webnovel

10. Egois Masing-masing.

Pria dengan tinggi seratus tujuhpuluh empat centi meter berjalan malas menuju kantor milik temannya yang sudah sangat akrab. Malam ini, pucaknya. Namun pagi ini tepat dimana dia diusir kemarin oleh pelayan pekerja dengan nama lengkap Park Ji Min hanya bisa memutar bola matanya mengingat apa yang pria pendek itu bicarakan padanya.

"Apa itu nasihat," gumamnya kecil bahkan suaranya tidak terdengar sama sekali karena sangat lirih. "Itu bukan nasihat melainkan usiran, apa aku datang ke caffe tersebut terlihat ingin bunuh diri?" Yoon Seok memutar bola matanya malas mengingat apa yang dia dapatkan setelah berbicara dengan Park Ji Min.

Pria kecil itu sama sekali tidak menyadari hal mana yang ingin ku dapatkan dan beberapa madalah serius mana yang perlu dikeluarkan.

"Tuan, kau ingin bertemu dengan tuan Kim Tae Woo." Resepsionis menyapa Yoon Seok, namun pria itu terus berjalan meninggalkan pertanyaan wanita tadi dan fokus menuju lift atas saja.

"Ada apa memangnya," gumam Yoon Seok melihat suasana mencengkam dari perusahaan milik keluarga Kim Tae Woo dimana perusahaan ini dipegang oleh dua CEO terbaik keturunan keluarga Jung.

Yoon Gi masuk ke lift, dia sengaja menekan lantai atas karena dia butuh informasi lebih jelas dengan apa yang sedang terjadi sebenarnya.

Sampia di lantai tempat tujuan Yoon Seok datang dia tidak melihat siapapun, hanya ada keheningan seperti suara nyaring terompet kecil bersuara melengking masuk ke indra pendenharannya karrna sepi.

"Oh, ada apa lagi di sini?" tanya Yoon Seok akhirnya berjalan menuju ruangan kerja milik Kim Tae Woo, sayangnya langkah tangannya sudah didahului Jung Hoo Sik membuat alis tajam Yoon Seok terlihat tidak senang.

"Kenapa?" Yoon Seok tidak main-main bertanya, pria itu langsung menanyakan alasan kenapa Hoo Sik pria lebih muda datang menghalangi langkahnya. "Kami sedang tidak baik-baik saja," jawab Hoo Sik mengatakan yang sebenarnya sedang terjadi.

Semenjak kepergian Kim Nam Gi Hoo Sik terlihat murung, pikirannya terbagi dua melihat Min Yoon Seok datang pria itu terus melihat dari bilah CCTV dan menghentikan langkah Min Yoon Seok sebelum bertemu dengan Kim Tae Woo.

"Kau ingin berbicara padaku?" tanya balik pria berkulit putis susu itu saat tangannya masih dicekal oleh Jung Hoo Sik, pria itu mengangguk sebagai jawaban tanpa suara. "Baiklah, lepaskan tanganku," minta pria itu, Hoo Sik langsung melepaskannya, pria itu membukakan pintu ruangannya agar Yoon Seok masuk lebih dulu.

Jung Hoo Sik berpikir jauh karena dia tahu jika Kim Tae Woo tidak akan pernah memeriksa CCTV dikeadaan apapun sama sekali. Dan semoga saja Jung Hoo Sik tidak ketahuan mengambil Yoon Seok dari Tae Woo untuk bebricara serius.

Walaupun nanti Tae Woo akan mendapat informasi dari Yoon Seok setidaknya itu lebih baik. "Duduklah, Kak." Min Yoon Seok terkekeh pria itu sama sekali tidak merasa terganggu dengan masalah pribadinya, hanya saja seseorang harus berbicara mengenai kecanggungan dan masalah lebih serius antara perusahaan Kim Tae Woo dengan semua karyawan yang sudah bekerja sejauh ini.

"Apa sangat serius masalahnya?"

"Apa kau tidak bisa menyingkatnya saja?" tanya Yoon Seok meminta Hoo Sik untuk tidak memperlambat pembicaraan serius antara dirinya dengan pria tersebut. "Baiklah," jawabnya.

"Ini soal bagaimana bibi memperlakukanku, dan bagaimana aku harus berpihak." Jung Hoo Sik memulainya, pria itu terlihat sangat bimbang dan mengkhawatirkan dirinya ada diposisinya juga. "Apa lagi sekarang?"

"Coba kau posisikan dirimu untuk ada diposisiku dulu, aku kelelahan," minta Hoo Sik membuat pria pemilik pekerjaan pengacara itu untuk berpikir secara logika apa salah dan benarnya seorang Jung Hoo Sik memperlakukan dirinya menjadi tidak baik-baik saja untuk bersikap baik-baik saja.

"Jadi kau bertengkar dengan dua sisi, lagi?" Hoo Sik menganggukkan kepapanya pelan, dia mengurut keningnya karrna senua masalah terus bertabrakan di dalam kepalanya. "Siapa yang pertama?"

"Bibi, dia hanya melihatku pulang ke rumahnya sendiri, tidak ada Kim Tae Woo kemarin malam, aku tidak mengatakan apapun dan wanita itu langsung menghubungi Kim Tae Woo dan memarahinya."

"Bukankah Kim Tae Woo sudah tinggal di apartemen sejak beberapa tahun yang lalu?" tanya Yoon Seok mengingat aoa yang sebenarnya sedang terjadi dipermasalahan Jung Hoo Sik, Kim Tae Woo dan ibu Kim Tae Woo.

"Iya, tapi bibi tahu kenapa justru memulai pertengkaran lagi. Aku kelelahan terus disalahkan dari pihak Kim Tae Woo, aku tidak tahu kenapa ini menjdi pertengkaran serius, dia menolak semua karyawan yang datang ke ruangannya. Aku yang mengurus semua pekerjaannya sampai detik ini dengan tanpa persetujuannya."

"Untungnya kau datang, Kak." Min Yoon Gi terkekeh, wanita itu sedikit terkekang sekarang. "Ada masalah yang tidak kau ketahui, Jung Hoo Sik."

"Kalian tidak bisa egois sendiri-sendiri," sambung Yoon Seok hanya berucap tanpa mengatakan hal lebih yang membuat Yoon Seok memihak satu sama lain.

"Oh? Tapi aku tidak yakin, kak. Aku tidak diperbolehkan egois tapi Kim Tae Woo selalu egois. Kim Tae Woo selalu pergi ke caffe satu tahun terakhir, dia datang ke caffe itu hampir setiap hari, dan pulang di jam makan siang."

"Aku tidak bisa tidak mencurigai Kim Tae Woo, kak. Aku tidak bisa terus mengalah, egoku tinggi karena perusahaan ini kepercayaan bibi, dan semua yang sudah tertata rapi oleh kakek kami bisa saja menjadi korban mengerikannya."

Yang Jung Hol Sik katakan ada benarnya juga, pria itu benar-benar tidak tahu yang sedang dia lakukan tapi siapapun dan apapun yang sedang diusahakannya bisa saja menjadi boom atom yang sebensrnya bisa diketahui kapan meledaknya namun Jung Hoo Sik terlambat mengambil langkah.

"Jika aku soal materi, maka Kim Tae Woo soal perasaan. Aku bukan manusia perasa sepertinya," putus Jung Hoo Sik merasa puas menjelaskan semuaya dan membiarkan Yoon Seok untuk mengambil langkah adil kali ini.

Sebenarnya bukan karena pria pengacara itu memiliki hubungan darah yang baik dengan Tae Woo dan Hoo Sik, bahkan Yoon Seok bukan pria yang yang kenal dengan bibi Hoo Sik, bukan pria yang dikelas oleh ayah Tae Woo juga.

Min Yoon Seok hanya teman Tae Woo, yang mengerti segalanya tentang Kim Tae Woo.

"Biar ku perjelas nanti, aku pergi dulu." Yoon Seok sama sekali tidak berbicara, pria itu memilih berbicara empat mata dua hati dengan Kim Tae Woo. Ngomong-ngomong soal Min Yoon Seok dan Jung Hoo Sik, mereka tidak sedekat itu juga.

Tidak harus sampai berbicara dua orang seperti tadi, karena pada dasarnya Yoon Seok juga tidak bisa banyak bicara dengan orang lain juga.

"Tolong bantuannya, Kak Yoon Seok." Pria yang terus mendapat dorongan positif dari Jung Hoo Sik pria sebagai kaka sepupu Kim Tae Woo hanya bisa terdiam dan masuk dengan santai menuju ruangan Kim Tae Woo.

Hoo Sik melihat sesantai apa Kim Tae Woo melihat respon dan kedatangan Min Yoon Seok jauh daripada hampir sebagian karyawan yangendapat bentakan mengerikan darinya.

"Apa yang salah denganku? Jika dia terus menggunakan perasaan, memegang erat-erat dendam dan menyelimutinya dengan keegoisannya, dia sendiri yang akan hancur. Hidup tidak harus mengenang soal masalalu, kan?" Hoo Sik juga hanya bisa berujar sendiri, kali ini dia sibuk dengan pekerjaannya sendiri juga.

"Kau datang, Kak? Siang hari seperrti ini?" tanya Tae Woo bertanya akan kedatangan Min Yoon Seok karena pria itu datang tidak dengan satu gelas kopi berkafein tinggi buatan barista Jeon Jung Ki dan dengan wajah sedikit merasa kelelahan.

"Ku dengar kau sedang memiliki masalah dengan ibumu dan kakak sepupumu," ucap Yoon Seok memilih untuk tetap berbicara tanpa memperjelas masalah apa yang sedang Tae Woo hadapi kali ini. "Apa dia mencekalmu lagi dan membicarakannya denganmu hari ini?" Yoon Seok hanya bisa menjawab dengan anggukkan kepala tanpa mempersulit kenapa dia pergi, untuk apa dia datang dan kenapa dia tahu masalahnya.

"Sebenarnya Jung Hoo Sik sama sekali tidak salah mencekalku kali ini, pria itu tidak memaksaku hal aneh seperti biasa. Dia menjelaskan masalahnya menurut sudut pandang dirinya sendiri, aku berniat mendengarnya darimu juga," bela Yoon Seok kali ini tidak main-main untuk menyelesaikan salah paham antara ibu, anak dan keponana satu keluarga Kim juga.

"Aku sama sekali tidak tertarik," jawab Tae Woo malas mengulang masalah yang sama hanya untuk menjadi emosional dan sensitif. "Kau ada masalah apa, kak?" tanya Tae Woo mengingat kedatangan Yoon Seok dengan keadaaan tidak baik-baik saja juga.

"Aku tidak mendapatkan kopi dari barista tempat pacarmu bekerja kemarin," jawab Yoon Seok mempermasalahkan kopi buatan barista Jung Ki sebab yang menurutnya terenak hanya tangan olahan milik Jeon Jung Ki. "Kau tidak datang? Jung Ki mengatakan padaku jika pulang pukul dua kemarin malam," ujar Tae Woo saat dia berhasil mengingat jika Jung Ki menutup caffenya cukup larut kemarin.

"Ini soal Park Ji Min yang kecil," jelas Yoon Gi langsung mengatakan masalahnya dia tidak mendapatkan kopi dari Jeon Jung Ki. "Ada apa dengan pria itu?" tanya Tae Woo sedikit terkekeh karena cara bermain Yoon Seok terlalu rapi sampai korbannya saja tidak tahu jika pria dingin itu sedang menyukainya.

"Dia mengusirku untuk kebaikanku, ini tidak adil. Aku datang ke sana sebenarnya untuk menikmati kopi buatan pacarmu dan melihat calon pacarku cukup lama. Tapi Park Ji Min benar-benar tidak sadar hal itu," kesal Yoon Seok banyak bicara karena dia membutuhkan semua itu setidaknya satu kalo dalam satu hari.

"Kau hanya terlalu memperlambat waktu, Kak." Tae Woo menasihati Yoon Seok seakan-akan dia paling engerti semuanya. "Lupakan itu."

"Ini soal kau, Jung Hoo Sik dan ibumu. Bisa kalian berdamai saja? Aku muak," kesal Yoon Gi langsung pada tujuannya dia datang membereskan sebagian masalah utamanya. "Itu tidak bisa." Tae Woo menjawabnya dingin.

"Kenapa tidak bisa?" tanya Yoon Seok meminta alasan yang lebih logis lagi kali ini. "Karena itu bukan kesalahanku diawal."

"Kau tahu apa kesalahanmu Kim Tae Woo?" tanya balik Yoon Seok membuat pria dominan itu terlihat sedikit penasaran.

"Aku tidak memiliki kesalahan sejak dilahirkan," balas Tae Woo.

"Kau selalu egois dengan pilihan hidupmu, tanpa sadar kau merugikan semua orang disekitarmu."

Min Yoon Seok menegaskannya langsung di depan wjaah Kim Tae Woo yang terdiam.

"Pikirkan kesalahanmu mulai dari sekarang."

Saya harap kalian menyukai karya ini sampai akhir.

sakasaf_storycreators' thoughts
Next chapter