webnovel

196.) Lucas Terakhir

Jam 1 siang pertandingan final Prefektur di mulai.

Stamina belum pulih sementara kami melawan top 1 nasional.

"Aku tidak berharap kita bisa menang, tapi paling tidak mari berikan perlawanan yang keras bagi musuh" ucap Jo senpai

"Boleh di buat cidera?" tanya ku

"Jangan, main sportive saja" balasnya

"Gak seru"

.

.

Pertandingan di mulai.

Aku yang mengambil bola (bukan Ami lagi)

Pruit!!!

Aku berenang menuju bola dengan cepat.

"Minato!" teriak ku saat mengoper setelah menerima bola dengan cepat.

Minato menerima dan kami langsung maju. (otomatis musuh bertahan ke areanya, gaya permainan seperti bola basket yang dimana satu menyerang satu bertahan)

Sudah di depan gawang.

Aku di hadang oleh dua pemain musuh.

Ku cari celah agar bisa terlepas dari mereka aku bahkan main kain dengan menjauhkan mereka sebisa mungkin.

Note : sebenarnya di larang, tapi karena ini hanya pertandingan daerah sistemnya tidak terlalu rumit, hanya ada wasit di pinggir kolam tanpa adanya kamera bawah air.

"Lucas!" teriak Eitaro saat mengumpan

"Gila tingginya" pikir ku

.

Whost!!!

Aku melompat dengan tinggi.

Bola ku terima dan langsung ku tembakan.

Ting!!

Membentur tiang gawang

Bola di kuasi musuh otomatis kami kembali ke belakang untuk bertahan.

.

Shoot!!

"Golll!!" teriak musuh karena berhasil mencetak angka dari serangan balik cepat

.

"Hmm yah namanya juga pertahanan belum terasah" komentar ku memaklumi

.

Pertandingan berlanjut.

Ku ubah tempo permainan menjadi operan cepat, karena musuh menggunakan zona defense.

Tapi sayangnya itu masih gagal karena Ejiri gagal menerima bola dan bola di rebut musuh.

.

Serangan balik musuh kembali menbuahkan angka.

2 - 0

.

Babak pertama.

4 - 1

Babak ke dua.

7 - 3

Babak ke tiga

12 - 5

Babak terakhir.

Walaupun sudah suram untuk bisa menang tapi terus berenang saja.

Minato!

Ejiri!

Babayaro!

Jo!

Eitaro

Yoshi

Ami ami

"Lucas" ucap ku

Note : gabut aja authornya.

.

8 menit berlalu, pertandingan usai dengan skor akhir 13 - 10.

Aku mencetak 5 gol, Minato 2, Ejiri 1 dan Eitaro 1, Ami ami 1.

"Yah kita kurang kompak, mari berlatih lagi" ucap ku pada yang lain

"Maafkan aku, aku sering membuat kesalahan di posisi ku" ucap Yoshi

"Aku juga" kata Babayaro

"Don't mind, ini pencapaian yang baik juga, kamu bisa berusaha dan aku yakin ini usaha terbaik mu karena latihan kita juga minim" ucap ku

"Jangan katakan hal itu padahal kamu jarang latihan juga" ucap Ami Ami

"Aku menghadiri 2 kali seminggu sebab ada alasan kerja" balas ku

"Sudah, ini tidak jadi masalah, toh kita dapat juara dua" Kata jo senpai

"Walaupun pesertanya 3" ucap Ejiri

"Ini kesalahan ku juga karena gagal sebagai ace yang malah membuat Lucas bertukar posisi padaku, jadi mari hingga interhigh januari, kita harus meningkatkan kemampuan individu" ucap Minato

"Wasp bro kamu amnesia lagi?" aku bertanya

"Tidaklah"

"Hahaha"

.

Jam 3 kembali ke sekolah.

Lalu pulang ke rumah masing masing.

.

Di rumah ku.

"Aku pulang" ucap ku

"Selamat datang, bagaimana hasilnya?" ibu bertanya

"Kami kalah di pertandingan terakhir" balas ku

"Wahhh kamu sepertinya sedang tidak beruntung sayang, olimpiade juara dua tournamen juga juara dua, tidak biasanya kamu seperti ini"

"Tapi kan yang olimpiade masih lanjut bu" balas ku

"Tapi juara dua kan"

"Hmm, ya iya, tapi sebenarnya masa depan ku sudah terjamin sih, kuliah saja aku sudah dapat undangan sebanyak 23 buah, mungkin nantinya aku akan kuliah di luar negeri hahaha" ucap ku bercanda

Ibuku kaget dong.

"Kenapa pilih di luar negeri" ibuku bertanya dengan nada tak senang

"Ingin saja, apalagi di universitas Oxford atau Harvard" balas ku

"Kamu ingin meninggalkan ibu?" tanyanya mulai sedih

"Bukannya meninggalkan tapi aku juga punya mimpi bu, mimpi yang besar" balas ku

"Itu secara tidak langsung juga kamu akan meninggalkan ibu"

"Kakak saja bisa kuliah di Tokyo loh" kata ku

"Ibu tak ingin jauh dari kalian sebenarnya, satu sudah terlanjur terjun ya sudah ibu biarkan, namun untuk kamu tidak boleh ikut ikutan" balasnya

"Tapi.."

"Tidak ada tapi tapian" ibu jadi marah

"Ayah tolong aku" teriak ku pada ayahku yang duduk sendiri di depan tv

"Lakukan saja yang ibumu katakan" balasnya

.

Akhirnya aku di introgasi oleh ibuku soal kenapa dan untuk apa kuliah di luar negeri.

.

.

Jam 5 sore, debat tadi sungguh membuat ku kecewa dengan ibuku, ia melarang hanya karena tak ingin jauh dari anaknya, padahal kan ayah masih ada.

..

Ku pakai mobil menuju apartemennya Fuka chan.

Sampai sana jam 5.17

Mbak Fuka masuk mobil.

"Kamu telat"

"Ya maaf, tadi aku di debat oleh ibu soal pilihan universitas yang ku tuju" balas ku

"Kamu masih ingin kuliah?" tanyanya

"Masih lah, masa aku kalah dengan mu yang sudah mulai kuliah S2" balas ku

Ku jalankan mobilnya perlahan dulu.

"Dimana memangnya kampus tujuan mu?"

"Harvard, jurusan kedokteran" balas ku

"Heh kamu tidak bercanda?" mbak Fuka kaget

"Gak, aku dapat undangan dari Harvard sebenarnya, bebas pilih program studi dan bebas tes" balas ku

"Kamu jadi berangkat?"

"Tidak lah, ibuku menangis jika ku tinggal" balas ku

"Huh syukurlah, mungkin aku juga akan menangis loh jika kamu tinggal"

"Kamu juga tidak setuju jika aku kuliah di luar negeri?"

"Ya bukannya tidak setuju, tapi aku tidak senang saja jika hubungan jarak jauh, toh lepas sma katanya kamu mau menikahi ku" balasnya

"Loh kapan aku bilangnya" tanya ku

"Jangan buat aku marah oke"

"Hehe, aku masih mempersiapkan mental soal itu, Bayangkan seorang anak laki laki berumur 18 nantinya akan jadi suami mu lalu jadi ayah untuk anak anaknya, apa gak greget coba" ucap ku

"Kamu itu dewasa sebelum waktunya, jadi bos saja di umur 13 tahun, mengatur 7 karyawan awalnya, lalu sekarang di umur mu 15, sudah ribuan karyawan yang kamu pimpin, umurnya mu bukan pertanda kedewasaan mu, you same in gender but you different in attitude" kata mbak Fuka

"Tambahan mesum juga" sambung mbak Fuka

"Loh mesum itu tidak bisa di pisahkan dari pekerjaan bos, tapi untungnya aku tidak terjerumus pada cycle seperti itu, oh aku baru ingat juga, kita mau ke toko perhiasan yang mana?" tanya ku

"Yang mahal atau yang murah kamu membelikannya"

"Terserah deh, aku punya uang yang banyak, tokonya ku beli pun bisa" balas ku

Note : Lucas ingin mrmbelanjakan mbak Fuka karena ia merasa tidak enak karena sudah sering mengajak happy happynan tapi feed back yang di dapat mbak Fuka tidak banyak.

Sebenarnya bisa di bilang hubungan yang gelap dan merusak, namun biarlah, toh dia akan jadi mantan juga(jadi mantan pacar sebab mbak Fuka akan jadi istri)

.

"Ke Toko Liontin dekat mall itu saja" ajak mbak Fuka

"Yang il più bello?" tanya ku

"Iya yang itu, aku susah menyebutkannya"

"Baiklah"

..

Perjalanan selama 20 menit dan akhirnya sampai di lokasi.

"Hebat, tokonya amat mewah" ucap ku saat pandangan pertama melihat etalase toko

"Eh tapi aku boleh pilih terserah kan?" tanyanya

"Iya pilih saja terserah" balas ku

.

Kami masuk.

Note : pakian Lucas dan mbak Fuka biasa saja, jadi pelayan di sana mengira mereka dari golongan menengah kebawah walaupun tumpang Lucas itu mobil (di jepang punya mobil itu hal yang biasa), tapi semuanya berubah sejak pelayannya tau tampang mereka berdua.

"Mau pilih yang terbaik atau terindah tuan dan nyonya" ucap pelayan kami

"Yang terindah dan terbaik" balas mbak Fuka

"Lah maruk" komentar ku

"Biarlah, ku manfaatkan kebaikan mu dengan maksimal"

.

Pelayan tadi menyuruh kami mengingikutinya.

"Kami ada Pendat Love heart, harga 4,2 miliar yen, silahkan di lihat sekalian saya akan menjelaskan bagian bagiannya" ucapnya pada kami

"Hebat, 4,2 miliar yen" ucap mbak Fuka

(pelayan tadi menjelaskan namun tidak terlalu ku gubris)

"Bukanya itu terlalu cetar membahana untuk mu" tanya ku

"Tapi ini indah, belikan saja yang ini, lalu yang biasa satu juga" ucap mbak Fuka

"Leh satu saja sudah mahal masih minta dua" balas ku

"Uang mu kan banyak, aku bantu menghabiskan"

"Hmmm, jika ku belikan jangan di jual loh ya" kata ku

"Tidak akan"

Ku belilah perhiasan itu, kami dapat bonus jam tangan rolex sebanyak dua biji.

"Lumayan untuk ayah dan ibu" ucap ku

"Loh ini bukan untuk ku juga?" mbak Fuka bertanya sambil menunjuk jam tangannya

"Tidak lah, ini jam tangan untuk ibu ayah ku saja, kamu juga sudah dapat dua kalung dan satu cincin kan"

Note : total uang yang di keluarkan Lucas 5,7 miliar yen.

"Lah tapi kan itu bonus dari barang yang ku miliki"

"Bilang sekali lagi ku putuskan hubungan kita sekarang" ucap ku mengancamnya

"Hehe bercanda bercanda, ambil saja untuk ayah dan ibu" ucapnya

Jam 7 makan malam di mc d dulu.

.

Jam 8 ke apartemennya mbak Fuka.

"Mau mampir?" mbak Fuka bertanya

"Tidak, kemarin aku sudah menginap di sini" balas ku

"Yah tidak masalah, lagian orang tua mu kan sudah merestui hubungan kita kan"

"Bukannya begitu, kan kamu tau masalah ku tadi dengan ibuku, jadi lebih baik aku banyak banyak di rumah untuk waktu dekat ini"

"Oh jika begitu, besok aku saja yang datang ke rumah mu"

"Jangan, tidak usah" balas ku

"Kenapa?"

"Besok aku ada acara study tour sekolah" balas ku

"Eh masa, kenapa kamu tidak bilang"

"Kan sudah ku bilang kemarin, kamu yang lupa paling"

Beberapa detik untuk mencari memori.

"Oh aku ingat sekarang, yang katamu 2 hari itu kan?"

"Iya"

"Baiklah, nanti malam jangan lupa vc diriku" kata mbak Fuka

"Vcs boleh?" tanya ku

"Gak, jika mau datang saja ke apartemen, aku tidak mau sebab emmn kamu saja yang puas pasti" balasnya

"Hahahaha, baiklah bye, aku balik dulu" ucap ku lalu mencium bibirnya

"Bye bye"

.

.

.

Sampai rumah, kunci mobil langsung ku taruh tempatnya, lalu ku prepare semua barang yang ku butuhkan untuk study tour besok.

Jam 8.30 prepare selesai.

"Kamu tidak beneran meninggalkan ibu kan?" tanya ibuku yang tiba tiba masuk ke kamar ku

"Astaga ibu aku kaget loh" ucap ku karena tiba tiba ada sosok yang berdiri di belakang ku

"Aku pergi besok untuk study tour bukan pergi jauh, aku juga tidak akan pergi jauh ke luar negeri" ucap ku

"Kamu anak kebanggaan ibu, kesayangan ibu, jadi tolong jika bisa jangan jauh dari ibu, ibu dan ayah sudah tua temani lah kami di hari tua kami" ucapnya

"Ibu masih muda, umur ibu saja baru 47 kan" balas ku

"Itu sudah tua sayang, mau ibu bantu berberes?"

"Tidak usah, ini sudah selesai juga, ibu kembali tidur saja"

"Baiklah"

.

Ibu pergi dari kamar ku, lalu mulailah aku rebahan dan vc mbak Fuka.

"Halo say" ucap ku saat vc sudah terhubung

"Halo juga, sudah selesai prepare mu?"

"Dah,.."

Lanjut ngobrol hingga aku memutuskan menyudahinya jam 10 malam.

.

Selanjutnya pergi ke pasar kripto.

Yonko ko mengalami penurunan kemarin, namun tetap saja harganya masih tinggi, satu koinya saja senilai 42 yen sekarang.

Saldo ku sekarang adalah ribuan triliun yen, sudah kebanyakan uang yang ku punya, namun tentunya uang itu tidak bisa ku tarik sekaligus.

.

"Haruka tugas mu sudah selesai, kamu ingin kembali kapan?" peri baik tiba tiba muncul

"Eh sudah waktunya?" tanya ku balik

"Yap, untuk hadiah mu sekarang kamu pilih apa?"

"Pilihannya ada berapa?"

"Satu"

"Jika satu kenapa di suruh milih bangke"

"Ya siapa tau saja kamu tidak puas dengan hadiahnya"

"Memang bisa di return jika tidak puas?"

"Tidak bisa juga"

Rasa ingin membuli peri ini naik.

"Baiklah lalu hadiahnya apa?" tanya ku

"Ini tipe kemampuan jobs, kamu pilih mana antara manager profesional, dokter, dokter china, kapten pesawat, kapten kapal, intinya semua jobs di dunia mu, tapi hanya pilih satu saja"

"Aku pilih mangaka apa ada?" tanya ku

Alasan: Haruka pintar menggambar namun gambaranya tidak bisa menceritakan sesuatu seperti alur cerita, maka dari itu ia ingin bisa menuangkan cerita ke gambaran seperti mangaka.

"Ada, baiklah sampai jumpa dan nikmati tidur mu" balas perinya

Aku langsung tertidur.

Pesan ku untuk hidup yang ini adalah.

"Kaya miskin jangan jadikan alasan utama kamu memberikan atau menerima cinta, namun jangan lupakan juga hal itu juga, sebab cinta tidak akan jalan tanpa adanya materi"

.

.

.

.

.

Aku bangun ketika berkedip saat debat dengan Saki soal kemana liburan musim panas nanti. (ingatan soal Lucas di kunci agar masa depan tidak berubah)

Aku linglung sejenak.

"Jadi mau kemana?" Saki bertanya

"Ke Hokkaido saja" balas ku

"Eh tapi kamu bilang tidak mau yang jauh jauh" Saki jadi bingung

"Tidak masalah, di Hokkaido pun tidak masalah"

"Tapi ngapain di hokkaido di bulan desember, kamu mau jadi es batu?" Saki bertanya

"Emmm, benar juga ya, ya sudah ke Tokyo saja, jalan jalan malamnya yang kita cari" ucap ku

"Kamu tidak main voli memangnya?" Saki tanya lagi

"Interhigh seleksi nasional di Miyagi, dan turnamen nasionalnya di Yamagata, jadi tidak terlalu jauh dari Miyagi, toh itu jadwalnya januari mulainya, jadi setelah liburan semester"

"Jika begitu gaskan, aku juga ingin coba belanja di sana juga" kata Saki

"Belanja apa lagi?"

"Ya belanja kan sekalian cuci mata, jika ada yang bagus di beli"

"Untung saja aku ber uang" pikir ku

.

Note : Sekarang jam 9.30 malam

.

"Sayang kamu taruh mana ponsel ku" Saki mencari Hphonenya.

"Ini kubawa" balas ku

"Ish ku kira ketindihan, jarang jarang kamu pinjam ponsel ku, kamu apakan memangnya?"

"Buka chat mu"

"Itu privasi loh sebenarnya, apalagi grup ciwi ciwi kelas kita" kata Saki

"Aku tidak buka yang itu, tapi di sini kamu chattingan dengan laki laki hanya beberapa orang saja ya" tanya ku

"Ya memang, ku batasi juga, chat seperlunya, sebab aku tidak mau menjadi dekat apalagi akrab dengan teman laki laki, takutnya kamu curigaan"

"Tapi kamu tidak pernah protes jika aku chat banyak wanita"

"Ya ngapain protes toh kamu chating juga seperlunya, kecuali dengan Hiyori" kata Saki

"Ya Hiyori kan adik ku, dia sering becanda"

"Ya ya aku tau itu"

"Besok sabtu ke rumah orang tua ku yuk" ajak ku

"Aku tidak ikut dulu ya, sabtu aku ada acara dengan teman teman ku"

"Ya aku sendiri tidak masalah" balas ku

"Ke sananya minggu saja bagaimana agar aku bisa ikut"

"Aku mau menginap di sana jumat sorenya, kamu menyusul saja setelah acaramu selesai"

"Tapi naik aku menyusulnya kesana"

"Ya naik motor atau mobil kan bisa, atau naik taksi saja" balas ku

"Hmm it's not good for me"

"Memangnya saat kamu pergi dengan teman mu tidak naik kendaraan?" aku bertanya

"Naik bis nantinya"

"Jam berapa berangkatnya, apa. Hiyori juga ikut?" tanya ku

"Ia seharusnya juga ikut" (Saki baru kepikiran sesuatu)

"Aku berangkat bareng dia saja, jadi jumat sore aku bisa ikut ke rumah keluarga mu" ucap Saki

"Oke oke"

.

.

"Mana ponsel ku" Saki memintanya kembali

"Mau buat apa"

"Kan itu ponsel ku, kamu punya sendiri jadi ya ponsel ku untuk ku gunakan dan ponsel mu untuk kamu gunakan sendiri" balas Saki

"Sebentar, aku masih lihat lihat galerinya"

"Hmm, kamu lihat aslinya saja bisa kenapa masih lihat lihat fotonya"

"Di sini natural di foto make up an, itu pembedanya"

"Hmm" Saki main ponselnya satunya akhirnya.

.

Posisi rebahan, Saki rebahan di pelukan ku, dengan lengan ku sebagai bantalannya.

"Saldo mu banyak juga sayang" ucap ku saat melihat saldo di mobile bankingnya

"Kamu yang ngisi, paling di sana uang ku hasil kerja hanya 10 miliaran saja" balasnya

Niatnya mau cari informasi.

"Menurut mu bahagia karena harta itu apa bagus?" tanya ku

"Bagus bagus saja, kamu kaya ya bagus jika bisa bahagia, sebab terkadang yang kaya saja susah bahagia, bagaimana jika kamu tidak kaya, tentunya lebih susah bahagia"

"Tapi bagaimana dengan pendapat mu, aku bisa bahagia jika dengan kamu"

Saki menoleh padaku.

"it's bullshit, selain pasangan ada orang tua yang bisa membuat mu bahagia, so if you think that, i call you stupid"

"Bilang bodohnya jangan menghadap padaku juga" ucap ku padanya

"Tapi kenapa kamu tanya tanya"

"Ya ingat saja saat kamu dengan mudahnya terayu oleh laki laki yang bahkan baru kamu kenal" balas ku

"Itu kenangan buruk, aku tidak bisa melupakan walaupun aku ingin lupa, jadinya ya aku menerimanya saja, tapi jangan kamu katakan juga!"

"Dasar berbelit belit"

"Tapi waktu dulu kamu jadi play boy pastinya bilang ke mantan mu hal hal manis kan, mungkin salah satunya bilang tidak bisa hidup tanpa mu" kata Saki balik melawan

"Gak lah, aku bukan play boy juga kale, pacar ku satu tapi tiap minggu ganti, dan emm untuk hal manis sih tentunya ada, namanya juga mencari kesempatan untuk.." aku langsung diam di akhir

"Untuk bisa akrab" sambung ku

"Hilih, paling ujungnya ujungnya kamu manfaatkan dan melampiaskan nafsu mu pada mereka"

"Gak gak, aku ini anak baik baik"

"Good boy ya, ingat gak saat aku mulai menginap di apartemen mu dulu kamu ngapain saja" kata Saki untuk memancing sesuatu

"Sekadar ciuman saja kan?"

"Ciuman bukan hanya sekedar sayang, ciuman itu sudah di atas fase pegangan tangan, jadi ciuman itu sangat tidak di anjurkan bagi yang belum punya hubungan, aku yang belum jadi pacar mu saja kamu gitukan, apalagi mantan mu saat jadi pacar"

"Stop, jangan di teruskan" ucap ku

"Kalah argumen ya" kata Saki dengan bangga

"Bukan, aku meneruskan bisa saja, tapi ujung ujungnya kamu marah, aku di cuekin, lalu yang parah aku di suruh tidur di luar"

"Good hubby" kata Saki

.

Ganti topik lagi.

"Bagaimana perkembangan perusahaan AGC dan Ln nya?" Saki bertanya

"Sudah mulai produksi, aku sebelumnya membuat karya, namun bentuk tulisan, lalu ku suruh editor Ln mengedit, Editor Manga mencari ilustrator atau mangaka, dan niatnya mau ku buat anime, game, dan LA (Live Action)" balas ku

"Apa Aku boleh ikut di shooting LA nya, sebagai pemeran maksud ku"

"Tidak boleh kita sudah berdiskusi soal ini kan, kamu tidak boleh masuk dunia entertainment" balas ku

"Gak seru ih"

"Mau seru?" tanya ku

Saki menatap ku

"Tidak" balasnya

"Mau seru?" tanya ku sekali lagi

"Tidak" ucapnya dengan menyesal

"Aku tidak mencegah mu jika ingin beneran" ucap ku

"Tidak tidak, aku tidak mau"

.

.

Tidur, Saki habis menangis sebenarnya.

.

Jam 5 pagi bangun.

"Ayo olahraga" ajak ku sambil membangunkannya

Saki terbangun.

"Jam berapa ini?" tanyanya

"Jam 5 pagi"

Saki mengubah posisi tubuhnya jadi duduk.

"Mau lari atau jalan pagi?" Saki bertanya

"Jogging saja"

"Baiklah, ayo jika begitu" Saki langsung ingin pergi

"Heh heh heh, ganti baju dulu, kamu tidak mungkin pakai lingerie saat keluar kamar kan?" tanya ku mengingatkannya

Saki melihat outfitnya sendiri.

"Oh benar juga aku lupa, kamu juga buruan ganti" ucap Saki

"Iya" balas ku

Ganti training dan kaos olahraga.

Di depan ada Akira yang sedang duduk di teras sambil ngeteh, sepertinya ia ingin menikmati hidup.

"Mau olahraga Haruka sama Saki sama?" tanyanya sambil berdiri (sikap seorang bawahan pada atasan)

"Iya, nikmati saja teh mu itu" suruh ku

"Hehe, hati hati di jalan" ucapnya

"Tentu"

.

"Kamu apa tidak pakai bra?" tanya ku pada Saki

"Aku pakai miniset olahraga" balasnya

"Oh, ku kira tidak pakai"

"Jika tidak pakai, puting ku bisa nyeri karena bergesakan terus" kata Saki

"Ngaruh ya rupanya"

"Sangat"

.

10 menit berlalu dan Saki sudah ngos ngosan.

"Berhenti dulu" ucap Saki

Aku menurut, ia duduk sementara diriku pergi ke mesin minuman.

Beli pocari dua kaleng.

.

"Ini minum" ucap ku sambil memberikan minumannya

"Terima kasih"

Aku ikutan duduk dulu.

"Ahhh segarnya" ucap Saki

"Jangan di habiskan langsung, nanti perut mu kembung"

"Hehe, tapi aku beneran haus"

"Minum secukupnya, ini isotonik, tujuannya untuk mengganti keringat yang keluar agar badan tetap dingin" ucap ku

"Iya aku tau" (Saki tetap minum)

.

Jam 5.45 sampai rumah.

Istirahat sebentar.

"Anda tidak mengajak saya ya" ucap Rin chan (ia sudah be happy setelah kucingnya meninggal)

"Kamu ikut pun nanti malah minta gendong kak Haruka pastinya" ucap Saki

"Ya tidak masalah jika kak Harukanya mau, kan kan" ucapnya padaku

"Itu merepotkan Rin chan, olahraga ya jangan minta gendong jika bisa" balas ku

"Eh tapi biasanya kakak mau"

"Ya jangan di buat kebiasaan juga"

"Baiklah, besok jika olahraga lagi aku ikut, nanti aku naik sepeda, kalian lari" ucapnya

"Hmm" ucap ku dan Saki

Jam 6 mandi bersama.

Jam 6.35 sarapan sekeluarga.

.

Menu sekarang tradisional Jepang, yang artinya menu lengkap tiap individu satu bisa di bilang satu set tiap individu, ada nasi, sup miso, telur, ikan, dan buah apel.

Namun jika ingin ayam goreng juga ada.

"Makan ini sayang" ucap ku sambil menyerahkan sushi ikan mentah pada Saki

"Oh maaf aku lupa jika kamu tidak bisa makan ikan mentah" kata Saki

"Tidak masalah" balas ku

..

Jam 7 berangkat ke sekolah naik mobil berdua dengan Saki.

.

Skip hari jumat 16 Oktober.

Next

Next chapter