya untuk meminta maaf dan menjelaskan semuanya. tapi kata-kata mamanya terngiang kembali dalam benak dita. sehingga ditengah jam pelajaran, dita yang melihat irma meminta izin untuk ke toilet pun meminta izin untuk ke guru untuk ketoilet juga. bagi dita ini kesempatan yang sangat tepat untuk meluruskan kesalahpahaman diantara mereka berdua.

irma sebenarnya juga ingin bicara kembali dengan dita. tapi rasa sakit menahan perasaannya ke dita dan rasa kecewa atas pengakuan dita mengenai hubungan antara dita dan abang kesayangannya itu membuat dia merasa bahwa dita telah membohonginya dan memanfaatkan dirinya. dia bahkan tidak menyangka bahwa dia dan abangnya menyukai satu orang yang sama. apalagi setahu dia, abang kesayangannya itu sama sekali belum pernah memiliki seorang kekasih sebelumnya.

Dia semakin malu dengan dirinya yang menyadari bahwa dia penyuka sesama. dia juga semakin takut jika dita benar-benar akan meninggalkan dirinya. rasa nyaman dan fantasi dalam pikiran terhadap dita membuat dia semakin takut kehilangan dita. irma takut dita akan menjauh darinya kalau dita tau bahwa sebenarnya dia memiliki perasaan yang lebih dari seorang sahabat ke dita.

"irma.." kata dita sambil menarik tangan irma yang berusaha pergi dan mengabaikan dirinya yang sedari tadi menunggunya. dita membawa irma ke gudang sekolah. berusaha menghindari keramaian, yang dia tahu bahwa sebentar lagi adalah jam istirahat. dita tidak ingin ada yang mendengar pembicaraan atau perdebatan mereka karena permasalahan yang seakan tak berujung.

Next chapter