webnovel

9. Keluarga datang

Tiga minggu berlalu dan surat dari keluarga ku pun di balas.

Shi Yuan.

Maafkan ketidakmampuan kami nak, jika memang benar putri ke 7 bisa sembuh maka kami tak akan segan meminjam uang dulu padamu, kami akan mengembalikan jika sudah ada, untuk siapa yang berangkat biarkan aku dan ayah mu yang mengantarnya, aku kangen padamu dan ingin melihat bagaimana kalian di sana, namun karena aku tak tau bagaimana naik kereta akhirnya ayah mu harus ikut, paling tidak biarkan dia jadi penjaga aku dan adik mu, untuk biaya kereta kita bisa membiayai sendiri, kami akan datang awal bulan nanti, entah itu tanggal 1 atau 2 april, maaf merepotkan mu nantinya.

"Tidak merepotkan sama sekali"

Aku tak terlalu khawatir mereka untuk menemukan alamat ku, sebab surat tak akan datang tanpa tau alamat yang di tuju.

.

"Keluarga ku akan datang tanggal 1 atau 2 nanti, entah jam berapa, intinya berhubung kamu masih belum dapat pekerjaan kamu tolong sambut mereka dan perlakukan mereka dengan Baik ya" Ucap ku pada Wanqiu

"Semuanya?"

"Tidak, hanya putri ke 7 dan ayah ibu"

"Putri ke 7 jadi untuk berobat di sini?"

"Tentu saja jadi"

"Jadi pakai uang mu?"

"Tentu saja, biaya operasi mahal, bagaimana mungkin ayah dan ibuku mampu, adik juga belum bekerja secara penuh, jadi tabungannya tak akan cukup"

"Mahal biayanya?"

"Sebanyak apapun harganya bahkan jika tabungan kita habis aku tak mempermasalahkan, nyawa seseorang tak dapat digantikan dengan uang"

"Jangan terlalu baik, belum tentu yang kamu kasih kebaikan itu membalas mu, lebih buruknya dia akan jahat kepada mu dan melupakan jasamu"

"Putri ke 7 tidak seperti itu, dia itu pendiam sejak kecil karena penyakitnya, dia kesusahan dalam beraktivitas sehingga dia kurang bermain sewaktu kecil, jarang mendapatkan perhatian dari orang tua karena kesibukannya, alhasil akulah yang selalu menemaninya hingga kita sebelum menikah, apa kamu tau siapa yang paling banyak menangis ketika kita menikah? I?Dialah adik ke 7, dia menangis tanpa henti sewaktu tahu aku akan menikah, kemungkinan dia takut kasih sayang ku padanya hilang dan sepenuhnya untuk mu, karena kami tumbuh bersama aku jadi tahu siapa dia itu, dia tak mungkin jahat padaku"

"Aku sebenarnya paham juga rasa miliki adik dan rasa ketidak berdaya ketika adik membutuhkan namun kita tak bisa membantu, jikalau memang adik mu pantas di bantu maka bantulah, aku menurut saja padamu suami, jika tabungan mu habis tenang saja aku masih punya beberapa ratus yuan untuk kita tetap bisa hidup beberapa bulan, tentunya dengan berhemat hehe"

"Terima kasih atas pengertiannya sayang"

Ku kecup pipinya yang lembut itu.

.

.

Tanggal 1 April hari senin.

Pagi hari aku dan Wanqiu pergi belanja kebutuhan dan beberapa bahan makanan, sebab hari ini kemungkinan keluarga ku datang jadi mari adakan jamuan kecil untuk mereka.

Jam 9 pagi kembali ke apartemen.

"Kakak dan ipar ke 4!" Teriak Qinqin (putri ke 7)

Memecahkan lamunan kami dan kami tak menyangka mereka sudah datang, ku kira mereka akan datang malam hari.

"Ayah ibu" Ucap ku memberikan salam begitu juga Wanqiu

Seek

(Ibu menyenggol lengan ayah seperti memberikan kode)

"Dengarkan Hajin, waktu itu aku memang terbawa emosi, jadi aku mau minta maaf terlebih dahulu, aku tak bisa melihat keunggulan mu dan hanya melihat kekurangan mu saja" Ayah bicara malu sangat malu

"Ya aku tau kamu salah ayah, jadi mari masuk di luar dingin" Ucap ku

"Hei nak kamu tak ingin minta maaf balik?" Ayah kaget

Injak dengan keras kakinya oleh ibu.

"Jaga sikap mu!" Ibu menegur suaminya

Wanqiu dan Qinqin mendecit menahan tawa.

.

.

Masuk ke dalam.

"Kalian sudah sarapan? Jika belum biar aku carikan di luar, kebetulan hari ini Wanqiu malas masak soalnya" Ucap ku

"Aduh teriak ku"

Injak dengan keras oleh Wanqiu.

"Bukannya aku tak mau memasang bu, cuma aku agak tak enak badan karena bawaan bayi" Wanqiu memberikan alasan

"Kamu sudah hamil nak?" Ibu tanya agak kaget

"Sudah jalan hampir dua bulan bu, apa Hajin tak memberikan kabar?"

"Tidak" Ibu fasih

"Eh, benarkah bu? Yah mungkin aku lupa maaf maaf" Ucap ku

"Hmm, kabar sepenting itu bisa lupa dasar kamu ini" Ibu pura pura marah

"Ya harap di maklumi bu, aku orangnya sangat sibuk sekarang, tapi kalian sudah makan belum, aku serius"

"Kami sudah, jika lapar kami bisa mencarinya sendiri jadi jangan khawatir" Ibu

"Jangan begitu, aku percaya kalian belum sarapan sebab perjalanan kereta itu 10 jam lebih di operan terakhir sebelum sampai sini, Wanqiu tolong belikan nasi ayam di warung depan" Suruh ku

"Ya.. "

"Tak perlu, nanti jika kami lapar kami akan cari sendiri, perjalanan memang panjang tapi kami bisa manahan lapar"

"Ibu, sungguh keterlaluan jika sampai aku membuat kalian kelaparan saat ada di kediaman ku, Wanqiu buruan pergi dan segera kembali"

"Hmm, jika begitu Qinqin tolong temani ipar mu pergi" Ibu

"Baik bu"

"Tak perlu adik, warungnya dekat kok, hanya 100 m dari sini, aku sendiri tak masalah"

"Tidak perlu menolak kakak ipar, aku juga mau jalan jalan sedikit hehe"

.

.

Beberapa saat kemudian mereka kembali.

Dan ku persilahkan mereka makan dulu, tak boleh berbicara sebelum mereka menghabiskan makannya masing masing.

Aku tau sifat ibuku yang keras kepala yang tak mau merepotkan anaknya, dia sampai berani datang kemari dan merepotkan ku itu pertanda dia mau meninggalkan harga dirinya demi kesembuhan putri ke 7, jadi mana mungkin aku bersikap tak baik pada ibuku ini.

Jam 10.

"Kamu apa tidak kerja hari ini Hajin?" Ibu tanya

"Aku kerja, berangkat jam 12 nanti"

"Kerja di shift siang?" Ibu tanya lagi

"Bukan bu, tapi memang kerja ku begitu, aku kerja di Penyiaran tv, jadi kerja di sesuaikan dengan jam tayang program yang ku kerjakan, seperti contoh program acara ku tayang jam 7 malam, maka sebelum jam 7 aku harus siap siap, sebab banyak proses sebelum dimulainya acara, seperti galdi, rapat dadakan, dan make up"

"Laki laki perlu berdandan?" Ayah bingung

"Tentu saja perlu, riasan ringan agar saat di kamera wajah tampah lebih segar, oh iya konsultasi Qinqin ke rumah sakit besok saja ya, hari ini kalian kan baru sampai, jadi istirahat saja dulu, di desa tak terlalu repot kan?"

"Sebenarnya..." Ayah

Injak dengan keras.

"Di rumah ada putra ke 5 dan 6 yang menangani ladang, jadi jangan khawatir" Ayah

Aku menahan tawa

"Baiklah, nikmati saja waktu istirahat kalian dulu"

.

.

Jam 12 aku berangkat kerja meninggalkan istri ku bersama dengan keluarga.

Canggung rasanya, namun karena ibu mudah mengakrabkan diri Wanqiu jadi mudah berbicara.

.

.

Sementara itu di kantor.

Pergi ke staf admin untuk ambil struk gaji.

Hirup baunya.

"Huhhh ini bau yang enak"

Pergi ke ruangan ku.

Nama : Yu Hajin

Jabatan : Staf Umum This Is Talk Show & Host This Is Talk Show

Gaji pokok :

- Staf Umum This Is Talk Show = ¥ 700

- Host This Is Talk Show = ¥ 750 * 31 = 23.250 (bayaran per eps adalah 750)

Tunjangan :

- Jabatan = ¥ 700

- Istri = ¢ 150

Bonus :

- Acara This Is Talk Show = ¥ 91,250 (Keuntungan bersih acara ini adalah 4,65 juta yuan, sesuai kontrak baru 2,5% akan menjadi milik Hajin)

- Lembur =90*5,5 = ¥ 495

Potongan.

- Tidak masuk = 0

- Kesehatan = ¥ 20

Total setelah pajak dan potongan lain =

¥115.375

"Wangy wangy bau slip gaji di siang hari!!" Ucap ku bahagia

"Oh iya jangan sampai lupa buat reservasi dulu dengan dokter Si Yun" Ucap ku baru teringat

.

.

Keluar dari kantor lanjut ke rumah sakit dengan tujuan tugas luar ruangan, alias cari inspirasi. (Khusus untuk ku sendiri sebab aku pembawa acara utama, walaupun ada host pembantu, mereka tugasnya hanya mengembangkan obrolan yang ku bawakan, jadi arah obrolan tetap aku yang menentukan, bahasa kasarnya mereka hanya mengompori.

Di rumah sakit.

"Permisi, saya mau buat reservasi dengan dokter Yun besok jam 8 pagi"

"Mau konsultasi atau berobat?"

"Konsultasi"

"Baik, biar saya cek dulu, apa beliau luang di waktu tersebut" (Dokter Yun adalah dokter bedah, jadi jadwalnya padat di ruang operasi)

"Baik silahkan"

Setelah di cek dan tak ada jadwal operasi, resepsionis pun meminta identitas diri ku, mengisi beberapa form dan terakhir membayar deposit reservasi sebesar 10 yuan.

Jadwal sudah di peroleh, tinggal kembali ke kantor saja.

Sementara itu di apartemen.

Ngobrol berdua di rumah, sementara ayah dan Qinqin jalan jalan ke taman.

"Kamu sudah berapa lama berhenti bekerja setelah hamil Wanqiu?" Ibu mertua tanya

"Baru 2 minggu bu, sebenarnya aku masih bisa kerja, cuma tempat kerja ku tak memungkinkan ku ganti hari libur yang sama dengan putra ke 4, jadi aku keluar"

"Hanya itu sebabnya?" Ibu mertua agak heran, sebab di desa banyak suami istri yang tak sama hari libur atau bahkan tak ada hari libur dan mereka masih baik baik saja

"Putra ke 4 yang menyuruh ku keluar bu, kami di awal memang sudah berkomitmen jika aku ingin bekerja maka aku harus cari pekerjaan yang hari liburnya menyesuaikan hari libur putra ke 4"

"Eh bisa seperti itu rupanya, apa anak ke 4 sudah cukup untuk menghidupi keluarga kalian, hidup di kota bukannya keras dan pengeluaran cukup banyak?" (Ibu mertua ambil contoh ketika mau sarapan di dekat stasiun harga per porsi sampai 3 yuan, itu sangat mahal jika di bandingkan di desa yang mana 50 sen pun sudah kenyang"

"Ya bisa di bilang aku kerja itu cuma agar aku tak bosan di rumah saja bu" Wanqiu bingung mau jawab bagaimana

"Jangan hanya mengandalkan hadiah saja, hidup selalu berputar, kadang baik kadang buruk, bekerja adalah keharusan selama kita mampu, awalnya ku pikir kamu tidak kerja karena lemas akibat hamil atau sakit" Ibu mertua belum tau gajinya Hajin

"Aku masih bisa kerja bu, cuma beberapa tempat kerja tak bisa memberikan jaminan bahwa aku bisa libur di hari minggu, aku istri yang penurut pada suami, jika putra ke tiga berkata tidak maka aku tidak akan melakukan, namun untuk mengisi waktu luang aku terkadang ikut tetangga berkebun di belakang gedung"

"Di gaji?"

"Tidak, tapi aku di beri hasil panen sebagai upah"

"Ish ish, keluarga kalian ku pikir dalam bahaya jika terus terusan ada di kota" Ibu mertua berpikir secara logika

Wanqiu ingat perkataan suaminya jika dirinya tak boleh membongkar nominal gaji.

Jadi Wanqiu hanya bisa pasrah saja.

.

Jam 10 malam pulang kerja.

"Aku pulang" Ucapkan secara sopan

Wanqiu menghampiri dan membantu membawakan tas ku.

"Kamu kelihatannya susah begitu, kenapa?" Bisik ku

"Aku gak punya ruang gerak selama mertua ada di sini" Wanqiu berkata jujur

"Hahaha, sabar saja dulu, anggap saja mereka ayah dan ibumu kandung, tak perlu malu pada ibuku atau ayah ku, yang penting sopan saja pada mereka"

.

Masuk ke dalam.

Mereka bertiga asik di depan tv.

"Qinqin buruan tidur, besok kamu akan melakukan konsultasi dan pemeriksaan, jangan begadang dulu" Tegur ku

"Besok kapan?" Ibu menyaut

"Jam 8 pagi, di rumah sakit Beijing, oh iya karena rumah ku sempit, dan hanya ada satu tempat tidur, biarkan wanqiu, qinqin dan kamu bu tidur di sana, biarkan aku dan ayah tidur di depan tv dengan karpet"

"Kamu tak perlu sungkan nak, biarkan kami bertiga saja yang tidur di sini, kalian tidur di kasur kalian" Ibu sopan

"Mana mungkin aku tega, jikalau kalian tinggal di desa beralaskan tikar, maka di sini tak ada hubungannya, aku akan memberikan tempat yang baik untuk ibu ku tidur, jangan membantah, ayah kamu tak masalahkan tidur di depan tv?"

Ayah memberikan jempol, dia suka nonton tv

"Oke"

.

.

Next chapter