webnovel

37. Balik Kampung lagi

Jam 7 malam seharusnya orang sudah pulang kerja, aku malah harus kembali kerja.

Urusan pribadi tadi sore ku tinggalkan dan tak ku bawa ke tempat kerja.

.

.

Di kantor ku.

Kepala pening karena si Wanqiu susah di atur sekarang.

Ring ring..

"Halo Pak Hajin, saya dari biro pencatatan sipil, permintaan pergantian dokumen anak anda sudah di buat, maaf baru bisa memberi info sekarang, pagi hingga sore sangat sibuk di sini sebabnya"

"Oh oke pak, kalau begitu apa bisa saya ambil sekarang di rumah?"

"Bisa pak, saya sedang di rumah juga"

.

.

Aku mengganti akta kelahiran Kuan di tanggal lahir, ku samakan dengan Jinping, agar rencana ku membuat mereka seolah olah anak kembar tak identik bisa lebih mulus.

Sebab bisa masalah jika anak kembar merayakan ulang tahun namun jedanya satu bulan.

.

.

Di rumah calo biro pencatat sipil.

Ku ambil kartu keluarga baru dan akta kelahiran Kuan yang baru, ku bayar 30 Yuan sesuai dengan persyaratan awal.

.

Kembali ke kantor dan memantau lagi proses editing drama.

Proses edit memakan waktu ±90 menit untuk satu eps drama, bisa singkat karena aku aslinya lebih suka natural dalam pencahayaan, jadi ketika pengambilan video ku usahakan pencahayaan bagus agar di bagian editing tak terlalu lama.

.

Pembuatan satu eps drama.

Memakan biaya ±200 rb yuan (termasuk bayaran artis per eps)

Proses pengambilan video ±3 hari

Editing ±90 menit

Membuat skrip dilakukan setiap hari karena terkadang ada revisi.

Jadwal padat ku membuat proses shooting jadi lebih efisien dan ketat.

Selesai tepat waktu kadang lebih cepat, karena hal itu maka aku membuat aturan yaitu artis atau aktor di dramaku tak boleh telat bahkan 1 menit pun, terkadang ada aktor yang begitu karena dia merasa penting di drama, contohnya adalah tokoh utama.

Lalu cara ku menanggapinya adalah dengan membuang semua adegannya selama 1 eps penuh sebagai balasan karena ketidakpatuhan atas aturan ku.

.

.

Hal itu berhasil dan akhirnya aktor tersebut meminta maaf kepada ku secara langsung.

Di mata ku tokoh utama ataupun sampingan sama saja di mata ku, mereka sama-sama penting dan tidak penting tergantung situasi.

.

Di industri ini internet belum berkembang, jadi aku perlu mengembangkan nama ku menjadi sutradara dan Produser yang di segani dari mulut ke mulut, jangan sampai aku di rendahkan karena hal sepele seperti itu.

.

.

Kerja!

.

.

Tanggal 31 Desember 1982.

Pesta perayaan tahun baru seperti biasanya, tapi ketambahan satu orang yaitu Jinqi.

Yuan Yuan sudah dua tahun lebih, Kuan 5 bulan dan Jinping 4 bulan.

Sekolah 4 adik sudah memasuki semester ke 3 sejak Agustus lalu, untuk Jinqi baru memulai di September.

.

Kami berencana pulang ke desa ketika tahun baru lunar, sebab di hari itu aku sudah mendapatkan cuti 2 bulan, urusan adik yang kuliah mereka tak akan ikut sebab mereka sudah pulang ketika di bulan Juni - Juli, ketika liburan pergantian semester.

.

.

Tanggal 3 Januari 1983

Kerja di Shanghai karena tuntutan shooting drama.

Menginap selama 15 hari di hotel bintang 5 khusus diriku saja.

.

.

Jam 12 siang

"Permisi, saya mau check in pesanan atas nama Yu Hajin" Ucap ku ke resepsionis

"Baiklah mohon tunggu sebentar, saya cek dulu"

"Oke"

.

.

2 menit kemudian.

"Kamar nomor 17, ini kuncinya silahkan tuan Yu Hajin" Resepsionis memberikan kunci

"Oke, terima kasih"

.

.

Beres beres barang bawaan dan ganti pakaian, hari pertama sampai harus mulai shooting.

Ring ring.

"Ya halo" Ucap ku

"Pd Hajin, saya akan menjemput anda di hotel Rivera, saya akan datang kira kira 30 menit lagi"

"Oke, kalau begitu nanti kamu ke lobby saja, aku akan ada di situ"

"Baik pak"

..

.

Turun ke lobby.

Lihat jam dan masih 20 menit.

"Permisi, pesan satu kopi hitam, di cup saja"

"Baik tuan, mohon tunggu sebentar"

.

Menunggu kopi.

"Akhhh bagaimana ini" Seorang wanita sedang pusing (dalam bahasa Korea)

"Bagaimana caranya aku membayar hotel dan kembali pulang ke Korea" Wanita tadi mengeluh lagi (dalam bahasa Korea)

Ukhumm..

"Ahh, maaf aku tak tau kamu di situ, aku pasti menganggu mu" (Dalam bahasa Korea)

"Oh benar juga, disini bahkan resepsionis tak ada yang bisa bahasa Korea apalagi kamu, pasti kamu tidak mengerti apa yang ku ucapkan" Sambungnya (dalam bahasa Korea)

"Tidak, saya mengerti apa yang anda katakan" Balas ku (dalam bahasa Korea)

Dia terkejut!

"Kamu orang Korea!?" Tanyanya

"Bukan, aku orang China yang kebetulan bisa bahasa Korea"

"Akhhhh aku tak begitu yakin orang China itu tak pelit, tapi aku sudah sangat bingung sekarang dan pasrah, hanya kamu yang bisa ku ajak berkomunikasi, jadi bisakah kamu meminjamkan aku uang untuk ku pulang dan bayar hotel ini? Aku bersumpah akan membayarnya ketika aku kembali ke Korea, aku sekarang tak memgang uang sepeser pun, aku bersumpah, nasibku sama seperti Ji Ahn (pemeran wanita di drama Full House)"

"Kamu tau drama Full House?" Tanya ku

"Tentu saja aku tau, aku seorang penonton yang setia menunggu drama itu tayang setiap jam 6 petang, aku bahkan tau setiap nama pemerannya"

"Apa drama itu sangat terkenal di Korea?"

"Sangat terkenal, mungkin popularitasnya menyamai 3 drama sebelumnya yang tayang, kamu tau sebenarnya aku benci dengan pembuat drama ini, karena dia hatiku selalu terguncang saat menontonnya" Wanita tadi menurunkan nada bicaranya seakan akan berbisik

Aku tersenyum.

"Ku pikir pembuat drama sukses karena dia berhasil menyampaikan cerita yang ia buat"

"Kamu benar tak banyak pembuat drama yang seperti itu, tapi kenapa kamu membahas itu? Apa kamu juga penggemar drama Full House?"

"Aku hanya suka saja"

"Ish ish, sepertinya antusiasme dari penonton asal pembuat tak seperti di Korea yang hanya sebagai penyiar ulang, padahal drama itu sangat sangat bagus, jika aku bisa memberi rating, maka akan kuberikan 10/10, nilai tertinggi dan sempurna"

"Itu memang drama bagus, tapi sayangnya di eps awal agak buruk, apa kamu tak menyadari itu?" (4 eps awal di garap oleh 3 sutradara tanpa campur tangan ku)

"Tak begitu juga, namun setelah eps 5 memang baru terasa peningkatan drama itu, kabar kabar yang ku dengar karena pembuat asli drama mengambil alih kembali"

"Oh kamu tau juga rupanya, oh iya siapa nama mu?"

"Aku Han Shi A, seorang wanita asal korea yang ditipu oleh teman baiknya, dan sekarang sedang lontang lantung di Shanghai, tak tau bagaimana cara pulang juga"

"Hahahahah, kamu unik, ku pikir nasib mu memang sama dengan Ji Ahn, aku akan membantu mu, berapa uang yang kamu butuhkan?" Aku tanya

"Aku tak tau pasti, tapi bisakah kamu meminjami ku 400 yuan?"

"Tentu bisa"

Ku ambil uang di ampop coklat.

40 lembar uang 10 yuan.

"Terima kasih tuan? Siapa nama anda?"

"Aku Yu Hajin"

"Terima kasih Tuan Yu Hajin, saya akan memberikan nomor telepon saya dan alamat saya di Korea, telepon saja polisi jika saya tak mengembalikan dalam waktu 1 bulan"

"Baiklah" (Tak mungkin ku tagih juga)

.

Kopi datang bertepatan sopir penjemput datang (dia lebih awal 10 menit dari jadwal)

"Aku ingin mengobrol lebih lama, tapi sayangnya aku sudah di jemput, jadi aku pergi dulu"

Shi A melihat sopir.

"Oh baiklah, Terima kasih atas pinjamannya tuan Hajin"

.

.

Setelah pergi Shi A mikir.

"Yu Hajin? Sepertinya aku pernah melihat nama itu"

.

.

Mengulas ingatan dan muncul juga ingatan ketika ending tiap drama.

Produser Drama.

Yu Hajin

Sutradara utama

Yu Hajin.

"Tak mungkin! Apa dua sutradara itu!!" Shi A sangat terkejut

"Astaga Shi A! Kenapa kamu bisa melupakannya, dia itu idola mu!!" Shi A merutuki kebodohannya saat ini

.

.

.

Di lokasi shooting

"Bagaimana persiapannya?" Aku tanya ke sutradara dua

"Sudah siap semua, pemeran juga sudah siap pak"

"Baiklah kalau begitu aku cek sebentar dulu"

"Baik pak"

.

Cek pencahayaan, cek suara apa ada gema tidak, terakhir cek waktu.

.

.

Mulai shooting jam 1 tepat.

.

.

Tanggal 19 balik ke Beijing.

Rehat sehari lalu tanggal 20nya pulang kampung, sebab tanggal 21 Januari jatuh sebagai tahun baru lunar di tahun ini.

Sesuai rencana 5 adik tak ikut mereka tetap di apartemen karena libur kuliah hanya 2 hari saja, itu tak cukup untuk perjalanan pulang pergi serta menginap di desa.

.

Naik pesawat.

Kuan dan Jinping sebenarnya masih rentan naik pesawat, namun karena tahun kemarin sudah tak pulang hanya datang di pernikahan Huo, jadi tahun ini harus di usahakan pulang.

.

.

Pesawat mengudara pukul 9 pagi dan tiba di bandara ibu kota provinsi pukul 3 sore.

Seperti biasa, naik taksi ke rentalan mobil.

Rental mobil untuk waktu 1 minggu.

"Yuan Yuan, jika lelah tidur saja, jangan hanya melihat keluar jendela" Tegur ku

"Tidak lelah, mau melihat jalan"

"Hmm baiklah"

Posisi tempat duduk.

Wanqiu di belakang menjaga Kuan dan Jinping sementara Yuan Yuan di depan.

Anak anak memakai kursi anak tambahan!!

.

±2 jam kami sampai di rumah keluarga Su.

Rumah yang sudah sepi sekarang karena hanya tinggal 3 orang di sini, yaitu Ayah ibu mertua dan adik terakhirnya Wanqiu, Lushi.

"Salam ayah dan ibu mertua, maaf baru bisa berkunjung sekarang, maaf juga Wenqi, Pingping, dan Jinqi tak bisa datang karena waktu libur terlalu mepet"

"Tak apa Hajin, mereka sudah memberitahu kami sebelumnya, keadaan juga yang membuat begini, aku dan ibumu tak mempermasalahkan" Ayah mertua sebenarnya orang baik, dia dulu pemarah padaku karena aku yang tak mampu membahagiakan Wanqiu, dia itu orang tua tipikal penayang putri, asal putrinya bahagia dia akan bahagia"

"Wah lihat ini, sekarang kita ketambahan dua anggota baru, Yuan Yuan sekarang jadi kakak ya" Ibu mertua menggoda Yuan Yuan

"Kata ibu aku adalah kakak yang baik, karena tak membuat adik menangis" Yuan Yuan sudah fasih bicara sekarang

"Oh benarkah, lalu apa kamu juga menghibur dua adik mu?"

"Tentu saja nek, emm terkadang"

"Hahaha kamu memang cucu nenek yang paling menggemaskan, sudah mari masuk kita lanjutkan bicara di dalam"

"Baik" Balas ku dan Wanqiu

.

Taruh Kuan dan Jinping di karpet lembut. (Ibu mertua sudah menyiapkan, ku kira ini bekas Yuan Yuan dulu, namun saat ku lihat label masih terpasang pendapat ku berubah, ibu mertua sengaja membelikan ini untuk Kuan dan Jinping.

"Apa kalian kesusahan merawat Tiga anak yang masih kecil?" Ibu tanya padaku

"Maaf bu, karena pekerjaan ku yang makin hari makin tak wajar, membuat ku seperti orang yang merantau dalam perantauan, jadi tanya saja ke Wanqiu"

"Apa susah?" Wanqiu di tanyai

"Tak juga bu, karena pengalaman merawat Yuan Yuan aku jadi lebih bisa dan biasa, Kuan jarang menangis namun Jinping agak sulit, tapi tenang saja terkadang 5 adik di sana bantu merawat keduanya sehingga aku bisa istirahat"

"Lalu Yuan Yuan?" Ibu tanya lagi

"Aku menganggu om Hanqi belajar nek!" Yuan Yuan menyela

"Eh" Ayah dan ibu mertua kaget

"Sejujurnya Yuan Yuan itu lebih dekat dengan Hanqi daripada ayahnya, sekarang saja Yuan Yuan tak mau tidur dengan kami, dia maunya tidur dengan Hanqi, jadi dia bergaulnya juga dengan Hanqi" Wanqiu menjelaskan

"Kenapa bisa begitu?" Ibu menginterogasi

"Ayah jarang di rumah, sekalinya di rumah cuma tidur" Yuan Yuan ember mulutnya

Keduanya memandangi ku.

"Ukhmmm, pekerjaan ku tak ada yang namanya libur, bahkan sekarang banyak dinas di luar kota Beijing, jadi aku memang jarang di rumah bu" Ucap ku (rasa ingin menjitak Yuan Yuan 📈)

"Kamu ini, pekerjaan jika sampai melalaikan tugas sebagai suami dan ayah lebih baik di tinggalkan Hajin, anak anak mu masih kecil, dia perlu kasih sayang dan Wanqiu perlu bantuan mu untuk merawat mereka" Ibu menasehati

Wanqiu menahan tawa sebab urusan menasehati suaminya sudah tak mempan jika itu datang dari mulutnya.

"Aku sebenarnya sudah merencanakan pindah bagian bu, bahkan sampai bicara dengan pemilik perusahaan, namun sayangnya omongan ku di balik olehnya, dari yang ku bilang aku ingin pindah di balik jadi apa aku tak punya rasa Terima kasih padanya, aku mau berhenti juga tak enak, 5 adik masih perlu biaya untuk kuliah, jika aku pindah sekarang atau berhenti sekarang belum tentu pekerjaan ku yang baru punya gaji yang sama bu, jadi aku dilema oleh pilihan itu"

Ibu juga merasa tak enak, apalagi Lushi akan mengikuti ke ibukota negara untuk kuliah juga tahun ini sama seperti kakaknya.

"Kamu benar Hajin, pilihan mu yang sekarang sudah tepat, menahan adalah kondisi terbaik, namun buat juga batasan menahan, contohnya diriku yang hanya merantau 5 tahun, tak boleh lebih"

"Aku paham ayah, aku sebenarnya sudah mempersiapkan jika aku berhenti harus bagaimana atau melanjutkan kerja apa, cuma sekarang aku sangat terikat dengan pemimpin perusahaan, rasa hormat ku padanya membuat ku tak bisa berhenti tiba tiba"

"Kamu tak seperti di manfaatkan olehnya kan?" Ayah mungkin punya pengalaman begitu

"Tidak, pemimpin ku itu orang yang adil, dia menggaji sesuai dan kerjanya dibanding diriku ini mungkin aku tak ada apa apanya, dia itu 24 jam stan by di kantor, dia hanya akan libur di hari libur nasional, jadi bisa di hitung dengan jari, dia hanya libur selama 14-16 hari setahun"

"Hmm jadi pemimpin perusahaan memang susah ya" Ayah kaget mendengar jam kerja begitu

.

Next chapter