Bab 209
Devano menghubungi Melati pada saat tengah malam. Melati yang ngantuk berat mengambil gawainya yang bergetar. Dengan mata yang masih tertutup rapat diiringi dengan suara menguap.
"Siapa sih, kok malam-malam gini nelepon. Gak ada sopannya," kata Melati kesal.
"Oke. Aku bakal izinin kamu untuk di sini. Gak masalah!" Seketika kantuk berat itu hilang. Matanya nyelang saat diberikan izin oleh Devano.
Manusia es batu yang berkepala ular dan juga tubuh beton. "Makasih, makasih, Devan. Tapi betulan kan kamu izinin aku." tanyanya sekali lagi meyakinkan.
"Iya. Kalau kamu masih banyak tanya. Nanti aku tarum lagi ucapan itu."
"Gak, gak, gak. Jangan-jangan. Aku akan diam."
"Tidur sana. Besok pagi akan ada kejutan buat kamu."
"Baik, Tuan Muda."
*****
Tanpa sepengetahuan dari Melati, Devano sudah membeli rumah di samping kontrak mereka.
Melati kaget saat pintunya diketuk-ketuk pagi hari. Dia bergegas dan membuka pintu. "Devan, kok kamu ada di sini!" tanyanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com