Di ruang Tu.
"Saya ingin mengundurkan diri pak, saya ingin pindah sekolah" ucap ku
"Pindah? Apa alasan mu?"
"Aku tidak cocok di sini pak, saya mau pindah ke tempat yang lebih baik"
"Pindah kemana?"
"Ke Shuchiin" balas ku
"Huh, kamu yakin pindah ke sana? Walaupun bapak punya surat, kamu masih harus ikut ujian masuk disana loh, bukanya bapak menghina tapi nilai mu belum ada pengkatan, masih stuck di ranking 345/345 se sekolah"
"Tidak masalah, akan ku coba saja"
"Hmm baiklah jika kamu memaksa, tunggu sebentar"
Staf tu tadi pergi ke dalam ruangan, lalu ia kembali dengan selembar brosur.
"Ini soal biaya jika lolos ujian masuknya, disana bukan per semester tapi perbulan, biayanya di ratakan yaitu 250 rb yen per bulan, kamu yakin kuat?"
"Lah kenapa bisa semahal itu?" tanya ku kaget
"Itu belum ada apa apanya, jika di bandingkan dengan SMA Sebelah yang megah itu, jadi masih berniat ikut?"
"Adakah beasiswa misikinya?" tanya ku
"Tidak ada, adanya di sana adalah beasiswa prestasi, kamu pintar bisa dapat beasiswa, kamu punya keahlian kamu bisa dapat juga"
"Bapak ada cara mendaftar beasiswanya?" tanya ku
"Nanti saat daftar di sana kamu di tanyai langsung kok, kamu berniat masuk reguler atau jalur beasiswa, jika masuk jalur beasiswa tentunya akan ada tes tambahan"
"Oh baiklah aku mau jika begitu"
"Jika boleh bapak tau kamu mau ikut jalur mana?"
"Kecerdasan tentunya"
"Huh terserah kamu lah, besok tidak usah ikut pelajaran, tapi ke sini langsung untuk mengurus surat pengunduran dirimu"
"Baik pak"
.
Sebelum masuk kelas aku di cegat oleh Amagi.
"Ada apa?" tanya ku
"Kamu benar benar akan pindah?" tanyanya
"Yap, aku akan pindah"
"Maafkan aku jika aku salah, mohon jangan pindah"
"Aku pindah karena aku tidak betah di sini, kamu hati hati hatilah bergaul dengan mereka, jika mau mari ikut dengan ku di Shuchiin akademi, orangnya di sana suka bersaing, namun bersaing dengan positif, artinya bersaing menuju ke arah yang baik, tidak seperti di sini, mereka semua itu monster, yang punya kekuatan menindas yang lemah" ucap ku padanya
"Tidak kamu salah, mereka adalah orang yang baik, kamu yang aneh"
"Hmm, terserah kamu sajalah, namun jika kamu menyesal jangan salahkan aku"
.
.
Pulang ke apartemen.
"Ibu sudah makan?" tanya ku
"Sudah, untuk makan malam biar ibu saja yang masak, kamu tidak usah beli, kita berhemat"
"Baiklah, tapi bu aku mau bilang sesuatu"
"Bilang apa?"
"Aku keluar dari sekolah, namun aku berniat mendaftar di Shuchiin Akademi"
"SMA situ bukannya sangat mahal, kamu bisa dapat beasiswa di SMA mu ini juga beruntung loh" (Customer ibu yang memberikan)
"Tidak masalah, aku merasa tidak cocok di sana, aku mau pindah saja, urusan biaya aku akan mencoba dulu dengan cara ikut jalur beasiswa"
"Kamu apa ada masalah karena ibu?"
"Tidak, aku ada masalah karena aku merokok di sekolah"
"Hmm kamu kurangi rokok, kamu suruh ibu berhenti masa kamu tetap menjalankan?"
"Iya aku sudah berhenti selama 3 jam, cuma ya jam ke 4 ngisep" balas ku
"Batasi lebih sering, sampai kamu tidak lagi kecanduan"
"Baik baik, akan ku usahakan"
.
5 hari berlalu, saatnya ujian masuk ku, aku nekat pilih ujian masuk dengan tes tambahan kecerdasan.
Jam 8 pagi di Shuchiin Akademi.
Di sebuah ruangan staf.
"Silahkan di mulai tesnya, semoga beruntung"
Ku mulai mengerjakan.
"Pak ini soal untuk anak SMA atau S2 matematika murni?" tanya ku setelah membaca beberapa soal
"Kerjakan saja, jika tidak bisa di lompati" balas staf tadi
Note : nilai untuk lulus adalah 65, sementara untuk lolos beasiswa adalah 80.
Soal ada 250, 50 matematika, 50 Fisika, 50 Kimia, dan sisanya terbagi jadi pelajaran psikologi, sastra, dan bio.
Waktunya adalah 1 jam 30 menit.
.
"Gak ngotak anjing" pikir ku setelah melompati 15 soal
Note : yang baru di jawab 2 soal.
"Sepertinya limit otak tidak ada di jiwa, tapi memang di otak pengguna" pikir
Ku kerjakan saja dengan insting logika saja, jika jawabannya mat untuk di pilih ku pilih itu.
2 jam berlalu, aku masih menunggu hasil nilai ku.
.
Staf tadi mendatangi ku lagi.
"Nilai mu lolos selama kamu berhasil masuk ke SMA ini dengan beasiswa penuh, kamu berkewajiban untuk mempertahankan nilai semester dengan rata rata lebih dari 85"
"Huh aku berhasil? berapa nilai ku pak?" tanya ku kepo
"Nilaimu hampir sempurna 96"
"Bapak tidak bercanda?" tanya ku
"Apa kamu merasa jawaban mu betul semua?"
"Emm tidak pak, terima kasih banyak atas informasinya, kapan saya mulai sekolah?" tanya ku
"Besok, hari ini pengukuran sragam dulu, serta pemberian buku sekolah"
"Oh baik pak"
.
Jam 3 sore pulang.
Aku stand by di tempat karaoke, sebab di sinilah akan terjadi kejadian unik.
Jam 3.15
Siswi sekolah lama ku dengan Amagi datang ke sana.
Ringg!!
"Halo ibu ada apa?" tanya ku
"Kamu ada di mana, katanya pulang jam 12"
"Anu bu, aku sedang fokus buat konten lomba"
"Kapan baliknya, ibu sudah buat makan siang sebenarnya"
"Hmm aku akan kembali sekarang jika begitu bu"
"Hati hati di jalan"
.
Makan siang dulu, setelah itu kembali ke lokasi jam 5 sore, tepat saat Amagi dan temannya keluar dari tempat Karaoke.
Ia di ajak ke rumah teman wanitanya.
Pintu baru terbuka tapi ia langsung di tarik ke dalam oleh seorang laki laki.
"Masuk setelah pembunuhan atau sebelum ngesex ya" pikir ku
"Tapi jika ku bantu juga untuk apa ya, nanti bagaimana jika kabarnya seperti Saki, aku mau Chika tapi Chika yang oppainya gede" ucap ku dalam hati
"Hmm bantu sajalah, semoga saja dapat dua Chika" pikir ku
.
Berjalan ke lokasi dengan batang besi di tangan.
Duar!
Pintu ku dobrak namun tidak terbuka.
Ceklek
Pintu di buka dari dalam.
"Duh malu jika seperti ini"
.
"Mau apa kamu Haruka" tanya seorang wanita yang dulunya teman sekolah ku
"Keluarkan Amagi atau kalian ku laporkan ke polisi atas tuduhan penjualan manusia"
"Apa maksudmu di sini tidak ada Amagi" (Amagi sedang di lucuti pakaiannya)
"Jangan kira aku bodoh, aku di terima di SMA Shuchiin loh, cepat keluarkan Amagi"
"Jangan ikut campur urusan kami, pergi sana"
"Hmm baiklah tapi beberapa menit lagi polisi akan datang" ucap ku lalu pergi
"Tch"
.
Amagi di keluarkan dari sana sebelum sindrom neuronnya aktif.
Ku bantu dirinya berdiri lalu ku bawa masuk ke mobil ku.
"Tenang, kamu aman, kan sudah ku bilang untuk hati hati, kamu juga sih yang tidak peduli kata kataku, mereka itu hanya mulutnya yang manis di awal" ucap ku padanya sambil menyetir
"Bagaimana kamu bisa membantu ku?"
"Aku tau dirimu itu cantik polos dan mudah di manfaatkan, karena aku prihatin padamu, jadinya aku menolong mu, selama dua hari aku membuntuti mu, namun tidak sampai ke rumah mu"
"Oh jadi kamu penuntit yang di bicarakan itu"
"Aku bukan, aku hanya membuntuti mu saat kamu keluar dengan teman wanita mu saja, jika kamu keluar sendiri aku tidak peduli"
"Terima kasih telah membuat ku, maaf aku tidak peduli akan kata kata mu waktu itu"
"Tidak masalah, kamu mau ku antar pulang?"
"Tidak ke kantor polisi saja?" tanya Amagi
"Tidak bisa, orang orang di sana itu punya uang semua, kamu malah akan kalah di sidang nanti malahan" balas ku
"Aku punya uang, keluarga ku juga lumayan kaya"
"Yakin kaya? 1 miliar yen ada?" tanya ku
"Eh sebanyak itu?"
"Jangan lupa Amagi san, mereka anaknya pejabat"
"Lalu masa aku harus diam saja?"
"Kamu harus diam sebaiknya, kamu itu minor di bagian mayoritas orang jahat, lebih baik pindah sekolah agar terlepas dari mereka"
"Oh benar juga, bagaimana kabar mu saat ini, katanya kamu masuk sekolah elit Shuchiin, jalur beasiswa prestasi lagi"
"Lancar dong, nilai ku 96, aku lolos dengan mudah"
"Wow, aku dengar kamu itu sebenarnya kan ranking bawah bukanya, katanya Ryu kun juga ia pernah mendaftar di sana tapi cuma dapat nilai 7/100"
"Ya memang, tapi orang bejo itu lebih mujur daripada orang pintar, mungkin tuhan sedang baik"
.
"Aku mau di ajak kemana?" tanya Amagi tiba tiba panik
"Kamu maunya kemana, ke apartemen ku mau?" tawar ku
"Tidak mau" balas Amagi sekarang lebih panik
"Jangan mikir aneh aneh, aku mengajak mu ke rumah ku sebab aku mengajak mu makan malam, sekarang sudah jam 6 kan, di sana juga ada ibuku"
"Kamu tidak ada niatan seperti orang orang tadi kan?"
"Tidaklah, aku ini laki laki keren asal kamu tau, aku boleh di lihat cupu, tapi lihatlah sekarang, apa yang kita tumpangi"
"Ini mobil mu?" tanya Amagi
"Tidak, ini mobil tunjangan pekerjaan ku"
"Hmm ku kira kamu pemuda sukses"
"Loh aku sukses loh, coba di pikir mana ada pekerjaan rendah yang memberikan tunjangan mobil? tidak ada kan"
"Benar juga, lalu apa pekerjaan mu?"
"Bikin ilustrasi novel"
"Kamu ilustrator terkenal?"
"Kamu tau novel Jujutsu Kaisen dan Sword art Online?" tanya ku
"Tau"
"Pernah baca yang edisi baru?"
"Belum, tapi dari info yang ku tau, novel itu laris manis di sini"
"Nah itu karena aku juga, ilustrasi ku bagus, jadi novelnya bagus"
.
Jam 6.10 sampai di apartemen ku.
"Langsung masuk?" tanya Amagi
"Kan ini apartment ku"
"Lanjutkan jika begitu"
.
.
"Ini pacar mu Haruka?" tanya ibu
"Tidak tante, saya temannya di sekolah lamanya dulu"
"Oh ku kira anak ku yang lumayan ganteng ini pacar mu, siapa nama mu?"
"Nama saya Chika Amagi"
"Ia ku ajak makan kemari bu, ia sedang dapat halangan, jika tidak ada makanan lebih biar ku suruh keluar saja dia" ucap ku
Amagi menatap ku
"Jangan seperti itu Haruka, ia kan tamu, mari Amagi chan, makanannya banyak kok"
.
Jadilah kami bertiga makan bersama.
.
Selesai makan ku antar Amagi ke rumahnya.
.
Besoknya awal masuk sekolah, satu kelas dengan Miyuki Shirogane.
"Perkenalkan nama ku Haruka Hamiya, mohon bantuannya selama saya sekolah di sini" ucap ku
"Kamu masuk ke sini dapat nilai berapa?" tanya Miyuki
"96" balas ku
"Sial aku kalah 0,5 nilai" ucap Miyuki dalam hati
"Kamu sudah ada pacar?" tanya Chika
"Belum, aku masih open slot jika ada yang mau jadi pacar ku"
"Jangan kepedean muka pas pasan seperti itu" balas Chika
"Loh muka pas pasan tapi dompet ku masukan uang 10 rb an saja tidak muat" kata ku
"Mantap!" teriak para laki laki
"Gasak cuy" ucap para perempuan
"Stop stop, aku masih mau tanya dulu, shuttt diam diam" ucap Chika
"Nanti saja tanyanya, kita kejar pelajaran dulu, satu minggu lagi ada ujian"
"Huh baik pak"
.
Aku duduk di dekat Miyuki.
Mengikuti pelajaran dengan otak pas pasan ku.
.
Jam 9.30
Saat jam istirahat.
"Mau ikut makan?" tanya Miyuki padaku
"Boleh saja, mau makan di mana?"
"Di ruang osis"
"Ah benar juga apa osis masih membuka lowongan?" tanya ku
"Kamu tidak tau kah?"
"Tau apa?" tanya ku balik
"Murid beasiswa otomatis masuk ke osis, kamu kan kelas dua jadi kemungkinan akan langsung masuk ke pengurus"
"Eh semudah itu?"
"Susah bro, di sekolah ini hanya ada kita berdua yang masuk lewat beasiswa prestasi dan bisa full beasiswa"
"Bukan, maksud ku kok tidak ada seleksi tambahan gitu"
"Sudahlah nanti akan ku ceritakan alasannya, intinya sih siswa beasiswa di tuntut untuk aktif organisasi"
.
Ku makan berdua di ruang osis lalu Kaguya menyusul, lalu Ishigami, Chika, dan terakhir Lino.
"Mari kita sambut anggota osis terbaru kita, Haruka Hamiya" ucap Chika
"Namamu hampir seperti nama sodara ku, apa kamu kaya juga?" tanya Kaguya
"Tidak tidak, aku hanya rakyat biasa saja"
"Hey Haruka senpai aku belum menanggap mu, kamu bahkan tidak ikut seleksi osis tapi langsung bisa join, ke pengurus langsung lagi, aku sebagai ketua disiplin menolak tegas adanya dirimu" ucap Lino
"Sudah biarkan saja, lagian pak kepala juga yang memberikan, mari makan saja keburu jam istirahat habis" saran Ishigami
"Ne ne Haruka apa kamu tertarik pada klub game?" tanya Chika
"Tidak terlalu, aku menghabiskan waktu luang ku untuk bekerja sebabnya"
"Whoo kamu sudah bekerja?" tanya Miyuki
"Yap kerja aku harus menghidupi keluarga ku sebabnya"
"Ayahmu kemana?" tanya Lino
"Ayahku pergi, sekarang tinggal aku dan ibuku saja"
"Kerja mu apa?" tanya Miyuki dengan semangat
"Menggambar" balas ku
"Kamu pembuat komik!" teriak Chika dan Ishigami
"Bukan, aku hanya ilustrator light novel"
"Oh tidak seru" balas Chika
"Jangan di rendahkan Chika chan, Haruka adalah orang yang kuat loh, kita saja paling setelah sekolah hanya bermain saja" ucap Kaguya
"Tapi itu benar benar tidak seru, btw apa Haruka sodara mu membuka lowongan istri kedua?" tanya Chika
"Tidak, sodara ku itu berubah drastis ketika bertemu istrinya"
"Tapi aku sedikit bingung, kenapa kekayaan mereka terus bertambah ya, jika ku lihat grafik seharusnya mereka mengalami penurunan kekayaan ketika membangun perusahaan baru itu" ucap Ishigami
"Hmm aku curiga Haruka ngepet uang bank" ucap Miyuki
"Jangan aneh aneh ketua, Haruka itu berjiwa bisnis, jika aku waktu itu tidak menolak pasti sekarang aku sudah jadi istri orang terkaya di dunia"
"Hus jangan bayangkan jangan, tidak baik" ucap Miyuki
"Haha ketua cemburu sepertinya" ucap Chika
"Haruka senpai!!!" teriak Ishigami
"Apa?" tanya ku
"Kamu ini?" tanya Ishigami menujukan light novel Sword art online, bagian ilustrator
"Yap itu garapan ku"
"Gila, kamu menggambar seperti ini kenapa tidak jadi mangaka sekalian saja"
"Aku tidak suka menggambar cerita, proses rumit, jiwa seni ku bukan di situ"
"Tapi sangat di sayangkan loh, gambaran ini walaupun aku tidak baca keseluruhan aku bisa tau karakter tokohnya"
"Ya namanya juga ilustrasi ishigami kun"
.
.
"Gajimu berapa senpai?" tanya Lino
"Untuk pokok sama yaitu 250 rb yen, namun bonus ku terkahir ku terima ada 4,2 juta yen mungkin ada"
Miyuki langsung menengok padaku.
"Banyak ya" ucap ku
"Banyak, tapi kenapa kamu tidak melamar di perusahaan Shinomiya group saja?" tanya Kaguya
"Tidak, tempatnya jauh dari sini"
"Hmm oke oke, masuk akal"
"Apa ada hari libur?" tanya Miyuki
"Ya jika job selesai kerja ku habis"
"Tapi itu susah, sebab gambaran pasti ada revisi, lalu pasti ada deadline lagi, ku kira wajar sih gaji segitu, namun dari yang ku tau ilustrator itu bagi hasil dan bonus menyelesaikan satu buku kan?" tanya Ishigami
"Betul sekali, buku tidak laku di pasar bisa jadi kesalahan ilustrator juga" balas ku
"Kamu betah dengan tekanan kerja seperti itu?" tanya Chika
"Aku sudah punya gaya tersendiri dalam menggambar, jadi masalah ku bukan persaingan ilustrator lain, tapi cuma deadline dan hasilnya sesuai tidak seperti yang di inginkan penulis"
"Ohh" mereka dapat ilmu baru
.
Jam 2 siang sekolah selesai, inilah keunikan akademi ini, jam sekolah di buat lebih singkat agar siswanya bisa unggul di non akademik (ekskul dan organisasi)
Di ruang Osis
Hanya duduk di sofa.
"Aku pulang dulu, ada pekerjaan mendesak" aku pamit
"Baiklah hati hati di jalan" ucap Chika
.
Berjalan ke apartemen, selama 10 menit.
"Kamu kenapa di sini bre?" tanya ku pada Amagi di depan gerbang apartment
"Namaku Amagi Chika, jangan panggil bre, ini aku membuatkan mu kue" ucap Amagi sambil menyerahkan kotak putih
"Kamu tidak sekolah?" tanya ku
"Aku keluar dari sekolah itu, aku mendaftar di Shuchiin akademi"
"Kenapa nekat?" tanya ku
"Kamu yang suruh, aku coba coba, jika beruntung kan bisa masuk salah satu sekolah terelite"
Ku terima kuenya.
"Terima kasih ya, sudah pulang sana" suruh ku
"Kamu yakin bisa menghabiskan roti sebanyak itu?" tanya Amagi
"Hmmm di kode" ucap ku dalam hati
"Mau makan bersama?" tanya ku
"Tentu mau, mari masuk" balas Amagi
Di dalam rumah.
Ibu menyambut kami, ia mengambil kuenya lalu di potong dan di hidangan bersama teh untuk kita makan.
"Haruka kamu tidak ada pekerjaan hari ini?" tanya Amagi
"Tidak ada, job ku sudah terpenuhi bulan ini, tapi seminggu lagi mungkin ada job tambahan itupun jika aku menerima"
"Yang video kemarin sudah selesai memangnya?" ibu bertanya
"Nah jika video belum, nanti aku mau cari tokoh dulu untuk model video ku"
"Butuh mu berapa dan apa kelaminnya?" tanya ibu lagi
"1 wanita"
Amagi cengar cengir.
"Kenapa tidak pilih Chika chan saja?" tanya ibu
"Mungkin lebih baik jangan" ucap ku
"Aku bisa acting kok" kata Amagi
"Coba saja dulu Haruka kun, deadline pengumpulan kan tinggal 2 minggu kurang bukan?" kata Ibu
"Hmm, baik baik, kamu Amagi Chika, menginaplah di sini, sebab aku akan take video jam 9 malam nanti"
"Kamu mau buat video masyarakat atau video dewasa?" tanya Amagi panik
"Masyarakat namun dari sisi gelap, tapi saat ini aku akan take video untuk bagian mu dulu"
Amagi setuju.
Jam 4 sore take vidio.
"Ikuti teks nya jangan di improve" suruh ku
"Oke"
.
Amagi Chika~
Pandangan masyarakat kita mengenai kasus yang terjadi sekarang....
5 menit kemudian.
"Oke makasih kamu boleh pulang" ucap ku
"Lah keterlaluan sekali kamu, sudah ku bantu tapi mengusir ku balasannya"
"Ya mau apa lagi, take video ku bisa nanti malam, kamu beneran mau menginap di apartemen ku?" tanya ku memastikan
"Ya jika di izinkan tidak masalah, aku di rumah juga sendiri"
"Baiklah mari kembali dulu"
.
Di apartemen.
"Kamu mau pulang dulu untuk mandi atau apalah?" tanya ku
"Mau ambil pakaian dulu"
"Ya sudah sana" ucap ku
"Tidak kamu antar?"
"Di antar lah Haruka kun" suruh ibu
"Tuh dengar ibumu saja tau etikanya"
"Ya ya ya, ayo naik mobil"
.
Kami berdua naik mobil ke rumahnya.
Perjalanan selama 15 menit, ku tunggu di luar lalu 2 menit kemudian Amagi datang lagi di mobil dengan koper.
"Hey kamu mau traveling ke mana? kamu hanya menginap sehari loh"
"Tidak papa"
"Heh, aku tanya apa jawaban mu apa"
"Maksudku tidak masalah kan jika aku bawa koper, lagian aku juga tidak ada tas lain"
"Di bawa pakai tangan kan bisa"
"Aku tidak mau menujukan pakaian dalam mu padamu ya Haruka"
"Siapa juga yang mau lihat, masukan sana kopernya ke belakang, setelah ini aku ada kerja sebabnya"
"Katanya libur"
"Ibu Mina menyuruh ku menggambar untuk iklan promosi lagi"
"Oh ketua mu Bu Mina namanya, ya sudah ayo cepat agar kamu bisa lanjut kerja"
.
Kembali ke apartemen ku.
Mulai gambar dan di lihati terus oleh Amagi Chika.
"Bisa kamu hentikan itu, kamu membuat ku tidak fokus"
"Apa iya, btw kenapa tokoh mu gambarannya dengan pakaian bikini?"
"Temanya 4 musim, jadi bikini ada di musim panas, lihat lingkungannya"
"Owh"
.
Jam 7 malam, makan malam bersama.
Jam 9 take video di luar apartment.
Amagi jalan di samping ku.
Pertama jalan dulu ke minimarket.
"Mau beli apa?" tanya Amagi
"Beli rokok"
"Kamu merokok?"
"Lihat saja nanti"
.
Di depan kasir.
"Beli rokok seven stars 2 slop"
"Boleh saya lihat identitas anda?" tanya Kasirnya
Ku serahkan ktp ku.
Setelah di lihat kasir tadi memberikan kembali lalu memberikan aku 2 slop rokoknya.
Ku bayarkan sesuai harganya.
.
Selanjutnya ke tempat tongkrongan.
"Boleh saya video kalian?" tanya ku sambil memegang kamera
"Tidak, pergi sana"
"Ku berikan 2 bungkus rokok 20 kretek jika mau, ini hanya untuk video creatif, dengan tema gelap bukan berarti tidak bahagia"
"3 bungkus kami baru mau"
"Baiklah lupakan saja, bye"
"Hey hey 2 cukup, silahkan videokan, kami di suruh apa?"
"Cukup seperti tadi saja, tapi jangan merokok, sebab video ku pasti akan terkena sanksi"
"Baiklah"
.
Ku ambil video selama 1 menit lalu pergi.
.
"Kamu kenapa tidak pilih uang saja untuk di berikan?" tanya Amagi
"Masyarakat butuh rokok ketika berkumpul bukan butuh uang" balas ku
.
Lanjut ke tongkrongan lain caranya juga seperti tadi.
Hingga jam 11 malam baru kembali.
.
Di apartemen.
Amagi di kamar ku, ibu sudah tidur, sementara aku tidur di lantai kamar ku.
"Hey Haruka, apa kamu tidak ada ketertarikan pada seorang wanita?" tanya Amagi
"Ya ada"
"Oh ku kira gay" kata Amagi
"Jangan sembarangan jika bilang ya, aku ini laki laki normal"
"Tapi kenapa tidak ada rasa ketertarikan padaku gitu?"
"Kamu ini suka padaku ya, jangan aneh aneh aku ini orang jelek tidak pantas untuk mu" ucap ku
"Kenapa tidak, muka mu memang pas pasan tapi kamu itu orang terbaik yang pernah ku temui"
"Jangan menganggap aku baik, aku ini tidak baik, hanya kebetulan baik saja"
"Hmm"
Amagi turun dari ranjang, lalu duduk di atas ku
"Hey kamu tau ini posisi yang absurd loh" ucap ku padanya
Amagi menurunkan tubuhnya, hingga oppainya menyentuh dadaku.
"Iya aku tau, tapi apa kamu tau Haruka kun, aku remaja normal yang sedang menyukai laki laki yang ada di bawah ku ini"
"Tidak, tolong menyingkir dari atas ku"
"Kenapa tidak?"
"Aku tidak mau menikah" balas ku
Amagi tertawa.
"Kenapa menikah, Jepang tidak melarang sex bebas"
"Ya aku tau, tapi aku tidak suka dengan sex bebas, lagian aku ada wanita yang ku suka juga, jadi ku belum bisa menerima suka mu"
"Siapa?"
"Kepo ya, sudah sana menyingkir aku tidak suka di tindih begini, oppaimu terlalu bulat, dadaku sesak"
"Kamu beneran gay sepertinya, junior mu saja tidak berdiri ini" ucap Amagi saat menyentuh kemaluan ku
"Hey jangan sentuh sentuh"
Amagi meremasnya pelan.
"Hey Chika Amagi, kamu jangan keterlaluan ya, kamu wanita sopan kan?"
"Kamu aneh Haruka"
"Aku tidak aneh, tuh sudah berdiri, sudah sana kembali ke ranjang mu" suruh ku sambil mendorong tubuhnya
.
Jam 12 malam tidur.
.
Jam 6 pagi bangun.
"Ara ara Haruka Chika, kalian tidak lupa pakai pengaman kan tadi malam?" tanya Ibu
Aku terbangun.
Ku dapati Amagi yang tidur sambil memeluk ku di lantai.
"Huh, kenapa Amagi bisa di sini" tanya ku
"Jangan pura pura lupa sayang, katakan pada ibu apa kamu pakai pengaman?"
"Ibu bicara apa, aku ini masih murni"
Amagi terbangun karena debat kami.
"Kya kemana pakian ku Haruka!" teriak Amagi
"Masih kamu pakai, melek woi melek!" balas ku
"Oh masih aman ternyata"
Ku jelaskan pada ibu, lalu Amagi minta maaf sebab ini kesalahannya juga.
.
Jam 7.30 sarapan, lalu jam 9 pagi ku antar kembali Amagi ke rumahnya.
.
Next....